LAPORAN
KELOMPOK
KIMIA
ANALITIK
“TEKNIK-TEKNIK LABORATORIUM”
disusun
oleh :
Ayu may Zuhroh ( 101710101004 )
Septy Handayani ( 101710101065 )
Arsyta zeinka ( 101710101056 )
Frida Maslikhah ( 101710101064 )
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKUKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2010
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi, banyak peralatan laboratorium
yang mengalami perkembangan, yang semula hanya alat sederhana menjadi alat yang
lebih modern.termasuk peralatan praktikum yang digunakan di laboratorium kimia
analitik. Dengan adanya peralatan tersebut, dapat mempermudah pelaksanakan
praktikum kimia analitik. Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus
pada analisis material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya (Achmad, 2009).
Alat dan bahan di
laboratorium kimia analitik berbeda dengan alat dan bahan yang ada di
laboratorium lain. Alat-alat di laborotorium kimia analitik, sebagian besar
berbahan dasar gelas yang rentan terhadap kerusakan jika salah dalam
penggunaan, selain itu bahan-bahan yang di gunakan merupakan berbagai macam
larutan kimia mulai dari yang tidak berbahaya hingga larutan yang berbahaya.
Oleh karena itu, Sebelum melakukan praktikum kimia analitik dan bekerja di
laboratorium kimia analitik diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium
disertai pengarahan dan simulasi bagaimana penggunaan alat laboratorium yang
baik dan benar. Pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium dan teknik –teknik
bekerja di laboratorium, sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan cara
penggunaan yang dapat mengaibatkan gagalnya suatu percobaan atau mengakibatkan
kerusakan pada alat laboratorium.
Berdasarkan uraian di atas maka penting dilakukanlah praktikum mengenai
teknik-teknik laboratorium, untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam
melakukan suatu percobaan.
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yang akan
dilaksanakan, diantaranya adalah:
1.
Untuk mengetahui dan
mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium kimia analitik.
2.
Untuk mengetahui teknik
penyiapan dan penggunaan alat- alat laboratorium dengan baik dan benar
3.
Untuk mengetahui fungsi dan
prinsip kerja dari alat-alat laboratorium kimia analitik.
1.3
Manfaat Praktikum
Dengan adanya
praktikum ini, praktikan dapat lebih memahami mengenai teknik-teknik
laboratorium kimia analitik dan juga dapat mengetahui alat-alat yang
digunakan pada saat praktikum serta cara
penggunaannya dengan baik dan benar.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teknik-Teknik Laboratorium
Dalam melakukan percobaan di laboratorium kimia analitik,
diperlukan pemahaman terhadap teknik-teknik percobaan yang akan dilakukan di
dalam laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan
saat melakukan praktikum. Teknik-teknik yang dimaksud adalah:
1.
Teknik Penimbangan
Menurut Rosa (2010),teknik penimbangan yaitu suatu cara yang
digunakan untuk mendapatkan sejumlah sampel sesuai dengan takaran yang telah
ditentukan. Satuannya merupakan satuan massa.
Selain itu, teknik penimbangan juga digunakan untuk mengetahui massa/berat
suatu benda. Hal- hal yang perlu dilakukan sebelum menimbang adalah:
·
Kenali jenis timbangan
·
Pilih timbangan sesuai
dengan kebutuhan
·
Duduk tepat menghadap
timbangan
·
Pastikan kedudukan timbangan
datar
·
Jika timbangan tidak
beroperasi secara normal, panggil teknisi
·
Hindari menimbang bahan yang
panas
Langkah-langkah
dalam teknik penimbangan yaitu: neraca harus berada dalam posisi datar agar keseimbangannya dapat tetap
terjaga. Dalam menimbang suatu zat, zat tidak boleh langsung diletakkan di atas
neraca, melainkan dengan menggunakan kaca arloji, botol timbang, gelas kimia
atau wadah yang lainnya. Berat bahan dapat dicari dengan cara “ Berat
total-Berat wadah”. Apabila neraca sudah lama tidak digunakan, maka dapat
dilakukan kalibrasi terhadap alat tersebut .Ukuran ketepatan danketelitian pada
saat penimbangan ditandai dengan:
·
Tanda “S” pertama kali
muncul
·
Kandungan air dalam bahan
harus konstant
Alat
yang digunakan dalam teknik penimbangan adalan neraca. Terdapat beberapa macam
neraca, tetapi yang sering digunakan adalah neraca elektrik, karena
penggunaannya lebih mudah dan lebih efisien (Day dan Underwood, 1986).
2.
Teknik pemindahan
larutan
Menurut Anonim (2010), teknik pemindahan
larutan ada 2 yaitu dengan menggunakan pipet dan menggunaka beaker glass.
a.
Dengan menggunakan Pipet
Langkah-langkah pemindahan larutan menggunakan pipet adalah :
·
Larutan
aduk dulu (homogen) dan sebaiknya gunakan pipet kering, jika tidak bilas dengan
larutan yang dipindahkan minimal 2 kali.
·
Ujung
Pipet masukkan ke dalam larutan mendekati dasar wadah.
