Monday, November 23, 2015

Teknik-Teknik Laboratorium










LAPORAN KELOMPOK




KIMIA ANALITIK




“TEKNIK-TEKNIK LABORATORIUM”



disusun oleh :
Ayu may Zuhroh         ( 101710101004 )
Septy Handayani         ( 101710101065 )
Arsyta zeinka              ( 101710101056 )
Frida Maslikhah         ( 101710101064 )





JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKUKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2010


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seiring berkembangnya teknologi, banyak peralatan laboratorium yang mengalami perkembangan, yang semula hanya alat sederhana menjadi alat yang lebih modern.termasuk peralatan praktikum yang digunakan di laboratorium kimia analitik. Dengan adanya peralatan tersebut, dapat mempermudah pelaksanakan praktikum kimia analitik. Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya (Achmad, 2009).
Alat dan bahan di laboratorium kimia analitik berbeda dengan alat dan bahan yang ada di laboratorium lain. Alat-alat di laborotorium kimia analitik, sebagian besar berbahan dasar gelas yang rentan terhadap kerusakan jika salah dalam penggunaan, selain itu bahan-bahan yang di gunakan merupakan berbagai macam larutan kimia mulai dari yang tidak berbahaya hingga larutan yang berbahaya. Oleh karena itu, Sebelum melakukan praktikum kimia analitik dan bekerja di laboratorium kimia analitik diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium disertai pengarahan dan simulasi bagaimana penggunaan alat laboratorium yang baik dan benar. Pengetahuan mengenai alat-alat laboratorium dan teknik –teknik bekerja di laboratorium, sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan cara penggunaan yang dapat mengaibatkan gagalnya suatu percobaan atau mengakibatkan kerusakan pada alat laboratorium. Berdasarkan uraian di atas maka penting dilakukanlah praktikum mengenai teknik-teknik laboratorium, untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan dalam melakukan suatu percobaan.

1.2  Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum yang akan dilaksanakan, diantaranya adalah:
1.      Untuk mengetahui dan mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium kimia analitik.
2.      Untuk mengetahui teknik penyiapan dan penggunaan alat- alat laboratorium  dengan baik dan benar
3.      Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari alat-alat laboratorium kimia analitik.

1.3  Manfaat Praktikum
            Dengan adanya praktikum ini, praktikan dapat lebih memahami mengenai teknik-teknik laboratorium kimia analitik dan juga dapat mengetahui alat-alat yang digunakan  pada saat praktikum serta cara penggunaannya dengan baik dan benar.

