Friday, November 27, 2015

PRA PROSES DAN PROSES PADA PENGOLAHAN BAHAN PANGAN



1. Cleaning : Proses pemisahan kontaminan baik berupa debu, tanah, batu dan mikroorganisme dari bahan.
Tujuan
·      Terkait dengan bahan : Untuk memisahkan kontaminan dari bahan berupa bahan kimia, bagian tanaman (seperti akar), hewan, dan mikroorganisme.
·      Terkait dengan alat : Untuk mencegah kerusakan alat
·      Mempermudah proses selanjutnya

Mekanisme/prinsip dasar
·     Cara basah : Pelunakkan debu, kotoran,pestisida dan mikroorganisme dengan menggunakan media cairan seperti dengan cara perendaman, penyemprotan, pengapungan, ultrasonic dan pengetusan.
·    Cara kering : Penghilangkan debu, kotoran, pestisida dan mikroorganisme tanpa menggunakan cairan namun menggunakan udara atau panas seperti pengayakan, abrasi, penghembusan, magnetik, elektrostatik, radio isotop, sinar x.


Efek pada bahan
Bahan akan menjadi bersih dan terbebas dari pestisida, debu, mikroba.


2. Sortasi : proses pengklasifikasian bahan berdasatkan sifat fisiknya ( warna, bentuk, ukuran, dan berat).
Tujuan
·      Mempermudah tahap operasi/ proses berikut
·      Untuk proses dengan keseragaman transfer panas
·      Mempermudah pengontrolan berat
·      Mempermudah pengemasan
·      Meningkatkan nilai estetis
Mekanisme/prinsip dasar
Pemisahan bahan sesuai dengan karakteristik fisik yang sama dengan menggunakan alat tertentu yang akan secara otomatis memisahankan buah berdasarkan sifatnya.


Macam-Macam
l  Berdasarkan berat
l  Berdasarkan ukuran
l  Berdasarkan bentuk
l  Berdasarkan fotometrik
§  Sifat reflektan
§  Sifat transmitan



Efek pada bahan
bahan dengan tipe ukuran, bentuk, warna, dan berat yang sama akan mengelompok sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya

3. Grading : proses pengklasifikasian bahan berdasarkan kualitasnya
Tujuan
·      Mempermudah tahap operasi/ proses berikut
·      Untuk proses dengan keseragaman transfer panas
Mekanisme/prinsip dasar
Bahan dipisahkan berdasarkan ketuaan dan citarasa dengan metode pengujian secara laboratorium atau fisik


Macam-Macam
Cara grading
l  Uji lab
l  Pemisahan secara fisik



Efek pada bahan
Pengelompokan bahan dengan tipe kualitas ketuaan dan cita rasa yang sama sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya

4. Pengupasan : proses pelepasan kulit dan bagian bahan lain yang tidak diinginkan
Tujuan
      Memperbaiki kenampakan produk akhir
      Sesudah dikupas bahan bersih dan tidak rusak  
Mekanisme/prinsip dasar
Bahan dipisahkan dari kulit dan bagian bahan lain yang tidak diinginkan dengan menggunakan cara- cara tertentu seperti mekanis, khemis dan uap bertekanan serta flame pelling.


Macam-Macam
 


Efek pada bahan
§  Bahan bersih dari kotoran dan mikroorganisme
§  Pengurangan kadar air pada bahan

5. Pemotongan : proses pengecilan ukuran pada bahan.
Tujuan
      Memperoleh ukuran dan bentuk
      Mempercepat proses
      Mempermudah proses
      Mempermudah mixing dan blending
Mekanisme/prinsip dasar
         Bahan diChopping, dicutting, dislicing, didicing, dimilling atau diemulsifikasi dan dihomogenisasi sehingga ukurannya menjadi lebih kecil 



Macam-Macam
       Chopping, cutting, slicing, dicing
§  Besar menjadi sedang : clicing ( keju dan buah untuk canning)
§  Sedang menjadi kecil (slicing: bean, dicing: carrot)
§  Kecil menjadi granular ( minced: daging, flaked: ikan, shredded: sayuran)
         Milling: menjadi bubuk/pasta ( tepung, gula halus, pati, smooth pasta)
         Emulsifikasi dan homogenisasi (susu, mentega, ice cream) 



Efek pada bahan
§  Bahan berukuran menjadi lebih kecil sehingga mempermudah proses selanjutnya