·
Hisap
larutan dengan mulut (jika tak bahaya) atau ball pipet sampai beberapa cm di atas
angka /tanda batas .
·
Angkat
pipet dari larutan jika dengan mulut tutup
pangkal pipet dengan jari telunjuk dan keringkan bagian luarnya dengsn
kertas pengering lalu turunkan larutan dengan memutar-mutar pipet sampai tanda
batas.
·
Jika dengan ballpipet lalu
keringkan bagian luarnya dengan kertas pengering lalu turunkan larutan dengan
menekan bagian pengeluaran larutan sampai tanda batas.
·
Keluarkan larutan dalam
pipet ke dalam wadah/erlemeyer/labu takar.
Menurut
Rosa (2010),dalam mengeluarkan larutan, pipet berada dalam posisi tegak dan
ujung pipet hampir menempel pada dasar wadah.tujuannya adalah agar tidak ada
larutan yang menempel pada dinding wadah. Jika pipet tidak dipakai untuk
larutan yg sama segera cuci dengan air/aquades.
b.
Dengan menggunakan Beaker
Glass
Langkah-langkah
dalam memindahkan larutan menggunakan beaker glass adalah :
·
Pastikan mulut beaker tepat
pada wadah
·
Arahkan dengan
spatula/batang gelas (kasus)
·
Cairan/bahan sisa yang
menempel pada dinding wadah disemprot dengan botol semprot (Anonim B, 2010).
3. Teknik Titrasi
Menurut
Anonim B (2010),teknik ini berperan dalam proses standarisasi larutan. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan buret yang dilengkapi dengan statif.
Berikut ini langkah-langkah dalam proses titrasi dengan menggunakan buret.
·
Pastikan
dalam buret tidak ada gelembung udara,
pembacaan skala awal sebelum meniter,dan tegak lurus dengan permukaan cairan .
·
Kran
diolesi dg vaselin secukupnya dan bilasi dengan cairan yang akan digunakan titrasi 3 kali.
·
Isi buret dengan larutan titran dan pastikan berada di atas
skala nol .
·
Alirkan larutan dengan memutar kran sampai
ujung buret terisi penuh.
·
Aturlah
tinggi larutan sampai miniskus tepat angka nol atau angka lainnya mulai
titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya & tangan kanan
memegang labu erlenmeyer sambil digoyangkan dengan gerakan memutar agar tetesan
titran segera tercampur sampai titik akhir titrasi (Radit, 2010).
4. Teknik Penyaringan
Teknik
penyaringan bertujuan untuk mendapatkan larutan yang lebih murni atau dengan kata lain untuk memisahkan
larutan dengan padatannya atau filtrat dengan residunya. Teknik penyaringan dapat
dilakukan dengan menggunakan kertas saring atau alat penghisap.
a.
Penyaringan
Tanpa Penghisap
·
Ikuti
seperti gambar di samping
·
Kertas
saring tak boleh melebihi corong
·
Basahi
kertas dengan aquades dan hidari ada rongga udara
·
Jika
ada partikel padat, usahakan cairan dulu disaring dan terakhir suspensi
padatnya
·
Kadang-kadang
proses cepat dan kertas saring dilipat sesuai petunjuk pelipatan kertas saring
(seperti corong)
b.
Penyaringan
Dengan Penghisap
·
Pasanglah
seperangkat seperti gambar di bawah ini
·
Hubungkan erlenmeyer lain yang berisi bahan higroskopik (silika gel)
·
Hubungkan erlenmenyer c dengan penghisap
(pompa)
·
Pompa dijalankan jika mulai menyaring (Anonim B, 2010).
2.2 Pentingnya Penguasaan Alat Laboratorium dan Aplikasinya
Laboratorium kimia analitik merupakan suatu tempat yang
digunakan oleh mahasiswa, peneliti, dosen dan sebagainya untuk melakukan
percobaan atau penelitian. Pada umumnya percobaan yang dilakukan berhubungan
dengan bahan kimia, peralatan gelas dan juga instrumentasi khusus. Tanpa
dibekali pengetahuan yang cukup, sering kali mengakibatkan terjadinya
kecelakaan pada saat melakukan percobaan. Agar setiap individu lebih
meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja dalam laboratorium, maka diperlukan
pemahaman mengenai petunjuk keselamatan saat melakukan percobaan di dalam
laboratorium (Hatsma, 2007).
Pada saat melakukan percobaan di laboratorium, perlu juga
diperhatikan mengenai kebersihan dan kerapian dalam laboratorium. Hal ini akan
membuat praktikan akan lebih disiplin dan akan menimbulkan kenyamanan dalam
bekerja. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diterapkan pada saat dan
setelah selesai melakukan percobaan di laboratorium.
1.
Meja harus dijaga agar tetap
bersih dan setiap kali percobaan hendaknya membawa tissue atau lap meja
sehingga ceceran bahan kimia padat atau cair dapat segera dibersihkan.
2.
Semua alat kaca harus
benar-benar bersih dan bila lama tidak digunakan sebaiknya harus dibilas dengan
air suling/air mineral sebelum alat tersebut digunakan kembali.
