TUGAS PAPER
RISET OPERASIONAL
“LINEAR
PROGRAMMING”
Oleh :
FRIDA MASLIKHAH (101710101064)
Kelas A
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012
I.
Riset Operasional
Riset Operasional adalah metode
untuk memformulasikan dan merumuskan
permasalahan sehari-hari baik mengenai
bisnis, ekonomi, sosial maupun bidang lainnya ke dalam
pemodelan matematis untuk mendapatkan solusi yang optimal.
II.
Linear programming
Linear Programming adalah suatu
metode matematika yang dirancang agar dapat membantu manajer dalam merencanakan
dan membuat keputusan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Pada dasarnya suatu
perusahaan ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan
keterbatasan sumberdaya yang ada. Oleh karena itu digunakanlah linear programming sebagai teknik
pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan dengan pengalokasian
sumberdaya secara optimal.
Penggunaan sumber
daya manufakturing (seperti: mesin, tenaga kerja, modal, waktu, dan bahan baku
digunakan dalam kombinasi tertentu yang paling optimum untuk menghasilkan
produk yakni barang atau jasa) harus lebih efektif dan efisien. Disinilah linear programming dipergunakan untuk
membantu manajer untuk merencanakan dan membuat keputusan mengenai
pengalokasian sumber daya yang optimum. Berikut ini adalah beberapa contoh
penggunaan linear programing yang telah diaplikasikan pada industri:
a.
Menentukan diversifikasi produk
yang terbaik dalam menggunakan kapasitas mesin, tenaga kerja, dan modal yang
tersedia agar memaksimumkan keuntungan perusahaan (maksimisasi keuntungan).
b.
Menentukan campuran bahan baku
dalam pabrik pengolahan makanan untuk menghasilkan produk obat atau makanan
yang meminimumkan biaya produksi (minimisasi biaya produksi).
c.
Menentukan sistem distribusi yang
akan meminimumkan ongkos total transportasi dari beberapa gudang ke beberapa
lokasi pasar (minimisasi biaya transportasi).
Semua masalah
linear programming pada dasarnya memiliki lima karakteristik utama, yakni :
1. Masalah linear
programming berkaitan dengan upaya memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan
biaya. Upaya optimasi (maksimum atau minimum) disebut sebagai fungsi tujuan
dari linear programming yang terdiri dari variabel-variabel keputusan.
2. Terdapat kendala-kendala atau keterbatasan
yang membatasi pencapaian tujuan yang dirumuskan dalam linear programming.
Kendala-kendala dirumuskan dalam fungsi kendala yang terdiri dari
variabel-variabel keputusan yang menggunakan sumber daya yang terbatas. Dengan
demikian yang akan diselesaikan dalam linear programming adalah mencapai fungsi
tujuan (maksimum keuntungan atau minimum biaya) dengan memperhatikan fungsi
kendala (keterbatasan atau kendala)
sumber-sumber daya yang ada.
3. Sifat Linearitas. berlaku untuk semua
fungsi tujuan dan fungsi kendala. Misalnya : apabila satu unit produk A dapat
menghasilkan keuntungan Rp 3000, maka apabila kita memproduksi dua unit produk
A akan memberikan keuntungan Rp 6000 (2 x Rp 3000) dst. Demikian pula untuk
penggunaan sumber daya. Misalnya untuk sumber daya tenaga kerja, untuk
memproduksi satu unit produk A membutuhkan 2 jam kerja, maka untuk menghasilkan
dua unit produk A akan membutuhkan 4 jam kerja (2 unit produk x 2 jam kerja/unit
produk) dst.
4. Sifat Homogenitas. berkaitan dengan
kehomogenan sumber-sumber daya yang digunakan dalam proses produksi, misalnya
semua produk A dihasilkan oleh mesin-mesin yang identik, tenaga kerja yang
berketerampilan sama dll.
5. Sifat Divisibility. diperlukan karena
linear programming mengasumsikan bahwa nilai dari variabel-variabel keputusan
maupun penggunaan sumber-sumber daya dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.
Jika pembagian ini tidak mungkin dilakukan terhadap variabel keputusan, misalnya
dalam industri mobil, furniture, dan lain-lain, karena nilai kuantitas produksi
diukur dalam bilangan bulat, maka modifikasi terhadap linear programming harus dilakukan. Bentuk
modifikasi dari linear programming ini disebut sebagai integer programming.
Dalam menyelesaikan
permasalahan dengan menggunakan Linear
Programming, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan, yakni :
1.
Metode grafik bisa digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dimana terdapat dua variabel keputusan.
A.
Masalah Maksimisasi (Maksimisasi dapat
berupa memaksimalkan keuntungan atau hasil). Contoh:
PT. LUNATEKSTIL
memiliki sebuah pabrik yang akan memproduksi 2 jenis produk, yaitu kain sutera dan kain wol.
