RISET OPERASIONAL
“Analisa Jaringan PERT (Program Evaluation
and Review Technique) dan CPM (Critical Path
Method )”
TUGAS
PAPER
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Riset Operasional
oleh :
FRIDA
MASLIKHAH NIM 101710101064
Kelas A
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2012
1.
Ruang lingkup Manajemen Proyek
Proyek
atau Project adalah suatu kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan yang
harus dilakukan dalam urutan-urutan tertentu sebelum keseluruhan tugas-tugas
proyek dapat diselesaikan. Kegiatan-kegiatan dalam proyek ini saling berkaitan
dan berhubungan dalam suatu urutan yang logis, dalam artian bahwa beberapa
kegiatan tidak dapat di mulai sampai kegiatan-kegiatan yang lainnya terlebih
dahulu di selesaikan.
Manajemen proyek
adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Namun ada juga yang
mendefinisikan manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin
dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan
menggunakan tehnik pengelolaan modern untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya, serta memenuhi keinginan para
pelanggan.
Menurut
Dimyati (1999), dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan
merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan
karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencanaan yang lain,
yaitu :
a. Penyusunan
jadwal (scheduling), anggaran
(budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan
sumber organisasi yang lain.
b. Proses pengendalian (controlling).
Manajemen
Proyek meliputi tiga fase, yaitu :
a.
Perencanaan
Fase
ini mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, dan organisasi timnya.
b.
Penjadwalan
Fase ini
menghubungkan orang, uang,
dan bahan untuk kegiatan khusus
dan menghubungkan masing-masing
kegiatan satu dengan yang lainnya.
c.
Pengendalian
Perusahaan mengawasi
sumber daya, biaya,
kualitas, dan anggaran.
Perusahaan juga merevisi atau mengubah
rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar dapat
memenuhi kebutuhan waktu dan biaya.
Hiller
(1990), menyatakan tujuan manajemen
proyek adalah sebagai berikut:
a. Tepat
waktu (on time) yaitu waktu atau jadwal yang merupakan salah satu sasaran utama
proyek, keterlambatan akan mengakibatkan kerugian, seperti penambahan biaya,
kehilangan kesempatan produk memasuki pasar.
b. Tepat
anggaran (on budget) yaitu biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran
yang telah ditetapkan.
c. Tepat spesifikasi (on
specification) dimana proyek harus sesuai dengan.
Manajemen
proyek merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, skill, tools dan teknik untuk
aktivitas suatu proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan dan
harapan dari sebuah proyek. Ruang lingkup proyek meliputi permintaan proses
yang termasuk dalam segala kegiatan kerja, dan hanya kegiatan yang diperlukan
agar proyek berjalan dengan sukses. Ruang lingkup manajemen proyek merupakan
hal yang paling utama dalam hal mendefinisikan dan mengontrol apa saja yang
terlibat dalam proyek.
Ruang lingkup manajemen proyek
secara keseluruhan meliputi 8 bagian yang saling berkaitan dan memberikan
pengaruh satu sama lain dalam pemerolehan hasil/tujuan, yaitu :
1. Manajemen perencanaan dan ruang lingkup proyek
Manajemen
ruang lingkup proyek meliputi permintaan proses yang termasuk dalam segala kegiatan
kerja, dan hanya kegiatan yang diperlukan agar proyek berjalan dengan sukses.
Manajemen ruang lingkup merupakan hal yang paling utama dalam mendefinisikan
dan mengontrol apa saja yang terlibat di dalam proyek.
2. Manajemen waktu (time management)
Manajemen
waktu proyek meliputi proses yang dibutuhkan untuk memenuhi waktu penyelesaian
proyek.
3. Manajemen sumber daya (resource management)
Manajemen sumber daya meliputi
sumber daya apa saja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
4. Manajemen biaya (cost management)
Manajemen
biaya proyek meliputi proses yang dilibatkan di dalam perencanaan, membuat
estimasi, biaya, dan pengawasan biaya dari proyek yang dapat diselesaikan
sesuai dengan budget yang sesuai dan telah disetujui.