 
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
 2.1 Teknik-Teknik Laboratorium
            Dalam melakukan percobaan di laboratorium kimia analitik, diperlukan pemahaman terhadap teknik-teknik percobaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan saat melakukan praktikum. Teknik-teknik yang dimaksud adalah:
1.        Teknik Penimbangan
Menurut Rosa (2010),teknik penimbangan yaitu suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah sampel sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Satuannya merupakan satuan massa. Selain itu, teknik penimbangan juga digunakan untuk mengetahui massa/berat suatu benda. Hal- hal yang perlu dilakukan sebelum menimbang adalah:
·         Kenali jenis timbangan
·         Pilih timbangan sesuai dengan kebutuhan
·         Duduk tepat menghadap timbangan
·         Pastikan kedudukan timbangan datar
·         Jika timbangan tidak beroperasi secara normal, panggil teknisi
·         Hindari menimbang bahan yang panas
Langkah-langkah dalam teknik penimbangan yaitu: neraca harus berada dalam  posisi datar agar keseimbangannya dapat tetap terjaga. Dalam menimbang suatu zat, zat tidak boleh langsung diletakkan di atas neraca, melainkan dengan menggunakan kaca arloji, botol timbang, gelas kimia atau wadah yang lainnya. Berat bahan dapat dicari dengan cara “ Berat total-Berat wadah”. Apabila neraca sudah lama tidak digunakan, maka dapat dilakukan kalibrasi terhadap alat tersebut .Ukuran ketepatan danketelitian pada saat penimbangan ditandai dengan:
·         Tanda “S” pertama kali muncul
·         Kandungan air dalam bahan harus konstant
Alat yang digunakan dalam teknik penimbangan adalan neraca. Terdapat beberapa macam neraca, tetapi yang sering digunakan adalah neraca elektrik, karena penggunaannya lebih mudah dan lebih efisien (Day dan Underwood, 1986).
2.        Teknik pemindahan larutan
      Menurut Anonim (2010), teknik pemindahan larutan ada 2 yaitu dengan menggunakan pipet dan menggunaka beaker glass.
a.       Dengan menggunakan Pipet
Langkah-langkah pemindahan larutan menggunakan pipet adalah :
·         Larutan aduk dulu (homogen) dan sebaiknya gunakan pipet kering, jika tidak bilas dengan larutan yang dipindahkan minimal 2 kali.
·         Ujung Pipet masukkan ke dalam larutan mendekati dasar wadah.
·         Hisap larutan dengan mulut (jika tak bahaya) atau ball pipet sampai beberapa cm di atas angka /tanda batas .
·         Angkat pipet dari larutan jika dengan mulut tutup  pangkal pipet dengan jari telunjuk dan keringkan bagian luarnya dengsn kertas pengering lalu turunkan larutan dengan memutar-mutar pipet sampai tanda batas.
·         Jika dengan ballpipet lalu keringkan bagian luarnya dengan kertas pengering lalu turunkan larutan dengan menekan bagian pengeluaran larutan sampai tanda batas.
·         Keluarkan larutan dalam pipet ke dalam wadah/erlemeyer/labu takar.
Menurut Rosa (2010),dalam mengeluarkan larutan, pipet berada dalam posisi tegak dan ujung pipet hampir menempel pada dasar wadah.tujuannya adalah agar tidak ada larutan yang menempel pada dinding wadah. Jika pipet tidak dipakai untuk larutan yg sama segera cuci dengan air/aquades.
b.      Dengan menggunakan Beaker Glass
Langkah-langkah dalam memindahkan larutan menggunakan beaker glass adalah :
·         Pastikan mulut beaker tepat pada wadah
·         Arahkan dengan spatula/batang gelas (kasus)
·         Cairan/bahan sisa yang menempel pada dinding wadah disemprot dengan botol semprot (Anonim B, 2010).
3.    Teknik Titrasi
Menurut Anonim B (2010),teknik ini berperan dalam proses standarisasi larutan. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan buret yang dilengkapi dengan statif. Berikut ini langkah-langkah dalam proses titrasi dengan menggunakan buret.
·         Pastikan dalam buret tidak ada gelembung udara,   pembacaan skala awal sebelum meniter,dan tegak lurus dengan  permukaan cairan .
·         Kran diolesi dg vaselin secukupnya dan bilasi dengan cairan yang akan digunakan titrasi 3 kali.
·          Isi buret dengan larutan titran dan pastikan berada di atas skala nol .
·          Alirkan larutan dengan memutar kran sampai ujung buret terisi   penuh.
·         Aturlah tinggi larutan sampai miniskus tepat angka nol atau angka lainnya mulai titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya & tangan kanan memegang labu erlenmeyer sambil digoyangkan dengan gerakan memutar agar tetesan titran segera tercampur sampai titik akhir titrasi (Radit, 2010).
4.    Teknik Penyaringan
Teknik penyaringan bertujuan untuk mendapatkan larutan yang lebih murni  atau dengan kata lain untuk memisahkan larutan dengan padatannya atau filtrat dengan residunya. Teknik penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan kertas saring atau alat penghisap.
a.       Penyaringan Tanpa Penghisap
·         Ikuti seperti gambar di samping
·         Kertas saring tak boleh melebihi corong
·         Basahi kertas dengan aquades dan hidari ada rongga udara
·         Jika ada partikel padat, usahakan cairan dulu disaring dan terakhir suspensi padatnya
·         Kadang-kadang proses cepat dan kertas saring dilipat sesuai petunjuk pelipatan kertas saring (seperti corong)
b.      Penyaringan Dengan Penghisap
·         Pasanglah seperangkat seperti gambar di bawah ini
·          Hubungkan erlenmeyer lain  yang berisi bahan higroskopik (silika gel)
·          Hubungkan erlenmenyer c dengan penghisap (pompa)
·          Pompa dijalankan jika mulai menyaring (Anonim B, 2010).