3.
Alat yang sudah tidak
digunakan hendaknya dikembalikan ke dalam lemari/tempatnya.
4.
Jika suatu endapan, filtrate
atau larutan akan digunakan pada percobaan berikutnya, maka dikesampingkan
terlebih dahulu. Jangan lupa memberi label agar mudah di identifikasi.
5.
Botol regensia jangan sampai
berkumpul/berada pada meja kerja. Sebaiknya botol ini segera dikembalikan ke
tempatnya.
(Basset, 1994: 64).
6.
Setiap melakukan percobaan,
hendaknya menyediakan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan sehingga tidak
terjadi kesalahan pada perolehan data (Dahar, 1986:8).
7.
Jangan sekali-kali
meninggalkan meja yang kotor. Biasakanlah juga untuk memeriksa apakah kran air
telah ditutu. Tempat cuci tidak boleh diisi dengan barang-barang yang tidak
larut (Anonim A, 2009:3).
Dalam melakukan
percobaan, petunjuk kerja sangatlah
berguna. Petunjuk ini tidak hanya berisikan spesifikasi reaksi tetapi juga
memberi label dari setiap senyawa yang digunakan. Informasi penting lebih
lanjut dibutuhkan berupa risiko yang mungkin terjadi bagi orang dan lingkungan,
taksiran perlindungan diri dan instruksi tentang pertolongan pertama pada kasus
darurat, dan informasi tentang taksiran pemusnahan dari limbah yang dihasilkan.
Sebelum memulai percobaan, perlu diperiksa apakah tersedia cukup waktu untuk
menyusun percobaan sesuai alokasi waktu. Jika tidak maka perlu diputuskan jika
suatu percobaan dapat dihentikan dengan aman pada selang waktu tertentu tanpa
memberikan kerugian yang berpengaruh. Semua bahan kimia dan peralatan yang
dibutuhkan untuk suatu unjuk kerja yang aman harus diperhatikan dari awal
(Hatsma, 2007).
Sebagai
contoh nyatanya adalah percobaan dengan menggunakan larutan asam kuat.
Percobaan harus dilaksanakan di lemari asam jika melibatkan bahan-bahan yang
bersifat toksik atau korosif dan / atau gas, uap atau aerosol yang mungkin
terlepas dalam konsentrasi yang membahayakan. Gangguan aliran dapat juga
meningkat akibat sumber panas. Biasanya nyala api terbuka seperti kompor Bunsen
memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap unjuk kerja lemari asam dan hal
ini jelas harus dihindari. Mengingat bahan-bahan kimi biasanya bersifat
berbahaya maka bahan ini tidak boleh terjadi kontak dengan kulit selama
penanganan. Bahan-bahan yang berbahaya harus ditangani hanya dalam jumlah yang
kecil dan peralatan pelindung yang nyaman harus dikenakan.
Contoh
pentingnya pengusaan alat dapat dilihat pada penngunaan alat gelas. Hampir
semua percobaan dengan bahan kimia dilakukan menggunakan peralatan gelas. Gelas
memiliki banyak keuntungan dalam percobaan kimia. Gelas tidak hanya bersifat
non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi
berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan peralatan
gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di laboratorium.
Peralatan tersusun dari bahan gelas dapat menyebabkan bahan kimia yang
berbahaya dan memungkinkan terjadinya kebakaran. Susunan peralatan gelas harus
dilakukan dengan mengikuti petunjuk kerja yang aman. Penggunaan bagian
peralatan yang tidak cocok harus dihindari seperti penggunaan tipe gelas yang
berbeda, sambungan peralatan gelas yang tidak sesuai, dan lain sebagainya.
Susunan peralatan gelas yang kompleks harus dibangun tanpa tekanan mekanik yang
dapat memungkinkan gelas pecah. Hal ini dapat dilakukan pada tempat yang aman
(yang terbaik adalah di lemari asam) dan aman dari gangguan. Peralatan
laboratorium biasanya disusun pada sistem terbuka pada kondisi atmosfer supaya
menjamin kompensasi tekanan dan menghindari ledakan, perkecualian reaktor
autoklaf yang terbukan dari bahan logam baja dan non korosif. Pada banyak
kasus, peralatan yang menggunakan listrik umum digunakan seperti pengaduk,
pemanas, sentrifus dan lain-lain. Peralatan seperti ini harus dalam kondisi
teknis yang baik dan memenuhi spesifikasi keamanan untuk dioperasikan dengan
listrik. Hal ini harus diperiksa selama kisaran waktu tertentu oleh teknisi
yang ahli meliputi perbaikan kabel yang tersayat, sambungan, konsluiting dan
lain-lain atau menggantinya jika terjadi kerusakan. Pemeriksaan keamanan yang
diperlukan untuk peralatan bersifat bergerak juga perlu dilakukan setara dengan
peralatan diam (Dahar, 1986:8).
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat :
·
Neraca Analitik
·
Beaker Glass 250 ml, 500
ml.