6. Blanching : pemanasan pendahuluan dalam pengolahan pangan. Blancing merupakan tahap pra proses pengolahan bahan pangan yang biasa diakukan dalam proses pengalengan, pengeringan sayuran dan buah-buahan.
Tujuan
      Inaktivasi enzim
      Cleaning dan pengurangan kandungan mikroba
      Mempertahankan dan memperbaiki warna
      Memperlunak jaringan
      Memperbaiki tekstur
      Pengeluaran gas seluler
Mekanisme/prinsip dasar
bahan kontak langsung dengan air panas sehingga bahan akan banyak kehilangan komponen-komponen yang bersifat larut dalam air. Suhu yang digunakan sekitar 75 – 100oC. Tetapi dapat juga menggunakan uap. Tekanan uap yang digunakan pada tekanan atmosfer ataupun pada tekanan yang lebih rendah.Dan juga dapat menggunakan mikrowave. Cara ini dilakukan dengan menaruh bahan dan didiamkan dalam mikrowave. Dengan keadaan bahan yang dikemas dalam wadah tipis(film bag).


Macam-Macam
      Dengan air panas
      Dengan uap
      IQB (individual quick blanching)
      microwave


Efek pada bahan
      memperbaiki warna pada bahan
      Memperlunak jaringan bahan
      Memperbaiki tekstur bahan

7. Penyimpanan beku : Penyimpanan bahan pangan dengan suhu lebih rendah dari titik beku maksimal -18c
Tujuan
n  Kristalisasi air dalam bahan pangan
n  Water activity bahan rendah
n  Menurunkan total mikroba
n  Perusakan mikroba
Mekanisme/prinsip dasar
Terjadi transfer panas dari bahan ke lingkungan dan juga terjadi migrasi air intraseluler sehingga terjadi dehidrasi dan pengkerutan, keasaman turun, migrasi komponen kimia, permiabilitas sel hilang


Macam-Macam
Pembekuan cepat
      Kristal es kecil
      Kerusakaan mikroba rendah
      Kerusakan tekstur kecil
      Kerusakan khemis kecil
Pembekuan lambat
      Kristal es besar
      Kerusakan mikroba tinggi
      Kerusakan tekstur besar
      Kerusakan khemis besar


Efek pada bahan
        

8. Penyimpanan dingin : Penyimpanan bahan pangan dengan antara 4 – 21 0C
Tujuan
·         Mencegah pertumbuhan bakteri termofilik dan sebagian mesofilik
·         Menurunkan perubahan enzimatik dan mikrobiologi
·         Menghambat respirasi
Mekanisme/prinsip dasar
Terjadi transfer panas dari bahan ke lingkungan.


Macam-Macam
·         Pendinginan cepat


Efek pada bahan
§  Pelunakan tekstur
§  Terbentuk racun
§  Warna memucat

9. Pasteurisasi : Perlakuan panas dengan suhu <100 0C , untuk pengawetan

Tujuan
      pengawetan
      Merusak mikroba patogen, mikroba penghasil racun, yeast dan jamur
Mekanisme/prinsip dasar
Terjadi perpindahan lingkungan ke bahan


Macam-Macam
Pasteurisasi dalam wadah
      Dilakukan sesudah filling
      Selisih wadah dan air pemanas maks 20 0C
      Selisih wadah dengan air pendingin maks 10 0C
      Perlu pre heating
Pasteurisasi tanpa wadah
      Perlu aerasi sebelum pasteurisasi


Efek pada bahan
      Warna memucat
      Flavor lebih terasa karena penguraian zat- zat tertentu
      Aroma lebih karena penguraian senyawa volatil
      Penurunan kandungan vitamin C dan karoten

10. Sterilisasi : Perlakuan panas dengan suhu >100 0C.
Tujuan
      Merusak mikroba secara keseluruhan
      Merusak aktivitas enzim
      Untuk pengawetan >6 bulan
Mekanisme/prinsip dasar
Terjadi perpindahan lingkungan ke bahan


Macam-Macam
Dalam wadah
l  Wadah: kaleng, botol/gelas, plastik
l  Syarat pengisian
§  Akurat
§  Letak wadah memungkinkan pengisian maksimum
§  Otomatis
§  Fleksibel
§  Sanitasi baik
Tanpa wadah