Untuk memproduksi kedua produk
diperlukan bahan baku benang sutera, bahan baku benang wol dan
tenaga kerja. Maksimum penyediaan benang
sutera adalah 60 kg per hari, benang wol
30 kg per hari dan tenaga kerja 40 jam per hari. Kebutuhan setiap unit produk
akan bahan baku dan jam tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel berikut:
Kedua jenis produk
memberikan keuntungan sebesar Rp 40
juta untuk kain sutera dan Rp 30 juta untuk kain wol. Masalahnya
adalah bagaimana menentukan jumlah unit setiap jenis produk yang akan
diproduksi setiap hari agar keuntungan yang diperoleh bisa maksimal?
Langkah-langkah:
1)
Tentukan variabel
X1=kain sutera
X2=kain wol
2)
Fungsi tujuan
Zmax= 40X1 + 30X2
3) Fungsi kendala / batasan
1. 2X1 + 3X2 ≤ 60 (benang
sutera)
2. 2X2 ≤ 30 (benang wol)
3. 2X1 + X2 ≤ 40
(tenaga kerja)
4) Membuat grafik
1. 2X1 + 3 X 2=60
X1=0, X2 =60/3 = 20
X2=0, X1= 60/2 = 30
2. 2X2 ≤ 30
X2= 15
3. 2X1 + X2 ≤ 40
X1=0, X2 = 40
X2=0, X1= 40/2 = 20
Cara mendapatkan
solusi optimal:
1. Dengan mencari
nilai Z setiap titik ekstrim.
Titik A
X1=0, X2=0
masukkan nilai X1
dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 . 0
= 0
Titik B
X1=20, X2=0
masukkan nilai X1
dan X2 ke Z
Z = 40 . 20 + 30 .
0 = 800
Titik C
Mencari titik
potong (1) dan (3)
2X1 + 3X2
= 60
2X1 + X2 = 40 -
2X2=20 X2=10
Masukkan X2
ke kendala (1)
2X1 + 3X2
= 60
2X1 + 3
. 10 = 60
2X1 + 30
= 60
2X1 =
30 X1 = 15
masukkan nilai X1
dan X2 ke Z
40X1 +
30X2 = 40 . 15 + 30 . 10 = 600 + 300 = 900 (optimal)
Titik D
2X2 = 30
X2 = 15
masukkan X2
ke kendala (1)
2X1 + 3
. 15 = 60
2X1 + 45
= 60
2X1 =
15 X1 = 7,5
masukkan nilai X1
dan X2 ke Z
Z = 40 . 7,5 + 30 .
15 = 300 + 450 = 750
Titik E
X2 = 15
X1 = 0
masukkan nilai X1
dan X2 ke Z
Z = 40 . 0 + 30 .15
= 450
Kesimpulan :
Untuk memperoleh
keuntungan optimal, maka X1 = 15 dan X2 = 10 dengan keuntungan
sebesar Rp 900 juta.
2. Dengan cara menggeser garis fungsi tujuan.
Solusi optimal
akan tercapai pada
saat garis fungsi
tujuan menyinggung daerah feasible
(daerah yang diliputi oleh semua kendala) yang terjauh dari titik origin. Pada
gambar, solusi optimal tercapai pada titik C yaitu persilangan garis kendala (1) dan (3).
B . Masalah Minimisasi (Meminimumkan biaya produksi).
Solusi optimal tercapai pada saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah
fasible yang terdekat dengan titik
origin. Contoh :
Perusahaan makanan ROYAL
merencanakan untuk membuat dua jenis makanan yaitu Royal Bee dan Royal Jelly.
Kedua jenis makanan tersebut mengandung vitamin dan protein. Royal Bee paling
sedikit diproduksi 2 unit dan Royal Jelly paling sedikit diproduksi 1 unit.
Tabel berikut menunjukkan jumlah vitamin dan protein dalam setiap jenis
makanan:
Bagaimana menentukan
kombinasi kedua jenis
makanan agar meminimumkan
biaya produksi.
Langkah – langkah:
1. Tentukan variabel
X1 =
Royal Bee
X2 =
Royal Jelly
2. Fungsi tujuan
Zmin = 100X1 + 80X2
3. Fungsi kendala
1) 2X1 + X2 ≥ 8
(vitamin)
2) 2X1 + 3X2 ≥ 12 (protein)
3) X1 ≥ 2
4) X2 ≥1
4. Membuat grafik
1) 2X1 + X2 = 8
X1 = 0,
X2 = 8
X2 = 0,
X1 = 4
2) 2X1 + 3X2 = 12
X1 = 0,
X2 = 4
X2 = 0,
X1 = 6
3) X1 = 2
4) X2 = 1
Solusi optimal
tercapai pada titik B
(terdekat dengan titik
origin), yaitu
persilangan garis kendala (1) dan
(2).