5. Manajemen kualitas (quality management)
Manajemen kualitas meliputi mutu
produk yang dihasilkan pada proyek yang dijalankan.
6. Manajemen komunikasi (communications management)
Manajemen komunikasi meliputi
komunikasi antar pekerja dalam proyek dalam penyelesaian proyek agar sesuai
dengan waktu yang telah disepakati.
7. Manajemen resiko (risk management)
Manajemen resiko suatu proyek
meliputi proses yang dikaitkan dengan pelaksanaan merencanakan manajemen
resiko, mengidentifikasikan, menganalisa, merespon, dan mengawasi jalannya
proyek.
8. Manajemen usaha (procurement management)
Manajemen usaha meliputi pelaksanaan
proyek dalam usahan menghasilkan produk dalam waktu yang telah disetujui
sebelumnya. Waktu pengerjaan biasanya diharapkan seminimal mungkin.
2. pengertian
konsep dasar PERT dan CPM
·
PERT
PERT merupakan
singkatan dari Program
Evaluation and Review
Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program). Teknik PERT
adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan
produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu
pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini
memungkinkan dihasilkannya suatu
pekerjaan yang terkendali
dan teratur, karena jadwal
dan anggaran dari
suatu pekerjaan telah
ditentukan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
Tujuan dari
PERT adalah pencapaian
suatu taraf tertentu
dimana waktu merupakan dasar
penting dari PERT
dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Metode PERT
digunakan dalam peranan
yang sangat penting
bukan hanya dalam hal
peningkatan akurasi penentuan
waktu aktifitas, tetapi
juga dalam hal pengkoordinasian dan
pengendalian kegiataan yang
bervariasi dan bergantung
pada banyak faktor. Dengan kata lain PERT mengatasi masalah variabilitas
waktu aktifitas saat melakukan penjadwalan proyek.
·
CPM
CPM
adalah singkatan dari Critical Path Method
(metode jalur kritis) adalah suatu
metode perencanaan dan
pengendalian proyek yang merupakan sistem
yang paling banyak digunakan
diantara semua sistem
yang memakai prinsip pembentukan
jaringan. Dengan CPM, jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
berbagai tahap suatu proyek dianggap
diketahui dengan pasti, demikian pula
hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan
biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.
CPM
membuat asumsi bahwa waktu aktifitas diketahui pasti, sehingga hanya diperlukan
satu faktor waktu untuk setiap aktifitas, sedangkan pada CPM dipakai cara
deterministik, yaitu memakai
satu angka estimasi.
Jadi, jangka waktu
untuk menyelesaikan
pekerjaan dianggap diketahui,
kemudian pada tahap
berikutnya diadakan pengkajian lebih lanjut untuk memperpendek jangka
waktu.
Teknik penyusunan
jaringan kerja yang
terdapat pada CPM, sama
dengan yang digunakan pada
PERT. Perbedaan yang
terlihat adalah bahwa
PERT menggunakan activity oriented,
sedangkan dalam CPM menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak
panah menunjukkan pekerjaan dengan
beberapa keterangan aktivitasnya, sedang
event oriented pada
peristiwa yang merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.
Untuk
menentukan waktu penyelesaian proyek, maka harus diidentifikasi apa yang disebut
jalur kritis. Untuk menyelesaikan
proyek, semua jalur harus
dilewati. Oleh karena iu, harus ditentukan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk berbagai jalur tersebut,
jalur terpanjang yang
dilewati menentukan total
waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Jika aktifitas
pada jalur terpanjang ditunda, maka seluruh proyek akan
mengalami keterlambatan. Aktifitas jalur terpanjang merupakan aktifitas jalur
kitis, dan jalur terpanjang itu disebut jalur kritis. Dalam metode PERT dan CPM
masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta
anggaran biayanya dengan maksud
pekerjaan-pekerjaan yang telah
terjadwal dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya.