2.2 Pentingnya Penguasaan Alat Laboratorium dan Aplikasinya
            Laboratorium kimia analitik merupakan suatu tempat yang digunakan oleh mahasiswa, peneliti, dosen dan sebagainya untuk melakukan percobaan atau penelitian. Pada umumnya percobaan yang dilakukan berhubungan dengan bahan kimia, peralatan gelas dan juga instrumentasi khusus. Tanpa dibekali pengetahuan yang cukup, sering kali mengakibatkan terjadinya kecelakaan pada saat melakukan percobaan. Agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja dalam laboratorium, maka diperlukan pemahaman mengenai petunjuk keselamatan saat melakukan percobaan di dalam laboratorium (Hatsma, 2007).
            Pada saat melakukan percobaan di laboratorium, perlu juga diperhatikan mengenai kebersihan dan kerapian dalam laboratorium. Hal ini akan membuat praktikan akan lebih disiplin dan akan menimbulkan kenyamanan dalam bekerja. Berikut ini merupakan hal-hal yang harus diterapkan pada saat dan setelah selesai melakukan percobaan di laboratorium.
1.      Meja harus dijaga agar tetap bersih dan setiap kali percobaan hendaknya membawa tissue atau lap meja sehingga ceceran bahan kimia padat atau cair dapat segera dibersihkan.
2.      Semua alat kaca harus benar-benar bersih dan bila lama tidak digunakan sebaiknya harus dibilas dengan air suling/air mineral sebelum alat tersebut digunakan kembali.
3.      Alat yang sudah tidak digunakan hendaknya dikembalikan ke dalam lemari/tempatnya.
4.      Jika suatu endapan, filtrate atau larutan akan digunakan pada percobaan berikutnya, maka dikesampingkan terlebih dahulu. Jangan lupa memberi label agar mudah di identifikasi.
5.      Botol regensia jangan sampai berkumpul/berada pada meja kerja. Sebaiknya botol ini segera dikembalikan ke tempatnya.
(Basset, 1994: 64).
6.      Setiap melakukan percobaan, hendaknya menyediakan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan sehingga tidak terjadi kesalahan pada perolehan data (Dahar, 1986:8).
7.      Jangan sekali-kali meninggalkan meja yang kotor. Biasakanlah juga untuk memeriksa apakah kran air telah ditutu. Tempat cuci tidak boleh diisi dengan barang-barang yang tidak larut (Anonim A, 2009:3).
            Dalam melakukan percobaan,  petunjuk kerja sangatlah berguna. Petunjuk ini tidak hanya berisikan spesifikasi reaksi tetapi juga memberi label dari setiap senyawa yang digunakan. Informasi penting lebih lanjut dibutuhkan berupa risiko yang mungkin terjadi bagi orang dan lingkungan, taksiran perlindungan diri dan instruksi tentang pertolongan pertama pada kasus darurat, dan informasi tentang taksiran pemusnahan dari limbah yang dihasilkan. Sebelum memulai percobaan, perlu diperiksa apakah tersedia cukup waktu untuk menyusun percobaan sesuai alokasi waktu. Jika tidak maka perlu diputuskan jika suatu percobaan dapat dihentikan dengan aman pada selang waktu tertentu tanpa memberikan kerugian yang berpengaruh. Semua bahan kimia dan peralatan yang dibutuhkan untuk suatu unjuk kerja yang aman harus diperhatikan dari awal (Hatsma, 2007).
Sebagai contoh nyatanya adalah percobaan dengan menggunakan larutan asam kuat. Percobaan harus dilaksanakan di lemari asam jika melibatkan bahan-bahan yang bersifat toksik atau korosif dan / atau gas, uap atau aerosol yang mungkin terlepas dalam konsentrasi yang membahayakan. Gangguan aliran dapat juga meningkat akibat sumber panas. Biasanya nyala api terbuka seperti kompor Bunsen memiliki pengaruh yang sangat nyata terhadap unjuk kerja lemari asam dan hal ini jelas harus dihindari. Mengingat bahan-bahan kimi biasanya bersifat berbahaya maka bahan ini tidak boleh terjadi kontak dengan kulit selama penanganan. Bahan-bahan yang berbahaya harus ditangani hanya dalam jumlah yang kecil dan peralatan pelindung yang nyaman harus dikenakan.
Contoh pentingnya pengusaan alat dapat dilihat pada penngunaan alat gelas. Hampir semua percobaan dengan bahan kimia dilakukan menggunakan peralatan gelas. Gelas memiliki banyak keuntungan dalam percobaan kimia. Gelas tidak hanya bersifat non reaktif tetapi juga dapat menyajikan pengamatan visual selama reaksi berlangsung. Tetapi gelas dapat mudah pecah dan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Luka terpotong atau tergores dari pecahan peralatan gelas merupakan salah satu luka yang sangat sering terjadi di laboratorium. Peralatan tersusun dari bahan gelas dapat menyebabkan bahan kimia yang berbahaya dan memungkinkan terjadinya kebakaran. Susunan peralatan gelas harus dilakukan dengan mengikuti petunjuk kerja yang aman. Penggunaan bagian peralatan yang tidak cocok harus dihindari seperti penggunaan tipe gelas yang berbeda, sambungan peralatan gelas yang tidak sesuai, dan lain sebagainya. Susunan peralatan gelas yang kompleks harus dibangun tanpa tekanan mekanik yang dapat memungkinkan gelas pecah. Hal ini dapat dilakukan pada tempat yang aman (yang terbaik adalah di lemari asam) dan aman dari gangguan. Peralatan laboratorium biasanya disusun pada sistem terbuka pada kondisi atmosfer supaya menjamin kompensasi tekanan dan menghindari ledakan, perkecualian reaktor autoklaf yang terbukan dari bahan logam baja dan non korosif. Pada banyak kasus, peralatan yang menggunakan listrik umum digunakan seperti pengaduk, pemanas, sentrifus dan lain-lain. Peralatan seperti ini harus dalam kondisi teknis yang baik dan memenuhi spesifikasi keamanan untuk dioperasikan dengan listrik. Hal ini harus diperiksa selama kisaran waktu tertentu oleh teknisi yang ahli meliputi perbaikan kabel yang tersayat, sambungan, konsluiting dan lain-lain atau menggantinya jika terjadi kerusakan. Pemeriksaan keamanan yang diperlukan untuk peralatan bersifat bergerak juga perlu dilakukan setara dengan peralatan diam (Dahar, 1986:8).


BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat :
·         Neraca Analitik
·         Beaker Glass 250 ml, 500 ml.
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Pipet Tetes
·         Pipet Ukur 20 ml, 50 ml
·         Bulb Pipet
·         Buret 50 ml
·         Corong
·         Botol semprot
·         Spatula
·         Oven
·         Botol timbang

2.1.2 Bahan :
·    Tissue
·    Aquadest
·    Kertas saring
·    Vaselin
·    Asam Nitrat 10%
·    Asam Klorida 10%
·    Larutan NaOH 0,1 M
·    Serbuk kopi
·    Indikator PP 1%

 2.2 Skema Kerja
TEKNIK PEMINDAHAN LARUTAN
2.2.1 Pemindahan Larutan dengan pipet volume
aquadest
Diambil dengan pipet
(5 ml, 10 ml gunakan pipet ukur)
(25 ml gunakan pipet volum)
Letakkan dalam botol timbang
(telah diketahui beratnya)
Timbang sebagai b ulangi sebanyak 3 kali
2.2.2 Teknik Pemindahan Daari Beaker Glass
Beaker glass di timbang (bg awal)
Tuang aquadest 10 ml pada beaker
Timbang sebagia (beaker glass akhir)
Tuang dalam botol semprot yang telah diketahui beratnya (berat awal)
Timbang botol semprot + air sebagai berat akhir
Aquadest diambil dan diletakkan dalam beaker glass ke 2
Telah di ketahui beratnya (berat kosong)
Ditimbang beaker glass ke 2 + aquadest
Hitung berat C


2.2.3 Teknik Titrasi
20 ml larutan HCl 0,1 N
Dimasukkan Erlenmeyer 250 ml
Ditambah 3 tetes indicator PP 1 %
 


Dititrasi dengan NaOH 0,1 N hingga terjadi perubahan warna
 


Catat volume titran yang dibutuhkan
Dan timbang Erlenmeyer + larutan
Ulangi sebanyak 4 kali

2.2.4 Teknik Penyaringan
Timbang botol semprot awal + isi (f gram)
             Timbang 1 gram serbuk kopi dalam beaker glass yang telah diketahui beratnya (a)
Ditambah aquadest 10 ml
Timbang berat beaker dan isi (b)
Saring menggunakan corong + saringan (d gram)
Dan letakkan dalam beaker glass ke 2 (A gram)
Timbang beaker pertama + sisa yang tertinggal sebagai (c)
Timbang corong + saringan yang telah digunakan (e gram)
Timbang botol semprot akhir + isi (g gram)
Timbang berat beaker glass ke 2 + Filtrat (b gram)
Hitung berat isi (h gram)
Hitung lama titrasi dan i