2X1 + X2 = 8
2X1 + 3X2 = 12 -
-2X2
= -4 <--> X2 = 2
masukkan X2 ke kendala (1)
2X1 + X2 =
8
2X1 + X2 = 8 -
2 X1 = 6
<--> X1 = 3
masukkan nilai X1 dan
X2 ke Z
Z min = 100X1 + 80X2
= 100 . 3 + 80 . 2 = 300 + 160 = 460
Kesimpulan :
Untuk meminimumkan
biaya produksi, maka X1 = 3 dan X2 = 2 dengan biaya
produksi 460 ribu rupiah.
2.
Metode simpleks bisa digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dimana terdapat dua variabel keputusan atau
lebih.
Beberapa ketentuan
yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Nilai kanan (NK / RHS) fungsi tujuan harus
nol (0).
2. Nilai kanan (RHS) fungsi kendala harus
positif. Apabila negatif, nilai tersebut harus dikalikan –1.
3. Fungsi kendala dengan tanda “≤” harus diubah
ke bentuk “=” dengan menambahkan variabel slack/surplus. Variabel slack/surplus
disebut juga variabel dasar.
4. Fungsi kendala dengan tanda “≥” diubah ke
bentuk “≤” dengan cara mengalikan dengan –1, lalu diubah ke bentuk persamaan
dengan ditambahkan variabel slack. Kemudian karena RHS-nya negatif, dikalikan
lagi dengan –1 dan ditambah artificial variabel (M).
5. Fungsi kendala dengan tanda “=” harus
ditambah artificial variabel (M).
Contoh :
Suatu perusahaan
menghasilkan dua produk, meja dan kursi yang diproses melalui dua bagian fungsi:
perakitan dan pemolesan. Pada bagian perakitan tersedia 60 jam kerja, sedangkan
pada bagian pemolesan hanya 48 jam kerja. Untuk menghasilkan 1 meja diperlukan
4 jam kerja perakitan dan 2 jam kerja pemolesan, sedangkan untuk menghasilkan 1
kursi diperlukan 2 jam kerja perakitan dan 4 jam kerja pemolesan, Laba untuk
setiap meja dan kursi yang dihasilkan masing-masing Rp 80.000 dan Rp 60.000 .
Berapa jumlah meja dan kursi yang optimal dihasilkan?
Langkah 1 :
4M + 2K + S1 = 60
atau S1 = 60 – 4M – 2K
2M + 4K + S2 = 48
atau S2 = 48 – 2M – 4K
S1 adalah variabel slack (waktu
tak terpakai) dalam perakitan
S2 adalah variabel slack (waktu
tak terpakai) dalam pemolesan
·
Semua variabel yang tidak mempengaruhi kesamaan ditulis
dengan koefisien nol.
Maks Laba = 8M + 6K + 0S1 + 0S2
Dengan kendala:
4M + 2K + S1 + 0S2 = 60
2M + 4K + 0S1 + S2 = 48
M ≥ 0; K ≥ 0
·
Variabel dibagi menjadi non-basic variables dan basic
variables.
Non-basic variables ⇒ variabel yang tidak keluar sebagai solusi pada setiap
iterasi, nilainya sama dengan nol.
basic variables ⇒ variabel yang keluar sebagai solusi pada setiap iterasi.
Langkah 2: Membuat tabel simpleks
awal
Langkah 3: Penentuan baris dan
kolom kunci sebagai dasar Iterasi
·
Kolom kunci ditentukan oleh nilai
baris Z negatif terbesar, yaitu pada kolom M
·
Baris kunci ditentukan dari nilai
rasio CV/Kolom kunci terkecil, yaitu baris S1.
Langkah 4: Iterasi
Variabel yang masuk
sebagai basic variable (BV) adalah M dan variabel yang keluar dari BV adalah S.
M masuk sebagai BV menggantikan S1 (baris kedua).
Untuk melakukan iterasi,
digunakan metode perhitungan Gauss-Jordan sebagai berikut:
·
Persamaan Pivot:
Persamaan pivot
baru = Persamaan pivot lama : elemen pivot
·
Persamaan lainnya, termasuk Z:
Persamaan baru =
(Persamaan lama) – (Koef kolom masuk) x (persamaan pivot baru)
Hasil iterasi 1:
Hasil iterasi 2:
Karena nilai-nilai
pada baris Z sudah non-negatif, berarti iterasi selesai dan solusi yang
diperoleh adalah:
M = 12, K = 6 dan Z
(laba) = 132.
Dari tabel akhir
iterasi diatas juga diperoleh informasi mengenai nilai Reduced Costs dan Dual
(shadow) prices. Selain itu, dgn sedikit perhitungan juga dapat dilakukan
analisis sensitivitas.