·
Erlenmeyer 250 ml
·
Pipet Tetes
·
Pipet Ukur 20 ml, 50 ml
·
Bulb Pipet
·
Buret 50 ml
·
Corong
·
Botol semprot
·
Spatula
·
Oven
·
Botol timbang
2.1.2 Bahan :
· Tissue
· Aquadest
· Kertas saring
· Vaselin
· Asam Nitrat 10%
· Asam Klorida 10%
· Larutan NaOH 0,1 M
· Serbuk kopi
· Indikator PP 1%
2.2 Skema Kerja
TEKNIK
PEMINDAHAN LARUTAN
2.2.1 Pemindahan Larutan dengan pipet volume
aquadest
|
↓
Diambil dengan pipet
(5 ml, 10 ml gunakan
pipet ukur)
(25 ml gunakan pipet
volum)
↓
Letakkan dalam botol
timbang
(telah diketahui
beratnya)
↓
Timbang sebagai b
ulangi sebanyak 3 kali
2.2.2 Teknik
Pemindahan Daari Beaker Glass
Beaker glass di
timbang (bg awal)
↓
Tuang aquadest 10
ml pada beaker
|
↓
Timbang sebagia
(beaker glass akhir)
↓
Tuang dalam botol
semprot yang telah diketahui beratnya (berat awal)
↓
Timbang botol semprot
+ air sebagai berat akhir
↓
Aquadest diambil dan
diletakkan dalam beaker glass ke 2
Telah di ketahui
beratnya (berat kosong)
↓
Ditimbang beaker
glass ke 2 + aquadest
↓
Hitung berat C
2.2.3 Teknik Titrasi
20 ml larutan HCl 0,1 N
|
↓
Dimasukkan Erlenmeyer 250 ml
|
|
↓
Catat volume titran yang dibutuhkan
Dan timbang Erlenmeyer + larutan
↓
Ulangi sebanyak 4 kali
2.2.4
Teknik Penyaringan
Timbang botol semprot awal + isi (f
gram)
↓
Timbang 1 gram serbuk kopi dalam beaker glass yang telah
diketahui beratnya (a)
↓
Ditambah
aquadest 10 ml
|
↓
Timbang
berat beaker dan isi (b)
↓
Saring
menggunakan corong + saringan (d gram)
↓
Dan
letakkan dalam beaker glass ke 2 (A gram)
↓
Timbang
beaker pertama + sisa yang tertinggal sebagai (c)
↓
Timbang corong + saringan yang
telah digunakan (e gram)
↓
Timbang botol semprot akhir + isi
(g gram)
↓
Timbang berat beaker glass ke 2 +
Filtrat (b gram)
↓
Hitung berat isi (h gram)
↓
Hitung lama titrasi dan i
BAB
4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1
Hasil Pengamatan
KELOMPOK 1 & 2
A. Teknik
pemindahan larutan dengan pipet volum
Ulangan
|
Volume
Nominal Pipet
|
||||||||
5 ml
|
10 ml
|
25
ml
|
|||||||
a
|
b
|
c
|
A
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
|
1
|
4.424
|
9.36
|
4.936
|
4.175
|
13.98
|
9.81
|
4.36
|
28.73
|
24.37
|
2
|
4.431
|
9.36
|
4.929
|
4.171
|
13.98
|
9.809
|
4.359
|
28.74
|
24.38
|
3
|
4.427
|
9.367
|
4.94
|
4.172
|
13.97
|
9.805
|
4.361
|
28.78
|
24.42
|
4
|
0.00351
|
0.004
|
0.0055
|
0.002
|
0.00577
|
0.0026
|
0.001
|
0.02646
|
0.026
|
S
|
|||||||||
rerata
|
|||||||||
SD
|
0.00351
|
0.004
|
0.0055
|
0.002
|
0.00577
|
0.0026
|
0.001
|
0.02646
|
0.026
|
Keterangan :
a : berat wadah kosong
b : berat (wadah kosong +
Aquadest )
c : Berat ( wadah Kosong +
Aquadest ) – wadah kosong
B. Teknik
pemindahan larutandari beaker glass ke wadah lainnya
Ulangan
|
Berat
|
C
|
|||||
Beaker Glass 1 + isi
|
Botol Semprot
|
Beaker Glass 2 + isi
|
|||||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
Kosong
|
Isi (B) + kosong
|
||
1
|
47.1197
|
56.9797
|
41.52
|
51.26
|
61.21
|
71.36
|
-10.03
|
2
|
47.1186
|
56.9787
|
41.53
|
51.33
|
61.2
|
71.22
|
-9.96
|
3
|
47.119
|
56.9775
|
41.47
|
51.32
|
61.2
|
71.32
|
-10.111
|
S
|
|||||||
Rerata
|
|||||||
SD
|
0.00056
|
0.0011
|
0.03215
|
0.03786
|
0.00577
|
0.07211
|
0.07557
|
Keterangan :
C
= berat (awal – (akhir+B)) + (awal botol semprot – akhir botol semprot)
C. Teknik
titrasi
Ulangan
|
Berat Erlenmeyer
|
Jumlah
Titran
|
||
Awal
|
Akhir
|
gram
|
ml
|
|
1
|
73.1
|
90.192
|
17.09
|
17.8
|
2
|
85.95
|
104.157
|
18.2
|
18.5
|
3
|
84.95
|
103.11
|
18.16
|
18.5
|
4
|
84.52
|
102.34
|
17.82
|
17.8
|
S
|
||||
Rerata
|
||||
SD
|
6.04973
|
6.54765
|
0.51409
|
0.40415
|
Keteranagan :
Berat awal = berat kosong + berat sampel + berat
indicator
Berat akhir = berat awal + berat titran
Jumlah Gram = berat akhir - berat awal
D.
