MAKALAH
AGAMA ISLAM
HUBUNGAN SESAMA MANUSIA
HUBUNGAN SESAMA MANUSIA
KELOMPOK
: 14
KELAS
: E
SITI
NURJANAH (101710101003)
ANIS
SUHARIATI (101710101011)
FRIDA
MASLIKHAH (101710101064)
FAKULTAS
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2011
2011
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak jaman dahulu di negara
Indonesia hukum Islam memang memegang peranan yang sangat penting dalam
pembentukan hukum di Indonesia. Nilai moral agama bagi bangsa Indonesia adalah
segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia
dalam hidupnya menurut moral agama. Sebagai bangsa yang memiliki multi agama,
keanekaragaman prilaku dan adat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai
watak yang dipengaruhi oleh agama yang mereka anut. Sikap toleransi terus
tumbuh dan berkembang dalam jiwa dan prilaku sehari-hari. Adanya kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran masing-masing. Adanya bukti dan
kenyataan yang ada dalam masyarakat.
Selain itu kemunduran dunia yang
masih terus berlangsung hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri dan telah
berdampak negatif terhadap kondisi umat islam secara Internasional. Salah satu
aspek ajaran Islam yang pada saat ini banyak mendapat sorotan tajam adalah
konsep tentang toleransi. Guna mengantisipasi dampak negatif sangat diperlukan
usaha bersama segenap umat Islam untuk kembali berusaha menggali serta
menghayati konsep Islam tentang toleransi yang kini sedang diusahakan untuk
dikaburkan.
1.2
Tujuan
Dalam tulisan yang sangat sederhana
berikut ini, penulis berusaha mengelaborasi secara sistematik konsep Islam
tentang toleransi dan dasar-dasar pergaulan dalam Islam. Diawali dengan
penjelasan seputar definisi, kiat-kiat.
BAB 2. ISI
2.1
HUBUNGAN SESAMA MANUSIA
A.
Pengertian kerukunan umat beragama
Kerukunan umat beragama yaitu
hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling
pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengalaman
ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat
beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara
kerukunan umat beragama, dibidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan.
Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan
pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hukum dan telah terdaftar di
pemerintah daerah.
Pemeliharaan kerukunan umat beragama
baik ditingkat daerah, provinsi, maupun negara pusat merupakan kewajiban
seluruh warga negara beserta instansi pemerintah lainnya. Lingkup ketentraman
dan ketertiban termasuk memfasilitasi terwujudnya kerukunan umat beragama,
mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisasian
saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara umat beragama,
bahkan menerbitkan rumah ibadah.
Sesuai dengan tingkatnya Forum
Kerukunan Umat Beragam dibentuk diprovinsi dan kabupaten. Dengan hubungan yang
bersifat konsulatif dengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh
– tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat,
menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan.
Kerukunan
antar umat beragam dapat diwujudkan dengan :
·
Saling tenggang rasa,
saling menghargai,t oleransi antar umat beragama
·
Tidak memaksa seseorang
untuk memeluk agam tertentu
·
Melaksanakan ibadah
sesuai agamanya,dan
·
Mematuhi peraturan
keagamaan baik dalam agamanya maupun peraturan
negara atau pemerintah
Dengan
demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat
beragama,ketentraman dan kenyamanan dilingkungan masyarakat berbangsa dan
bernegara.
B.
Pengertian Kerukunan Umat Beragama Menurut Islam
Kerukunan umat beragam dalam islam
yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuwah islamiah berasal dari kata dasar “Akhu” yang
berarti saudara, teman, sahabat, kata “Ukhuwah” sebagai kata jadian dan
mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan,
persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islamiyah berasal
dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat ukhuwah, sehingga
jika dipadukan antara kata ukhuwah dan Islamiyah akan berarti persaudaraan
islam atau pergaulan menurut islam.
Dapat dikatakan bahwa pengertian
Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang – orang islam
sebagai satu persaudaraan,dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan
berada dalam satu ikatan. Ada hadist yang mengatakan bahwa hubungan
persahabatan anatar sesama islam dalam menjalin Ukhuwah Islamiyah yang berarti
bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit sala satu anggota
badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa
umat muslim itu bagaikan satu bangunan yang saling menjunjung satu sama lain.