3. Metode
perhirtungan CPM dan PERT
Metode perhitungan CPM dan PERT
dilakukan dengan :
1.
Menggambarkan network suatu proyek
sesuai jalur pada masing-masing proyek.
2.
Mengestimasi waktu masing-masing
aktivitas.
3.
Menganalisis seluruh diagram
network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian.
4.
Menentukan jalur kritis
Untuk
menentukan lintasan kritis diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perhitungan Maju
(forward computation).
Pada perhitungan
maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event.
Tujuannya ialah menghitung saat yang paling cepat terjadinya event dan saat
paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TE, ES, dan
EF).
b. Perhitungan Mundur (backward computation).
Pada perhitungan
mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event.
Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya event dan saat
paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan
LF).
c. Perhitungan
kelonggaran waktu (float atau slack)
Float memberikan
sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah jaringan kerja, ini
dapat dipakai pada waktu penggunaan jaringan kerja dalam praktek dan
memungkinkan digunakan pada waktu.
4. Persamaan dan perbedaan PERT dan CPM
Persamaan
antara metode PERT dan CPM adalah :
a.
Sama-sama membentuk lintasan dari
suatu kegiatan.
b.
Membutuhkan waktu dalam
pelaksanaan kegiatan.
c.
Sama-sama digunakan untuk
menangani suatu proyek.
d.
Harus melaksanakan pendataan waktu
setiap operasi sehingga dapat menggunakan waktu semaksimum mungkin dan dengan
pembiayaan yang seminimum mungkin.
Pada prinsipnya
yang menyangkut perbedaan
PERT dan CPM
adalah sebagai berikut :
a. PERT digunakan
pada perencanaan dan
pengendalian proyek yang belum
pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang
sudah pernah dikerjakan sehingga
data, waktu dan biaya setiap unsur
kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
b. Pada PERT
digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis
informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk
menyelesaikan suatu proyek.
c. Pada PERT yang
ditekankan tepat waktu, sebab
dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
d. Dalam PERT
anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM
tanda panah adalah kegiatan.
5. Contoh
kasus/perhitungan
1.
Contoh soal metode CPM
Suatu pabrik pembangkit tenaga listrik direncanakan untuk dibangun dimana proyek tersebut terdiri dari beberapa aktivitas. Aktivitas pertama adalah merancang pabrik kemudian dilanjutkan dengan memilih
lokasi,
memilih
pemasok, pegawai, dll. Sehingga urutan
aktivitas dan waktu penyelesaian aktivitas dirangkum sebagai berikut :
Pertanyaan
:
a. Buat jaringan kerja
b. Tentukan jaur kritisnya
(Jawab
dengan menggunakan metode CPM) :
a.
Jaringan kerja
b.
Penentuan jalur kritis dari kasus
di atas ditentukan dari perhitungan penjumlahan waktu terlama setiap jalur,
yakni :
A-B-E-I-J=12+8+12+4+6
= 42
A-C-F-I-J=12+8+18+4+6
= 44
A-C-G-H-J=12+4+5+8+6
= 35
A-D-H-J=12+3+8+6
= 29
Sehingga jalur kritisnya adalah A-C-F-I-J, karena memiliki jalur kritis dengan nilai
paling besar. Pemilihan jalur kritis dilakukan pada jalur yang memiliki nilai
paling besar karena dengan nilai paling besar menggambarkan waktu paling tepat
dan layak yang digunakan untuk menyelesaikan suatu jalur dimana pada jalur
tersebut terdapat beberapa stasiun-stasiun. Pada waktu terlama yang digunakan
untuk menyelesaikan satu jalur menyatakan bahwa seluruh metode yang ada telah
tercover. Sehingga apabila pada suatu jalur yang memiliki waktu tercepat telah
dapat tercover juga. Apabila dipilih jalur kritis yang memiliki waktu tercepat
maka tidak semua metode yang ada dapat tercover oleh waktu yang tersedia.
2.