Teknik
penyaringan
Ula-ngan
|
Berat
|
T (jam)
|
i
|
|||||||||
Wadah 1
|
Corong+saringan
|
Botol Semprot
|
Wadah 2
|
|||||||||
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
f
|
g
|
a
|
b
|
h
|
|||
1
|
56.41
|
76.31
|
56.8
|
14.55
|
19.69
|
39.44
|
69.17
|
50.65
|
64.94
|
14.29
|
||
2
|
56.45
|
76.31
|
56.81
|
14.61
|
19.65
|
39.56
|
68.85
|
50.65
|
64.71
|
14.06
|
||
3
|
56.42
|
76.33
|
56.83
|
14.58
|
19.69
|
39.47
|
68.98
|
50.68
|
64.73
|
14.05
|
||
Rera-ta
|
||||||||||||
SD
|
0.021
|
0.012
|
0.015
|
0.03
|
0.023
|
0.062
|
0.161
|
0.017
|
0.127
|
0.136
|
KELOMPOK 3 & 4
A.
Teknik Pemindahan Larutan Dengan Pipet Volume
Ulangan
|
Volume Nominal Pipet
|
||||||||
5 ml
|
10 ml
|
25 ml
|
|||||||
a
|
b
|
c
|
A
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
|
1
|
4,42
|
9,38
|
4,96
|
4,17
|
14,06
|
9,89
|
4,36
|
29,3
|
24,94
|
2
|
4,41
|
9,34
|
4,93
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
3
|
4,41
|
9,37
|
4,96
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
4
|
4,41
|
9,35
|
4,94
|
4,15
|
14,05
|
9,9
|
4,35
|
29,27
|
24,92
|
∑
|
17,65
|
37,44
|
19,79
|
16,62
|
56,23
|
39,61
|
17,43
|
117,15
|
99,72
|
rerata
|
4,4125
|
9,36
|
4,9475
|
4,155
|
14,0575
|
9,9025
|
4,3575
|
29,2875
|
24,93
|
SD
|
0,005
|
0,01826
|
0,015
|
0,01
|
0,005
|
0,00957
|
0,005
|
0,01258
|
0,00816
|
Keterangan :
a : berat wadah kosong
b : berat (wadah kosong +
Aquadest )
c : Berat ( wadah Kosong +
Aquadest ) – wadah kosong
B.
Teknik Pemindahan Larutan Dari Beaker Glass ke Wadah Lainnya
Ulangan
|
Berat
|
C
|
|||||
Beaker Glass 1 + isi
|
Botol Semprot
|
Beaker Glass 2 + isi
|
|||||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
|
57,96
|
47,36
|
399,77
|
397,93
|
56,43
|
67,98
|
|
2
|
56,95
|
47,32
|
397,9
|
397,36
|
56,49
|
67,51
|
|
3
|
57,94
|
47,3
|
397,32
|
391,58
|
56,45
|
67,34
|
|
∑
|
172,85
|
141,98
|
1194,99
|
1186,87
|
169,37
|
202,83
|
|
rerata
|
57,6167
|
47,3267
|
398,33
|
395,623
|
56,4567
|
67,61
|
|
SD
|
0,57744
|
0,03055
|
1,28035
|
3,51321
|
0,03055
|
0,33151
|
Keterangan :
C
= berat (awal – (akhir+B)) + (awal botol semprot – akhir botol semprot)
C.
Teknik Titrasi
Ulangan
|
Berat Erlenmeyer
|
Jumlah Titran
|
||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
|
1
|
66,26
|
85,22
|
18,96
|
22,5
|
2
|
66,27
|
85,27
|
19
|
22,25
|
3
|
66,19
|
85,12
|
18,93
|
22,9
|
4
|
65,97
|
85,07
|
19,1
|
21,9
|
∑
|
264,69
|
340,68
|
75,99
|
89,55
|
rerata
|
66,1725
|
85,17
|
18,9975
|
22,3875
|
SD
|
0,13961
|
0,09129
|
0,07411
|
0,42106
|
Keteranagan :
Berat awal = berat kosong + berat sampel + berat
indicator
Berat akhir = berat awal + berat titran
Jumlah Gram = berat akhir - berat awal
D.
