Tuesday, November 24, 2015

“ ACARA 6 (PENGAMATAN CENDAWAN) ”



Penanganan pascapanen di tingkat  pengumpul kabupaten umumnya belum dilakukan secara benar. Kondisi gudang yang kurang terpelihara, pengeringan biji yang tidak optimal dan pencampuran antara biji-biji kakao yang baru dan yang lama di dalam satu kemasan memungkinkan untuk terjadinya kontaminasi cendawan. Cendawan dapat berkembang dengan baik jika kondisi lingkungan mendukung. Keberadaan cendawan ini selain dapat merusak cita rasa dan aroma khas coklat juga dapat membahayakan kesehatan terutama cendawan yang memproduksi toksin. Sampel biji kakao diambil pada tingkat pengumpul pada 7 Kabupaten sentra pertanaman kakao yaitu kabupaten  Wajo,  Bone, Soppeng, Sinjai, Luwu, Pinrang, dan Polmas. 

Cendawan yang mengkontaminasi biji kakao pada 7 Kabupaten tersebut adalah :

1.      Aspergillus flavus Link.

Berwarna hijau kekuningan dan berwarna  hitam, tumbuh menyebar pada permukaan biji kakao. Menghasilkan aflatoksin yang menyebabkan kangker hati.

2.      Penicillium sp.

Berwarna hijau kebiruan, hifa bersepta, konidiofor tegak bercabang-cabang melingkar, konidia bulat sampai elips, tersusun dalam rangkaian-rangkaian, terletak pada bagian ujung phialid. Menghasilkan toksin Rugulosin, roquefortine  C dll.

3.      Rhizopus sp.

Berwarna coklat kehitaman, terdapat  banyak rhizoid  dan sporangiofor dalam kelompok-kelompok, sporangia berbentuk bulat, berwarna kehitaman, bersifat patogenik pada biji kakao di penyimpanan.

4.      Gliocladium spp.

Berwarna hijau, hifanya  mengelompok. Secara mikroskopis konidiofor bersepta bening dan hialin, bercabang pada bagian ujung, konidia berbentuk lonjong dan hialin.

5.      Trichoderma spp.

Berwarna putih kehijauan, hifa tumbuh cepat, memiliki konidiofor hialin, tegak dan bercabang banyak, konidia hialin berbentuk oval, mengumpul pada bagian ujung phialid.

Cendawan Gliocladium dan Trichoderma menghasilkan enzim yang dapat melarutkan dinding sel cendawan patogen dan memiliki kemampuan untuk melilit dan menetrasi cendawan patogen.

ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...