Efek pada bahan
      Warna memucat
      Flavor lebih terasa karena penguraian zat- zat tertentu
      Aroma lebih karena penguraian senyawa volatil
      Penurunan kandungan vitamin C dan karoten
      Tekstur lunak
      Aktivitas enzim dan mikroorganisme benar- benar berhenti

11. Exhausting : Menghilangkan udara dan gas dalam head space
Tujuan
      Menghilangkan udara dan gas dalam head space
      Menghambat korosi, oksidasi, pertumbuhan mikroba, penggembungan kaleng
Mekanisme/prinsip dasar
Pemanaskan wadah yang berisi bahan dengan uap air yang bertujuan untuk mendorong agar udara (O2) keluar. Proses ini dilakukan pada bahan yang akan dilakukan penutupan


Macam-Macam
·         Mechanik ekshausting
§  Filling keadaan dingin, kemudian vakumising, degasing atau vacuum filling
§  Tidak cocok untuk
ü  Bahan viskus
ü  Bahan menghasilkan gas saat pemanasan
·         Hot filling
§  Pengisian dekat titik didih
§  Langsung ditutup dan didinginkan
§  Perlu pre heating
§  Kerugian: terjadi kondensasi, dan pendinginan lokal, kehilangan vakum
·         Hot ekshausting
§  Wadah berisi bahan dilewatkan water bath/ steam chamber  80 -95 0C
§  Segera ditutup
§  Dikombinasi dengan hot filling
·         Steam flow closing
§  Bag atas dialiri uap kemudian ditutup
§  Perlu pre vacuumising dan hot filling




Efek pada bahan
      Warna memucat
      Flavor lebih terasa karena penguraian zat- zat tertentu

12. Thawing : Proses pencairan kembali bahan-bahan yang dibekukan
Tujuan
§  Reabsorpsi cairan oleh dinding sel
§  Mengurangi kerusakan tekstur
§  Mengurangi dripping
Mekanisme/prinsip dasar
Transfer panas dari bahan ke lingkungan


Macam-Macam
§  Dibiarkan dalam suhu ruang
§  Direndam air/dialiri air   


Efek pada bahan
      Bahan menjadi lunak kembali

Pengeringan : penghapusan sebagian besar air, biasanya hadir dalam bahan makanan, dengan penguapan atau sublimasi, sebagai akibat dari penerapan panas.
Tujuan
      untuk memperpanjang umur simpan tersebut 
      Merusak mikroba patogen, mikroba penghasil racun, yeast dan jamur
Mekanisme/prinsip dasar
mengurangi kelembaban yang tersedia, atau aktivitas air  ke tingkat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme pembusukandan patogen, serta mengurangi aktivitas enzim dan tingkat di mana tidak diinginkan perubahan kimia terjadi. 


Macam-Macam
   Cabinet (Tray) Drier
Alat ini menghilangkan kelembapan bahan menjadi bahan kering. Alat ini menguapkan kadar air dalam bahan sehingga berat bahan berkurang karena kadar air banyak yang hilang.
      Tunnel Drier
Alat pengring terowongan yang arah aliran udaranya searah. Ukuran bahan seragam
      Conveyor (Belt) Drier
Bahan makanan melalui terowonganpengeringan pada konveyor berlubang, terbuat dari berengsel, pelat logam berlubang atau kawat atau plastic mesh. Udara panas biasanya mengalir melalui sabuk dan lapisan makanan, ke atas pada tahap awal pengeringan dan ke bawah pada tahap selanjutnya. 

      Untuk pengeringan partikulat bahan sebagian dikeringkan dalam terowongan atau kering conveyor. Dibutuhkan bentuk kapal dilengkapi dengan dasar berlubang. Produk kering sebagian dimuat ke kapal untuk sampai dengan 2 m dalam. Udara kering, tetapi relative sejuk, merembes ke atas melalui tempat tidur perlahan-lahan

   Fluidised Bed Drier
sistim pengeringan yang lebih sesuai diperutukan bagi bahan/material yang bobotnya relatif ringan (bentuknya dapat saja berupa bubuk/tepung, kristal, ganular dsbnya) dengan mekanisme pengeringan secara umum adalah:
Bahan/material yang akan dikering dimasukkan secara konstan dan kontinyu kedalam ruang pengering, kemudian didorong oleh udara panas yang terkontrol dengan volume dan tekanan tertentu, selanjutnya bagi bahan/material yang telah kering (karena bobotnya sudah lebih ringan) akan keluar dari ruang pengeringan menuju siklon untuk ditangkap dan dipisahkan dari udara, namun bagi bahan/material yang halus akan ditangkap oleh pulsejet bag filter.

