Wednesday, November 25, 2015

Laporan Praktikum Ekonomi Teknik "Identifikasi UKM"







LAPORAN TUGAS AKHIR

PRAKTIKUM EKONOMI TEKNIK









Oleh :

Nama               : FRIDA MASLIKHAH

NIM                : 101710101064

Jurusan            : Teknologi Hasil Pertanian

Shift                : Rabu (12.30-14.30)













LABORATORIUM MANAJEMEN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2011






BAB 1 PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah suatu unit usaha kecil atau mikro yang skala usahanya masih dalam lingkup  kecil ataupun kecil menengah dan bisa disebut juga dengan industri rumah tangga. Apabila seseorang telah memutuskan untuk berwirausaha pada umumnya adalah karena tidak ingin terikat dengan suatu sistem kerja pada suatu instansi tertentu. Karena dengan menjadi wirausaha kita dapat menentukan sendiri jam kerja dan cara kerja sesuai kriteria yang kita inginkan sendiri. Namun, menjadi wirausaha tidaklah semudah itu, dibutuhkan jiwa wirausahawan yang tidak pantang menyerah, tekun, dan gigih serta kecermatan agar tidak sampai merugi.

Ekonomi teknik adalah ilmu yang membantu para pelaku ekonomi khususnya para wirausahawan dalam menghitung pendapatan, pengeluaran, besar keuntungan, maupun kelayakan usaha yang dilakukan. Wirausahawan sering dihadapkan pada beberapa pilihan alternatif atas usaha yang dilakukan. Melalui teori manajemen, wirausahawan dapat menghitung besarnya nilai ekonomis perusahaan pada masing-masing pilihan alternatif yang berbeda dan dapat menentukan alternatif mana yang paling baik dan layak untuk dijalankan. Penilaian alternatif juga dapat menentukan solusi usaha lain yang dapat dijalankan seandainya usaha yang dilakukan dinilai tidak layak dalam perhitungan ekonomi teknik.

Analisa dalam ekonomi teknik dilakukan dengan memperhatikan modal awal (investasi), pendapatan, dan pengeluaran pada periode tertentu. Selain itu, besarnya suku bunga juga mempengaruhi nilai keuntungan/kerugian yang terjadi pada masing-masing pilihan alternatif. Melalui analisa ekonomi teknik, seorang pengusaha dapat mengetahui prospek usaha yang dilakukan sehingga pengusaha tersebut dapat mengambil keputusan untuk tetap menjalankan usahanya atau mencari alternatif usaha lain. Oleh sebab itu, analisa ekonomi teknik sangat penting dipelajari serta  dikaji lebih lanjut.





1.2  Tujuan

Dengan melakukan kegiatan penelitian ini, praktikan diharapkan mampu:

1.      Melakukan analisa alternatif ekonomi teknik menggunakan perhitungan NPV, IRR, dan BC Ratio.

2.      Menentukan tingkat kelayakan ekonomis suatu UKM (Usaha Kecil Menengah) kemudian membandingkannya.





 

BAB 2 DATA DAN PERHITUNGAN



2.1 Data

a.       Bakso Pak Didik

keterangan
Pengeluaran (cost)
Pemasukan (benefit)
Modal awal (I) keseluruhan termasuk beli tempat dan gerobak
Rp 3.000.000,00

Pemasukan @ hari Rp 150.000 x  30 hari x 12 bulan (penjualan)

Rp 54.000.000,00
Pengeluaran @ hari Rp 65.000 x  30 hari x 12 bulan (transport, bahan baku)
Rp 23.400.000,00




b.      Bakso Sayur

keterangan
Pengeluaran (cost)
Pemasukan (benefit)
Modal awal (I) keseluruhan termasuk beli tempat dan gerobak
Rp 850.000,00

Pemasukan @ hari Rp 500.000 x  30 hari x 12 bulan (penjualan)

Rp 180.000.000,00
Pengeluaran @ hari Rp 400.000 x  30 hari x 12 bulan (transport, bahan baku)
Rp 144.000.000,00






2.2 Perhitungan

       a) Perhitungan nilai NPV (Net Present Value)