Teknik Penyaringan
Ulangan
|
Berat
|
T
|
|||||||||
Wadah 1
|
Corong + Saringan
|
Botol Semprot
|
Wadah 2
|
||||||||
a
|
b
|
c
|
d
|
E
|
f
|
g
|
a
|
b
|
h
|
(jam)
|
|
1
|
147,85
|
168,52
|
150,7
|
11,25
|
15,22
|
466,83
|
449,69
|
157,16
|
176,95
|
19,79
|
5,47
|
2
|
148,35
|
168,5
|
150,5
|
11,33
|
14,62
|
449,76
|
429,79
|
157,79
|
171,76
|
13,93
|
5,38
|
∑
|
296,2
|
337,02
|
301,2
|
22,58
|
29,84
|
916,59
|
879,48
|
314,95
|
348,71
|
33,72
|
|
rerata
|
148,1
|
168,51
|
150,6
|
11,29
|
14,92
|
458,3
|
439,74
|
157,48
|
174,36
|
16,86
|
|
SD
|
0,354
|
0,014
|
0,163
|
0,057
|
0,424
|
12,07
|
14,07
|
0,445
|
3,67
|
4,144
|
4.2 Hasil Perhitungan
KELOMPOK 1 & 2
A. Teknik
pemindahan larutan dengan pipet volum
Ulangan
|
Volume
Nominal Pipet
|
||||||||
5 ml
|
10 ml
|
25
ml
|
|||||||
a
|
b
|
c
|
A
|
b
|
c
|
a
|
b
|
C
|
|
1
|
4,42
|
9,38
|
4,96
|
4,17
|
14,06
|
9,89
|
4,36
|
29,30
|
24,94
|
2
|
4,41
|
9,34
|
4,93
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
3
|
4,41
|
9,37
|
4,96
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
4
|
4,41
|
9,35
|
4,94
|
4,15
|
14,05
|
9,96
|
4,35
|
29,27
|
24,92
|
S
|
17,65
|
37,44
|
19,79
|
16,62
|
56,23
|
39,61
|
17,43
|
117,15
|
99,72
|
rerata
|
4,4125
|
9,36
|
4,9475
|
4,155
|
14,0575
|
9,9025
|
4,3575
|
29,2875
|
24,93
|
SD
|
0.00351
|
0.004
|
0.0055
|
0.002
|
0.00577
|
0.0026
|
0.001
|
0.02646
|
0.026
|
B. Teknik
pemindahan larutandari beaker glass ke wadah lainnya
Ulangan
|
Berat
|
C
|
|||||
Beaker Glass 1 + isi
|
Botol Semprot
|
Beaker Glass 2 + isi
|
|||||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
Kosong
|
Isi (B) + kosong
|
||
1
|
57,96
|
47,36
|
399,77
|
397,93
|
56,44
|
67,98
|
-10.03
|
2
|
56,95
|
47,32
|
397,90
|
397,36
|
56,49
|
67,51
|
-9.96
|
3
|
57,94
|
47,30
|
397,32
|
391,58
|
56,45
|
67,34
|
-10.111
|
S
|
172,85
|
141,98
|
1194,99
|
1186,87
|
169,37
|
202,83
|
|
Rerata
|
57,6167
|
47,3267
|
398,33
|
395,623
|
56,4567
|
67,61
|
|
SD
|
0.00056
|
0.0011
|
0.03215
|
0.03786
|
0.00577
|
0.07211
|
0.07557
|
C. Teknik
titrasi
Ulangan
|
Berat Erlenmeyer
|
Jumlah
Titran
|
||
Awal
|
Akhir
|
gram
|
Ml
|
|
1
|
66,26
|
85,22
|
18,96
|
22,5
|
2
|
66,27
|
85,27
|
19
|
22,25
|
3
|
66,19
|
85,12
|
18,93
|
22,9
|
4
|
65,97
|
85,07
|
19,1
|
21,9
|
S
|
264,69
|
340,68
|
75,99
|
89,55
|
Rerata
|
66,1725
|
85,17
|
18,9975
|
22,3875
|
SD
|
6.04973
|
6.54765
|
0.51409
|
0.40415
|
D. Teknik penyaringan
Ula-ngan
|
Berat
|
T (jam)
|
i
|
|||||||||
Wadah 1
|
Corong+saringan
|
Botol Semprot
|
Wadah 2
|
|||||||||
a
|
b
|
c
|
d
|
e
|
f
|
g
|
a
|
b
|
h
|
|||
1
|
147,85
|
168,52
|
150,69
|
11,25
|
15,22
|
466,83
|
449,69
|
157,16
|
176,95
|
19,79
|
5,47
|
|
2
|
148,35
|
168,50
|
150,46
|
11,33
|
14,62
|
449,76
|
429,79
|
157,79
|
171,76
|
13.93
|
5,38
|
|
296,2
|
337
|
301,2
|
22,58
|
29,84
|
916,6
|
879,5
|
315
|
348,7
|
33,72
|
|||
Rerata
|
148,1
|
168,5
|
150,6
|
11,29
|
14,92
|
458,3
|
439,7
|
157,5
|
174,4
|
16,86
|
||
SD
|
0.021
|
0.012
|
0.015
|
0.03
|
0.023
|
0.062
|
0.161
|
0.017
|
0.127
|
0.136
|
KELOMPOK 3 & 4
A.