      Partikel makanan yang disampaikan dalam aliran udara panas melalui ducting cukup panjang untuk memberikan waktu pengeringan yang diperlukan. Sangat cocok untuk partikel yang relatif kecil dan kecepatan udara yang tinggi yang digunakan, dalam kisaran 10-40 m s-1. Partikel partikel kering dipisahkan dari aliran udara dengan pemisahsiklon atau filter. Penampang dapat disusun secara vertical maupun horizontal.  Pengering Tunggal vertical digunakan untuk menghilangkan  kelembaban permukaan.
      Rotary Dryer
Rotary drier digunakan untuk mengeringkan bahan tepung seperti tepung tapioka,terigu,ganyong,uwi dll dengan kapasitas kontinyu. Mesin ini juga dapat digunakan untuk mengeringkan pasir,silika atau bahan bentuk tepung lainnya yang sifatnya semi basah. Menerima ukuran dengan kapasitas 10-250 kg/jam uap air yang dipanaskan.




Efek pada bahan
   penyusutan dapat mengubah ukuran dan bentuk.
   Perubahan warna juga dapat terjadi warna dan tekstur mungkin jauh lebih rendah daripada yang dari bahan segar.
   Perubahan rasa mungkin terjadi selama
pengeringan makanan padat atau cair, sebagai akibat dari kehilangan senyawa yang mudah menguap rasa
dan  atau pengembangan rasa matang. 
   Penurunan nilai gizi makanan dapat disebabkan oleh dehidrasi. Secara khusus, kehilangan vitamin C dan A

10. Evaporasi :  proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). 
Tujuan
·         Meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan sebelum diproses lebih lanjut. Sebagai contoh pada pengolahan gula diperlukan proses pengentalan nira tebu sebelum proses kristalisasi, spray drying, drum drying dan lainnya
·         Memperkecil volume larutan sehingga dapat menghemat biaya pengepakan, penyimpanan dan transportasi
·         Menurunkan aktivitas air dengan cara meningkatkan konsentrasi solid terlarut sehingga bahan menjadi awet misalnya pada pembuatan susu kental manis

Mekanisme/prinsip dasar
Pengambilan sebagian uap air yang bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan makanan cair.


Macam-Macam
·         Vacumm pans
Sebuah panci setengah bola dilengkapi dengan jaket uap dan tutup tertutup, terhubung ke sistem vakum, adalah jenis yang paling sederhana dari evaporator vakum digunakan diindustri.

·         Short Tube Vacuum Evaporators
Jenis evaporator terdiri dari calandria terdiri dari seikat vertikal pendek tabung dikelilingi oleh jaket uap, yang terletak di dekat bagian bawah kapal besar Tabung biasanya 25-75 mm dan 0,5-2,0 m panjang. Cairan yang terkonsentrasi biasanya mencakup calandria. uap kondensasi di bagian luar tabung memanaskan cairan menyebabkan ia naik alami konveksi. 
·         Long Tube Evaporators
Ini terdiri dari kumpulan tabung panjang, 3-15 m panjang dan 25-50 mm, terkandung dalam shell vertikal ke dalam mana uap diperkenalkan. Uap kondensasi pada bagian luar tabung menyediakan panas penguapan. Terdapat tiga pola aliran cairan melalui evaporator tersebut.
·         Plate evaporator
Dalam evaporator ini terdapat sebuah pelat penukar panas, mirip dengan yang digunakan mempasteurisasi  dan mensterilkan cairan. Cairan tersebut dipompa melalui penukar panas, melewati di satu sisi perakitan pelat, sementara uap melewati di sisi lain. Jarak antara piring lebih besar dari yang di pasteurisers untuk mengakomodasi uap yang dihasilkan selama penguapan. itu
cair biasanya mengikuti pola naik turun Film aliran. Namun, desain yang menampilkan hanya jatuh Film pola aliran juga tersedia. Campuran cairan dan uap meninggalkan calandria masuk ke dalam separator siklon. Uap dari pemisah tersebut masuk ke kondensor atau ke dalam jaket pemanasan berikutnya
 
·         Agitated Thin Film Evaporators
Untuk bahan yang sangat kental dan / atau bahan yang cenderung busuk, perpindahan panas dapat ditingkatkan dengan terus menyeka lapisan batas pada perpindahan panas permukaan. Sebuah film evaporator gelisah tipis terdiri dari cangkang uap berjaket dilengkapi dengan poros, terletak di pusat berputar membawa pisau yang menghapus bagian dalam permukaan shell. Shell mungkin silinder dan dipasang baik secara vertical maupun horizontal. Kerang Horizontal mungkin berbentuk kerucut, penyempitan di arah aliran cairan. Mungkin ada izin tetap sebesar 0,5-2,0 mm antara tepi bilah dan permukaan dalam shell. 
 