Contoh soal metode PERT
Pada suatu Perseroan
Terbatas PT. TERANG MAKMUR diketahui
memiliki data sebagai berikut :
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan Sebelumnya
|
Waktu Optimis (a)
|
Waktu Realistis (m)
|
Waktu Pesimis (b)
|
1.
|
A
|
-
|
1
|
1
|
1
|
2.
|
B
|
A
|
3
|
6
|
8
|
3.
|
C
|
A
|
4
|
5
|
6
|
4.
|
D
|
A
|
2
|
3
|
4
|
5.
|
E
|
A
|
9
|
9
|
15
|
6.
|
F
|
B
|
7
|
8
|
8
|
7.
|
G
|
B
|
4
|
7
|
9
|
8.
|
H
|
C
|
1
|
3
|
9
|
9.
|
I
|
D
|
5
|
6
|
7
|
10.
|
J
|
F,G,H
|
3
|
4
|
8
|
11.
|
K
|
E,I,J
|
2
|
3
|
7
|
Keterangan :
Untuk hasil
perhitungan waktu perkiraan (t) didapatkan dengan menggunakan rumus
Pertanyaan
:
a. Buat jaringan kerja
b. Tentukan jaur kritisnya dengan menggunakan perhitungan ES, EF, LS, LF, dan S
(Jawab
dengan menggunakan metode PERT) :
a.
Jaringan kerja
No.
|
Kegiatan
|
Kegiatan Sebelumnya
|
Waktu Aktivitas
|
ES
|
EF
|
LS
|
LF
|
S
|
1.
|
A
|
-
|
1.00
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
2.
|
B
|
A
|
5.83
|
1
|
6.83
|
1
|
6.83
|
0
|
3.
|
C
|
A
|
5.00
|
1
|
6
|
6
|
11
|
5
|
4.
|
D
|
A
|
3.00
|
1
|
4
|
10.17
|
13.17
|
9.17
|
5.
|
E
|
A
|
10.00
|
1
|
11
|
9.17
|
19.17
|
8.17
|
6.
|
F
|
B
|
7.83
|
6.83
|
14.67
|
6.83
|
14.67
|
0
|
7.
|
G
|
B
|
6.83
|
6.83
|
13.67
|
7.83
|
14.67
|
1
|
8.
|
H
|
C
|
3.67
|
6
|
9.67
|
11
|
14.67
|
5
|
9.
|
I
|
D
|
6.00
|
4
|
10
|
13.17
|
19.17
|
9.17
|
10.
|
J
|
F,G,H
|
4.50
|
14.67
|
19.17
|
14.67
|
19.17
|
0
|
11.
|
K
|
E,I,J
|
3.50
|
19.17
|
22.67
|
19.17
|
22.67
|
0
|
Keterangan :
Rumus perhitungan ES, EF, LS, LF dan S :
ES = Early Start ( Waktu mulai
aktivitas paling awal )
EF = Early Finish = ES+t (
Waktu penyelesaian aktivitas paling awal )
LS = Late Start = LF-t (
Waktu mulai aktivitas paling akhir )
LF = Late Finish = LS+t (
Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir)
S = Slack = LF – EF or LS – ES ( Waktu mundur
aktivitas )
Sehingga
diperoleh jalur kritisnya adalah A-B-F-J-K karena memiliki waktu paling banyak
diantara jalur yang lain yakni 22,67 bulan. Pada metode PERT lebih menitik
beratkan pada waktu pengerjaan yaitu yang
tercepat, terlama serta terlayak,
sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu
waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek. Pada waktu terlama yang digunakan untuk menyelesaikan satu jalur
menyatakan bahwa seluruh metode yang ada telah tercover. Sehingga apabila pada
suatu jalur yang memiliki waktu tercepat telah dapat tercover juga. Apabila
dipilih jalur kritis yang memiliki waktu tercepat maka tidak semua metode yang
ada dapat tercover oleh waktu yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, T dan Dimyati, A. 1999. Operation Research Model-model Pengambilan Keputusan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Hiller, F.S. 1990. Pengantar
Riset Operasi. Jakarta : Erlangga.