Teknik Pemindahan Larutan Dengan Pipet Volume
Ulangan
|
Volume Nominal Pipet
|
||||||||
5 ml
|
10 ml
|
25 ml
|
|||||||
a
|
b
|
c
|
A
|
b
|
c
|
a
|
b
|
c
|
|
1
|
4,42
|
9,38
|
4,96
|
4,17
|
14,06
|
9,89
|
4,36
|
29,3
|
24,94
|
2
|
4,41
|
9,34
|
4,93
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
3
|
4,41
|
9,37
|
4,96
|
4,15
|
14,06
|
9,91
|
4,36
|
29,29
|
24,93
|
4
|
4,41
|
9,35
|
4,94
|
4,15
|
14,05
|
9,9
|
4,35
|
29,27
|
24,92
|
∑
|
17,65
|
37,44
|
19,79
|
16,62
|
56,23
|
39,61
|
17,43
|
117,15
|
99,72
|
rerata
|
4,4125
|
9,36
|
4,9475
|
4,155
|
14,0575
|
9,9025
|
4,3575
|
29,2875
|
24,93
|
SD
|
0,005
|
0,01826
|
0,015
|
0,01
|
0,005
|
0,00957
|
0,005
|
0,01258
|
0,00816
|
B.
Teknik Pemindahan Larutan Dari Beaker Glass ke Wadah Lainnya
Ulangan
|
Berat
|
C
|
|||||
Beaker Glass 1 + isi
|
Botol Semprot
|
Beaker Glass 2 + isi
|
|||||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
|
57,96
|
47,36
|
399,77
|
397,93
|
56,43
|
67,98
|
|
2
|
56,95
|
47,32
|
397,9
|
397,36
|
56,49
|
67,51
|
|
3
|
57,94
|
47,3
|
397,32
|
391,58
|
56,45
|
67,34
|
|
∑
|
172,85
|
141,98
|
1194,99
|
1186,87
|
169,37
|
202,83
|
|
rerata
|
57,6167
|
47,3267
|
398,33
|
395,623
|
56,4567
|
67,61
|
|
SD
|
0,57744
|
0,03055
|
1,28035
|
3,51321
|
0,03055
|
0,33151
|
C.
Teknik Titrasi
Ulangan
|
Berat Erlenmeyer
|
Jumlah Titran
|
||
Awal
|
Akhir
|
Awal
|
Akhir
|
|
1
|
66,26
|
85,22
|
18,96
|
22,5
|
2
|
66,27
|
85,27
|
19
|
22,25
|
3
|
66,19
|
85,12
|
18,93
|
22,9
|
4
|
65,97
|
85,07
|
19,1
|
21,9
|
∑
|
264,69
|
340,68
|
75,99
|
89,55
|
rerata
|
66,1725
|
85,17
|
18,9975
|
22,3875
|
SD
|
0,13961
|
0,09129
|
0,07411
|
0,42106
|
D.
Teknik Penyaringan
Ulangan
|
Berat
|
T
|
|||||||||
Wadah 1
|
Corong + Saringan
|
Botol Semprot
|
Wadah 2
|
||||||||
a
|
b
|
c
|
d
|
E
|
f
|
g
|
a
|
b
|
h
|
(jam)
|
|
1
|
147,85
|
168,52
|
150,7
|
11,25
|
15,22
|
466,83
|
449,69
|
157,16
|
176,95
|
19,79
|
5,47
|
2
|
148,35
|
168,5
|
150,5
|
11,33
|
14,62
|
449,76
|
429,79
|
157,79
|
171,76
|
13,93
|
5,38
|
∑
|
296,2
|
337,02
|
301,2
|
22,58
|
29,84
|
916,59
|
879,48
|
314,95
|
348,71
|
33,72
|
|
rerata
|
148,1
|
168,51
|
150,6
|
11,29
|
14,92
|
458,3
|
439,74
|
157,48
|
174,36
|
16,86
|
|
SD
|
0,354
|
0,014
|
0,163
|
0,057
|
0,424
|
12,07
|
14,07
|
0,445
|
3,67
|
4,144
|
5.3 Analisis Data
Shift I Kelompok 1&2
Pada praktikum kali ini yaitu tentang teknik laboratorium
dimana kita mempelajari tentang beberapa teknik yang ada pada laboratorium.
Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi teknik pemindahan larutan, teknik
titrasi, teknik penyaringan, dan juga teknik pencucian.
5.3.1 Teknik Pemindahan larutan
Dalam teknik pemindahan larutan ini terdapat 2 teknik
yaitu pemindahan larutan dengan menggunakan pipet dan pemindahan larutan dengan
menggunakan beaker glass.