·         Bakso Pak Didik

NPV = (Am-Ak)(P/A,i%,N) + SV(P/F,i%,N) – I

NPV = (Am-Ak)(P/A,11%,10) + SV(P/F,11%,10) – I

NPV = (Rp 54.000.000,00 Rp 23.400.000,00)(5.8892) + 0(0.3522) – Rp 3.000.000,00

NPV = Rp 180.209.520,00 – Rp 3.000.000,00 = Rp 177.209.520,00



·         Bakso Sayur

NPV = (Am-Ak)(P/A,i%,N) + SV(P/F,i%,N) – I

NPV = (Am-Ak)(P/A,11%,10) + SV(P/F,11%,10) – I

NPV = (Rp 180.000.000,00 Rp 144.000.000,00)(5.8892) + 0(0.3522) – Rp 850.000,00

NPV = Rp212.011.200,00 – Rp 850.000,00 = Rp 211.161.200,00



       b) Perhitungan nilai IRR (International Rate of Return)

·          Bakso Pak Didik

          Misal: i1= 7 %

                      NPV1 = (Am-Ak)(P/A,7%,10) + SV(P/F,7%,10) – I

NPV1 = (Rp 54.000.000,00 Rp 23.400.000,00)(7,0236) + 0 – Rp 3.000.000,00

NPV1= Rp 214.922.160,00 – Rp 3.000.000,00 = Rp211.922.160,00

Misal: i2= 50 %

                      NPV2 = (Am-Ak)(P/A,50%,10) + SV(P/F,50%,10) – I

NPV2 = (Rp 54.000.000,00 Rp 23.400.000,00)(1,9653) + 0 – Rp 3.000.000,00

NPV2 = Rp 60.138.180,00 – Rp 3.000.000,00 = Rp57.138.180,00



 
 IRR = 0,07 + 1,369(0,43)

 IRR = 0,65867



·          Bakso Sayur

Misal: i1= 7 %

                      NPV1 = (Am-Ak)(P/A,7%,10) + SV(P/F,7%,10) – I

NPV1 = (Rp 180.000.000,00 Rp 144.000.000,00)(7,0236) + 0 – Rp 850.000,00

NPV1= Rp 252.849.600,00 – Rp 850.000,00 = Rp 251.999.600,00

Misal: i2= 50 %

                      NPV2 = (Am-Ak)(P/A,50%,10) + SV(P/F,50%,10) – I

NPV2 = (Rp 180.000.000,00 Rp 144.000.000,00)(1,9653) + 0 – Rp 850.000,00

NPV2 = Rp70.750.800,00 – Rp 850.000,00 = Rp 69.900.800,00




IRR = 0,07 + 1.384(0,43)

IRR = 0,66512



       c) Perhitungan nilai BCR (Benefit-Cost Ratio)

·         Bakso Pak Didik

         



                                        B/C = 2,25853





·          Bakso Sayur
 




              B/C = 1,24875

      

 





BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN



3.1 Hasil

Nama UKM
NPV (Rp)
IRR
BCR
Bakso pak Didi
                           177.209.520,00


0,658733594


2,26

Bakso Sayur
                
211.161.200,00
 

0,665060637


1,25




3.1 Pembahasan

            Ekonomi teknik (Engineering economy) merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yag terdiri dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat atas usulan proyek-proyek teknik. Ilmu ekonomi tidak pernah lepas dari ilmu teknik, terutama dalam perancangan dan penerapannya di masyarakat. Dalam hal tersebut, selalu ada beberapa alternatif dalam pelaksanaannya, masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut selalu memiliki kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih satu dari banyak alternatif yang tersedia tersebut (Harmaizar. 2006).

Analisa alternative investasi dalam ilmu ekonomi teknik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:

a.       NPV (Net Present Value)

Nilai NPV suatu proyekmerupakan selisih PV arus benefit dengan PV arus biaya, dengan kata lain NPV merupakan keuntungan bersih. Penilaian NPV adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:

a.       Investasi dapat diterima jika NPV > 0

b.      Investasi dapat ditolak jika NPV < 0

NPV menunjukkan nilai positif maka proyek investasi layak untuk dilaksanakan (feasible). Sebaliknya, jika NPV menunjukkan nilai negatif maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan (Giatman, 2006).