 
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
4.1  Hasil Pengamatan
KELOMPOK 1 & 2
A.    Teknik pemindahan larutan dengan pipet volum
Ulangan
Volume Nominal Pipet
5 ml
10 ml
25 ml
a
b
c
A
b
c
a
b
c
1
4.424
9.36
4.936
4.175
13.98
9.81
4.36
28.73
24.37
2
4.431
9.36
4.929
4.171
13.98
9.809
4.359
28.74
24.38
3
4.427
9.367
4.94
4.172
13.97
9.805
4.361
28.78
24.42
4
0.00351
0.004
0.0055
0.002
0.00577
0.0026
0.001
0.02646
0.026
S









rerata









SD
0.00351
0.004
0.0055
0.002
0.00577
0.0026
0.001
0.02646
0.026
Keterangan :
a : berat wadah kosong
b : berat (wadah kosong + Aquadest )
c : Berat ( wadah Kosong + Aquadest ) – wadah kosong

B.     Teknik pemindahan larutandari beaker glass ke wadah lainnya
Ulangan
Berat
C
Beaker Glass 1 + isi
Botol Semprot
Beaker Glass 2 + isi
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Kosong
Isi (B) + kosong
1
47.1197
56.9797
41.52
51.26
61.21
71.36
-10.03
2
47.1186
56.9787
41.53
51.33
61.2
71.22
-9.96
3
47.119
56.9775
41.47
51.32
61.2
71.32
-10.111
S







Rerata







SD
0.00056
0.0011
0.03215
0.03786
0.00577
0.07211
0.07557
Keterangan  :
C = berat (awal – (akhir+B)) + (awal botol semprot – akhir botol semprot)

C.     Teknik titrasi
Ulangan
Berat Erlenmeyer
Jumlah Titran
Awal
Akhir
gram
ml
1
73.1
90.192
17.09
17.8
2
85.95
104.157
18.2
18.5
3
84.95
103.11
18.16
18.5
4
84.52
102.34
17.82
17.8
S




Rerata




SD
6.04973
6.54765
0.51409
0.40415
Keteranagan :
Berat awal = berat kosong + berat sampel + berat indicator
Berat akhir = berat awal + berat titran
Jumlah Gram = berat akhir - berat awal
D.    Teknik penyaringan
Ula-ngan
Berat
T (jam)
i
Wadah 1
Corong+saringan
Botol Semprot
Wadah 2
a
b
c
d
e
f
g
a
b
h
1
56.41
76.31
56.8
14.55
19.69
39.44
69.17
50.65
64.94
14.29


2
56.45
76.31
56.81
14.61
19.65
39.56
68.85
50.65
64.71
14.06


3
56.42
76.33
56.83
14.58
19.69
39.47
68.98
50.68
64.73
14.05














Rera-ta












SD
0.021
0.012
0.015
0.03
0.023
0.062
0.161
0.017
0.127
0.136



KELOMPOK 3 & 4
A. Teknik Pemindahan Larutan Dengan Pipet Volume
Ulangan
Volume Nominal Pipet
5 ml
10 ml
25 ml
a
b
c
A
b
c
a
b
c
1
4,42
9,38
4,96
4,17
14,06
9,89
4,36
29,3
24,94
2
4,41
9,34
4,93
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
3
4,41
9,37
4,96
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
4
4,41
9,35
4,94
4,15
14,05
9,9
4,35
29,27
24,92
17,65
37,44
19,79
16,62
56,23
39,61
17,43
117,15
99,72
rerata
4,4125
9,36
4,9475
4,155
14,0575
9,9025
4,3575
29,2875
24,93
SD
0,005
0,01826
0,015
0,01
0,005
0,00957
0,005
0,01258
0,00816
Keterangan :
a : berat wadah kosong
b : berat (wadah kosong + Aquadest )
c : Berat ( wadah Kosong + Aquadest ) – wadah kosong
               
B. Teknik Pemindahan Larutan Dari Beaker Glass ke Wadah Lainnya
Ulangan
Berat
C
Beaker Glass 1 + isi
Botol Semprot
Beaker Glass 2 + isi
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
57,96
47,36
399,77
397,93
56,43
67,98