Pelaksanaan
Ukhuwah Islamiyah menjadi aktual bila dihubungkan dengan masalah solidaitas
sosial. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu yangmasyru’ arinya
dierintahkan oleh agama. Kata persatuan,kesatuan, dan solidaritas akan terasa
lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila kata Ukhuwah
dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu bentuk
dasar yaitu Persaudaraan Islam merupakan potensi yang obyektif.
Ibadah
seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan cita
Ukhuwah Islamiyah. Ukhuwak Islamiyah itu sendiri bukan tujuan, Ukhuwah
Islamiyah adalah kesatuan yang menjelmakan kerkunan hidup umat dan bangsa, juga
untuk kemajuanagama, Negara, dan kemanusiaan. “Janganlah bermusuh- musuhan,
maka Allah menjinakan antara hatimu, lalu menjadikanlah kamu diantara nikmat
Allah orang- orang yang bersaudara” (QS. Ali Imran:103)
C.
Etika Pergaulan Dalam Islam
Pergaulan
adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul
dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkanbisa
dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh
menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika adaorang yang mampu
hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan
kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada mahluk yang sama seratus
persen di dunia ini. Semua diciptakan Allah berbeda- beda. Meski ada persamaan,
tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih
manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbdaan
itulah, maka sangat wajar jika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan
terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku. Allah
menciptakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan
kekuasaan-Nya. Maka dari itu, janganlh perbedaan menjadi penghalang kita ntuk
bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu
merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi hal tersebut dengan
wajardan adil. Karena bisa sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah
menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan, tak ada yang
membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya pada Allah
SWT.(Q. Al Hujurat<49>13)
Perbedaan
bangsa, bahasa, suku, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah
menciptakan manusia, sehingga manusiadapat saling mengenal satu sama lainnya.
Sekali lagi, tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya. Untuk itu, ada
beberapa hal yag perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama
muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan Ukhuwah Islamiyah.
Kunci
utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan yaitu:
1. Ta’aruf
Apa jadinya ketika seseorang tidak
mengenal orang lain? Mungkinkah akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan
saling menolong, membantu, atau
memperhatikan? Atau munginkah Ukhuwah Islamiyah akan terwujud? Begitulah, ternyata
ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah
keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita bisa
membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran karakter, dan semua ciri khas pada
diri seseorang.
2. Tafahun
Memahami, merupakan langkah kedua
yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita
mengenal seseorang pastikan kita juga tahu semua yang dia sukai dan yang dia
benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat
memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang
harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat
ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat, “Bergaul dengan orang
shalih ibarat bergaul dengan orang sholeh ibarat bergaul dengan penjual minyak
wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya.
Sedang bergaul dengan orang jahat ibarat bergaul dengan seorang pandai besi
yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.” Tidak dapat
dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang sholeh akan banyak
sedikit membawa kita menuju kepada kesholehan. Dan begitu juga sebaliknya,
ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa
kepada keburukan prilaku (akhlakul majmumah)
3.
Ta'awun
Setelah mengenal dan memahami rasanya
ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta'awun (saling menolong). Karena
inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada
kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada umatnya untuk saling menolong
dalam kebaikan dan taqwa. Rosululloh SAW. Telah mengatakan bahwa bukan termasuk
umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta'aruf, tafahum, dan ta'awun telah
menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada
artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah SWT. Karena ikhlas harus
menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling
menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah SWT. Karena
cinta dan benci karena Allah SWT. akan mendatangkan keridhoan Allah SWT. dan
seluruh makhluknya.
KESIMPULAN
Setiap manusia memiliki hak asasi
serta keyakinannya masing-masing yang tidak dapat diganggu gugat. Sebagai umat
beragama kita wajib menghargai setiap keputusan yang diambil orang lain selagi
tidak mengusik hak-hak kita sebagai sesama manusia dan norma yang ada.