Suatu usaha diterima jika nilai akhir NPV berharga positif (NPV>0). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan tingkat bunga yang telah ditentukan yakni 11%, pada UKM “Bakso Pak Didik” dan “Bakso Sayur” dapat diketahui bahwa kedua UKM tersebut layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV yang positif. Jika dibandingkan pada hasil perhitungan NPV antara UKM  “Bakso Pak Didik” dan “Bakso Sayur” dapat disimpulkan bahwa UKM “Bakso Sayur” nilai NPVnya lebih besar sehingga dapat dikatakan bahwa UKM “Bakso Sayur” lebih layak dibandingkan dengan UKM  “Bakso Pak Didik”.



b.      IRR (Internal Rate of Return)

IRR adalah besarnya suku bunga yang membuat Present Value (PV) dari investasi dan hasil –hasil bersih yang diharapkan selama proyek berjalan menjadi 0 (nol). Nilai suku bunga yang membuat present value= 0 (nol) tersebut dinamakan “Rate of Return”. Patokan standarisasi IRR adalah suku bunga yang berlaku pada saat sekarang. IRR yang baik apabila lebih besar dari suku bunga bank. Bila proyek tersebut dibiayai sendiri sebagai patokan adalah suku bunga pinjaman, karena debitor harus mampu membayar bunga pinjaman tersebut atau disebut juga minimum attractive rate of return (MARR) (Kodoatie, 1995).

Penilaian IRR adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:

a.       Investasi dapat diterima jika IRR > MARR

b.      Investasi dapat ditolak jika IRR < MARR (Prasetya, 2003).

Suatu usaha diterima jika memiliki nilai IRR yang lebih besar dari nilai MARR (IRR>MARR). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan nilai MARR yang telah ditentukan yakni 11%, pada UKM “Bakso Pak Didik” dan “Bakso Sayur” nilai IRR berturut-turut adalah 65,87% dan 66,51%. Dapat diketahui bahwa kedua UKM tersebut layak untuk dijalankan karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari MARR. Dari kedua UKM yang paling layak adalah pada UKM “Bakso Sayur”. Namun hasil ini kurang valid karena nilai NPV trial and error selaul menghasilkan nilai positif hingga memakai nilai bunga tertiggi yakni 50%. Hal ini bisa terjadi diakibatkan karena besar pengeluaran dan pendapatan jauh lebih besar daripada investasi awal yang dikeluarkan. Dapat disimpulkan bahwa UKM tersebut layak dan terus dijalankan.



c.       BCR (Benefit-Cost Ratio)

Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Alisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dengan kata lain penekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan (Pujawan, 1995).

Penilaian BCR adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:

a.       Investasi dapat diterima jika BCR > 1

b.      Investasi dapat ditolak jika BCR < 1 (Sugiono, 2000).

Suatu usaha diterima jika memiliki nilai BCR yang lebih besar dari 1 (BCR>1). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan nilai BCR dengan suku bunga 11%, pada UKM “Bakso Pak Didik” dan “Bakso Sayur” nilai BCRnya berturut-turut adalah 2,26 dan 1,25. Nilai BCR pada UKM “Bakso Pak Didik” lebih besar dibandingkan dengan nilai MARR pada UKM “Bakso Sayur” sehingga dapat disimpulkan bahwa UKM “Bakso Pak Didik” lebih layak dibandingkan dengan UKM “Bakso Sayur”.


 






BAB 4 PENUTUP



Adapun kesimpulan  dengan berdasarkan hasil perhitugan dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut:

1.      UKM Bakso Pak Didik  dan Bakso Sayur sama-sama layak secara ekonomis sehingga dapat terus dioperasikan untuk selanjutnya.

2.      Jika ditinjau dari tingkat kelayakan NPV pada UKM “Bakso Sayur” lebih besar yakni Rp 211.161.200,00 sehingga lebih layak dibandingkan dengan UKM  “Bakso Pak Didik”.

3.      Jika ditinjau dari tingkat kelayakan IRR pada UKM “Bakso Sayur” lebih besar yakni sebesar 66,51%, sehingga lebih layak dibandingkan dengan UKM  “Bakso Pak Didik”.

4.      Jika ditinjau dari tingkat kelayakan BCR pada UKM “Bakso Pak Didik” jauh lebih besar yakni 2,26 sehingga lebih layak dibandingkan dengan UKM “Bakso Sayur”

  






DAFTAR PUSTAKA



Giatman, 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha .Bandung: Pustaka Utama.

Kodoatie, R.J. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Offset.

Prasetya, H. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta: Media Pressindo.

Pujawan, I.N. 1995. Ekonomi Teknik. Edisi I. Jakarta: Guna Widya.

Sugiono, A. 2000. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo.




 



LAMPIRAN




Dokumentasi pada “BAKSO SAYUR”




Dokumentasi pada “BAKSO PAK DIDIK”


ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...