5.3.1.1 Dengan Pipet
a. Larutan diaduk terlebih dahulu hingga menjadi homogen
dan menggunakan pipet kering (lebih baik).
b. Ujung pipet masukkan ke dalam larutan mendekati dasar
wadah.
c. Hisap larutan dengan menggunakan mulut atau ball pipet sampai beberapa cm di atas tanda batas.
c. Hisap larutan dengan menggunakan mulut atau ball pipet sampai beberapa cm di atas tanda batas.
d. Angkat pipet, apabila menggunakan mulut maka tutup
dengan pangkal jari telunjuk dan keringkan bagian pangkalnya dengan menggunakan
kertas pengering lalu turunkan dengan memutar-mutar pipet sampai tanda batas.
e.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
- Sebelum melakukan percobaan, hendaknya dipahami terlebih dahulu mengenai tata tertib pada saat melakukan percobaan.
- Pengetahuan tentang teknik-teknik dan alat-alat laboratorium sangat penting karena hal tersebut merupakan aspek dasar dalam melakukan suatu percobaan.
- Aspek teknik laboratorium meliputi : penimbangan, pemindahan larutan, titrasi, homogenasi, sterilisasi, penyaringan, dan pencucian.
- Pada setiap teknik laboratorium, digunakan alat yang berbeda satu sama lain. Berikut adalah teknik laboratorium disertai dengan alat yang berperan di dalamnya .
·
Teknik penimbangan : neraca
·
Teknik pemindahan larutan : pipet dan beaker glass
·
Teknik titrasi : buret
·
Teknik penyaringan : kertas saring dan botol hisap
·
Teknik homogenasi : vortex dan sentrifuse
·
Teknik sterilisasi : Autoklaf
·
Teknik pencucian: menggunakan aqudes, sabun atau larutan asam.
- Alat-alat yang sering digunakan dalam laboratorium kimia analitik adalah: neraca, pipet, beaker glass, buret, erlenmeyer, autoklaf, gelas ukur, vortex, gelas ukur, botol semprot, sentrifuse dan lain sebagainya.
5.2 Saran
Menurut kami
asisten sudah cukup baik dalam memberi penjelasan kepada praktikan dan saran
kami adalah supaya hal tersebut terus dipertahankan dan ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abynoel. 2008. Pengenalan Alat Laboratorium. http://abynoel.wordpress.com
[diakses tanggal 6 November 2010].
Adijuwana, Hendra. 1989. Teknik Pemisahan Dalam Analisis Biologis. Bogor : ITB Press.
Anonim A. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Jember : FMIPA UNEJ.
Anonim B. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik. Jember : FTP UNEJ.
Basset, J., dkk.1994. Buku Ajar Vogel:Kimia analitis Kuantitatif. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Dahar, Ratna Wilir. 1986. Tata Tertib Praktikum. Jember: FMIPA UNEJ.
Day, J.R dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarata :
Erlangga.
Hatsma.2007. Seputar Keamana Kerja di
Laboratorium. http://hatsma.bekasi.blogspot.com [diakses
tanggal 7 November 2010].
Patkipa. 2007. Alat-Alat dan Bahan Laboratorium.
www.p4tkipa.org
[diakses tanggal 7 November 2010].
Radit. 2010. Pengenalan Alat Laboratorium. http://ayosinauonline.blogspot.com
[diakses tanggal 7 November 2010].
Rosa. 2010. Teknik-Teknik
Percobaan. http://rosadora.blogspot.com
[diakses tanggal 7 November 2010].
Yalun. 2009. Teknik-Teknik Sterikisasi. http://yalun.wordpress.com [diakses
tanggal 7 November 2010].
LAMPIRAN
Nama Alat
|
Gambar
|
Keterangan
|
|||||||
Autoklaf
|
. |
Diagram autoklaf
vertical
1. Tombol pengatur
waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran
uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
|
|||||||
Inkubator
|
. |
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu
dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042
misalnya adalah 10-70oC.. |
|||||||
Hot Plate Stirer
|
. |
Pengadukan
dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer
seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L,
dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai
425oC.
|
|||||||
Buret
|
.
|
Biasanya digunakan untuk melakukan titrasi asam basa, dan standardisasi larutan
|
|||||||
Tabung Reaksi
|
. |
Media penyimpanan subtansi
atau zat sementara
|
|||||||
Neraca Elektrik
|
. |
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan
|
|||||||
Erlenmeyer
|
. |
Berfungsi untuk menampung
larutan, bahan atau cairan, meracik
dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi
mikroba dalam kultur cair
|
|||||||
Gelas Ukur
|
. |
Digunakan
untuk menakar air suling dan bahan kimia yang
akan digunakan.
|
|||||||
Corong
|
. |
Untuk penyaring suatu zat cair atau larutan.
|
|||||||
Beaker Glass
|
. |
Dapat
digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades maupun tempat untuk memanaskan air
|
|||||||
Pipet Tetes
|
.
|
Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang tidak diketahui
|
|||||||
Pipet Volume
|
.
|
Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang diketahui dan tetap untuk setiap pengambilan.
|
|||||||
Pipet Mohr
|
.
|
Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang diketahui dan volumenya mampu
deimanipulasi (diubah-ubah tergantung pengambilannya)
|
|||||||
|
| A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.katup Z untuk mengeluarkan sisa cairan di pipet. |
|||||||
Pipet Mikro
|
. |
alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 1000 µl
|