Efek pada bahan
a) Peningkatan viskositas.
Selama proses evaporasi terjadi penguapan pelarut sehingga konsentrasi larutan meningkat akibatnya viskositas larutan juga meningkat. Peningkatan konsentrasi larutan menyebabkan terjadi kenaikan titik didih. Suhu penguapan titik didih larutan lebih tinggi daripada pelarut murni pada tekanan yang sama, larutan yang makin pekat titik didih makin tinggi.
Larutan yang semakin pekat, maka semakin tinggi titik didihnya. Peningkatan konsentrasi ditandai dengan kenaikan derajat brix pada larutan. Sebagai contoh pada pengolahan gula merah karena proses evaporasi terjadi peningkatan derajat brix dari 15-18° brix menjadi 70° brix.
b) Kehilangan aroma atau warna
Komponen aroma dan flavor pada beberapa bahan cairan seperti pada jus buah lebih mudah menguap daripada air. Jika bahan tersebut dievapoasi akan menyebabkan penurunan kualitas pada konsentrat yang dihasilkan. Hal ini dapat dicegah dengan cara memisahkan komponen yang mudah menguap dengan cara destilasi fraksional. . Dari hasil destilasi diperoleh essens. Selanjutnya essens tersebut dicampurkan lagi pada konsentrat
c) Pencoklatan.
Beberapa bahan yang banyak mengandung gula pada proses evaporasi akan mengalami pencoklatan. Pencoklatan akan lebih intensif bila proses evaporasi dilakukan pada suhu tinggi atau pada kondisi basa (pH tinggi). Pencoklatan terjadi karena reaksi maillard atau karena karamelisasi. Pada beberapa pengolahan terjadinya pencoklatan selama proses evaporasi memang dikehendaki seperti misalnya pada pengolahan gula kelapa, kecap dan sebagainya. Namun demikian, pencoklatan yang berlebihan dapat menurunkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada beberapa pengolahan seperti pengolahan susu, gula pasir dan lainnya proses pencoklatan evaporasi tidak diinginkan. Untuk mencegah terjadinya pencoklatan tersebut proses evaporasi dilakukan pada suhu rendah. Hal ini dapat dicapai dengan menurunkan tekanan evaporator dan api di bawah tekanan atmosfir (vakum). Proses evaporasi pada pH rendah juga dapat mengurangi terjadinya pencoklatan namun akan menyebabkan terjadinya inverse sukrosa (Praptiningsih, 1999)
d) Pembentukkan buih.
Pembentukkan buih pada proses evaporasi dapat menghambat transfer panas.
e) Kerusakan bahan.
Pada proses evaporasi yang terjadi pada bahan-bahan yang peka terhadap panas akan mengakibatkan kerusakan bahan. Beberapa komponen gizi yang sensitif terhadap panas akan mengalami kerusakan pada proses evaporasi yang dilakukan pada suhu tinggi. Beberapa komponen gizi tersebut antara lain adalah vitamin C, vitamin A, protein dan sebagainya
f) Pembentukkan kerak.
Sebagian besar kandungan dari larutan gula 40% yang digunakan dalam percobaan adalah sukrosa yang merupakan komponen monosakarida yang pada umumnya memiliki dapat mengalami karamelisasi jika dipanaskan pada suhu yang melebihi titik didihnya. Warna coklat yang terjadi pada larutan gula yang dipanaskan akan semakin gelap dan larutan menjadi semakin pekat (karena pemanasan menyebabkan tingginya viskositas larutan) bila pemanasan dilakukan semakin lama. Hal ini dapat dilihat dari data pengamatan dimana pada perlakuan pemanasan selama 15 menit warna larutan semakin gelap dan kepekatan yang diamati dari pengukuran dengan menggunakan refraktometer pada perlakuan setelah pemanasan 15 menit adalah 34 (memiliki nilai paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya)




ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...