TUGAS
PRINSIP
MIKROBIOLOGI PANGAN
Oleh :
FRIDA MASLIKHAH (101710101064)
KELAS A
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2011
1. Jelaskan arti pentingnya
endospora bakteri pada industri pengolahan pangan
Endospora bakteri dapat memberi keuntungan dan kerugian.
Endospora adalah spora yang terbentuk dalam keadaan lingkungan yang kurang baik
sehingga bakteri mecoba bertahan hidup dengan membentuk endospoa tersebut.
Endospora pada bakteri bukan sebagai alat pekembangbiakan seperti endospora
yang dibentuk oleh organisme lain. Endospora bakteri merupakan fase dorman yang
dibentuk oleh bakteri. Satu sel bakteri hanya menghasilkan satu sel endospora
dan jikan endospora tersebut berkecabah akan menghasilkan satu sel bakteri.
Endospora akan tubuh menjadi sel vegetatif bakteri jika berada dalam kondisi lingkungan yang
sesuai atau baik.
Endospora dapat bermanfaat dalam industri pengolahan pangan
misalnya endospora yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dapat bermanfaat dalam pembuatan yoghurt. Berikut ini merupakan
produk-produk makanan yang dalam proses pembuatannya menggunakan endospora
bakteri : nata de coco, kecap, keju, sosis dan lain lain.
Endospora dapat merugikan jika menghasilkan toxksin (racun)
yang berbahaya dan bahkan mematikan jika dikonsumsi, misalnya pada bakteri Clostridium
botulinum
yang menghasilkan racun yang menyerang syaraf. Clostridium botulinum biasa terdapat dalam
kaleng-kaleng makanan yang tampak menggelembung. Apabila kitamendapati makanan
kaleng yang menggelembung agar tidak membeli apalagi sampai mengkonsumsinya.
2. Buatlah contoh produk pangan yang
menggunakan bakteri untuk pengolahannya. Jelaskan bagaimana peran bakteri
tersebut
Contoh produk pangan yang menggunakan bakteri dalam
pengolahannya adalah pada pembuatan yoghurt. Bakteri yang berperan pada
pengolahan yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus. Lactobacillus bulgaricus memfermentasi laktosa yang
terdapat pada susu menjadi asam laktat. Asam laktat yang
dihasilkan berperan dalam mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga
susu bisa dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap susu ketika sudah
menjadi produk olahan yoghurt.
Lactobacillus
bulgaricus dengan Streptococcus thermopilus berperan sebagai kultur yang menghasilkan
enzim dan mejadikan yoghurt terasa asam
karena tingkat keasamannya rendah, mencapai 3,8-4,4. Kedua kultur saling
melengkapi dan hasilnya kurang maksimal jika hanya dipakai satu kultur saja. Susu
dipanaskan pada suhu 90OC selama 15-30 menit kemudian didinginkan
hingga suhu 43 OC dan baru ditambahkan kultur. Fermentasi mulai terjadi
ketika aktifitas dari bakteri Streptococcus thermopilus merubah
laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga mencapai
5-5,5. Pada saat itu juga kecenderungan untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia
yang dapat merugikan pada produk akhir mulai dihambat. Bakteri Lactobacillus
bulgaricus mulai beraktifitas mensekresikan enzim untuk menurunkan
keasaman susu yang tadinya berkisar antara 5-5,5 hingga mencapai 3,8-4,4 dan
menciptakan cita rasa khas yoghurt dengan menghasilkan asetaldehid. Streptococcus
thermopilus berperan dalam membantu
menciptakan kondisi lingkungan yang baik agar bakteri Lactobacillus
bulgaricus dapatmenghasilkan enzim.
3. Apa yang saudara ketahui tentang
bakteri Lactobacillus sp dan Clostridium botulinum
“Lactobacillus sp”
Lactobacillus sp adalah bakteri
gram positif dan tidak dapat membentuk spora. Lactobacillus sp berbentuk basil (batang) dan panjang. Lactobacillus sp bersifat anaerob fakultatif, tahan
panas dan dapat membentuk gas. Lactobacillus sp tergolong dalam bakteri asam laktat (BAL) atau dalam bahasa Inggris
disebut Lactic
acid bacteria (LAB) karena
dapat mengubah laktosa dan gula lain menjadi asam laktat dengan cara fermentasi. Lactobacillus sp sangat aman sehingga sering dimanfaatkan untuk pengolahan
makanan.
Contoh bakteri Lactobacillus
sp antara lain :
·
Lactobacillus bulgaricus
·
Lactobacillus lactis
·
Lactobacillus casei
“Clostridium botulinum”
Clostridium botulinum adalah
bakteri gram positif dan tidak dapat membentuk spora. Spora bkteri Clostridium
botulinum tahan panas dan dapat
bertahan hidup dalam makanan dengan pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak
benar. Bakteri dan spora Clostridium botulinum tidak berbahaya, sedangkan
yang berbahaya adalah racun atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri ketika
mereka tumbuh. Clostridium botulinum berbentuk basil (batang). Clostridium botulinum bersifat anaerobik
(tidak dapat tumbuh di lingkungan yang mengandung oksigen bebas) dan dapat
memproduksi racun syaraf yang kuat. Clostridium botulinum biasa terdapat dalam makanan kaleng. Indikator
adanya Clostridium botulinum dalam
makanan kaleng adalah kenampakan kaleng yang tidak baik dan menggelembung.
Spora Clostridium
botulinum tahan panas dan memproduksi racun yang
mematikan selama masa germinasi. Lingkungan yang memungkinkan terjadinya
germinasi adalah pH > 4,6 ; aw > 0,85 O2 rendah.
REFERENSI :
http://www.endospora/Aplikasi
BakteriLactobacillus sp. Dibidang Mikrobiologi Industri sebagai Pencegah Kanker
Usus « Pondok Ilmu.htm
http://www. a/Kontribusi Penting Bakteri Lactobaccilus bulgaricus pada
Yogurt untuk Kesejahteraan Manusia « Pondok Ilmu.htm
http:// www.Bakteri – Ciriciri,Struktur,Perkembangbiakan,BentukdanManfaatnya
« Guru NgeBlog.htm
http://www.clbot.htm
http://www.Keracunan Makanan oleh Clostridium botulinum dan
Pencegahannya « Pondok Ilmu.htm