2
56,95
47,32
397,9
397,36
56,49
67,51

3
57,94
47,3
397,32
391,58
56,45
67,34

172,85
141,98
1194,99
1186,87
169,37
202,83

rerata
57,6167
47,3267
398,33
395,623
56,4567
67,61

SD
0,57744
0,03055
1,28035
3,51321
0,03055
0,33151

Keterangan  :
C = berat (awal – (akhir+B)) + (awal botol semprot – akhir botol semprot)


C. Teknik Titrasi
Ulangan
Berat Erlenmeyer
Jumlah Titran
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
66,26
85,22
18,96
22,5
2
66,27
85,27
19
22,25
3
66,19
85,12
18,93
22,9
4
65,97
85,07
19,1
21,9
264,69
340,68
75,99
89,55
rerata
66,1725
85,17
18,9975
22,3875
SD
0,13961
0,09129
0,07411
0,42106
Keteranagan :
Berat awal = berat kosong + berat sampel + berat indicator
Berat akhir = berat awal + berat titran
Jumlah Gram = berat akhir - berat awal

D. Teknik Penyaringan
Ulangan
Berat
T
Wadah 1
Corong + Saringan
Botol Semprot
Wadah 2
a
b
c
d
E
f
g
a
b
h
(jam)
1
147,85
168,52
150,7
11,25
15,22
466,83
449,69
157,16
176,95
19,79
5,47
2
148,35
168,5
150,5
11,33
14,62
449,76
429,79
157,79
171,76
13,93
5,38
296,2
337,02
301,2
22,58
29,84
916,59
879,48
314,95
348,71
33,72

rerata
148,1
168,51
150,6
11,29
14,92
458,3
439,74
157,48
174,36
16,86

SD
0,354
0,014
0,163
0,057
0,424
12,07
14,07
0,445
3,67
4,144



 
4.2  Hasil Perhitungan
KELOMPOK 1 & 2
A.    Teknik pemindahan larutan dengan pipet volum
Ulangan
Volume Nominal Pipet
5 ml
10 ml
25 ml
a
b
c
A
b
c
a
b
C
1
4,42
9,38
4,96
4,17
14,06
9,89
4,36
29,30
24,94
2
4,41
9,34
4,93
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
3
4,41
9,37
4,96
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
4
4,41
9,35
4,94
4,15
14,05
9,96
4,35
29,27
24,92
S
17,65
37,44
19,79
16,62
56,23
39,61
17,43
117,15
99,72
rerata
4,4125
9,36
4,9475
4,155
14,0575
9,9025
4,3575
29,2875
24,93
SD
0.00351
0.004
0.0055
0.002
0.00577
0.0026
0.001
0.02646
0.026

B.     Teknik pemindahan larutandari beaker glass ke wadah lainnya
Ulangan
Berat
C
Beaker Glass 1 + isi
Botol Semprot
Beaker Glass 2 + isi
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Kosong
Isi (B) + kosong
1
57,96
47,36
399,77
397,93
56,44
67,98
-10.03
2
56,95
47,32
397,90
397,36
56,49
67,51
-9.96
3
57,94
47,30
397,32
391,58
56,45
67,34
-10.111
S
172,85
141,98
1194,99
1186,87
169,37
202,83

Rerata
57,6167
47,3267
398,33
395,623
56,4567
67,61

SD
0.00056
0.0011
0.03215
0.03786
0.00577
0.07211
0.07557
C.     Teknik titrasi
Ulangan
Berat Erlenmeyer
Jumlah Titran
Awal
Akhir
gram
Ml
1
66,26
85,22
18,96
22,5
2
66,27
85,27
19
22,25
3
66,19
85,12
18,93
22,9
4
65,97
85,07
19,1
21,9
S
264,69
340,68
75,99
89,55
Rerata
66,1725
85,17
18,9975
22,3875
SD
6.04973
6.54765
0.51409
0.40415
D.    Teknik penyaringan
Ula-ngan
Berat
T (jam)
i
Wadah 1
Corong+saringan
Botol Semprot
Wadah 2
a
b
c
d
e
f
g
a
b
h
1
147,85
168,52
150,69
11,25
15,22
466,83
449,69
157,16
176,95
19,79
5,47

2
148,35
168,50
150,46
11,33
14,62
449,76
429,79
157,79
171,76
13.93
5,38

296,2
337
301,2
22,58
29,84
916,6
879,5
315
348,7
33,72


Rerata
148,1
168,5
150,6
11,29
14,92
458,3
439,7
157,5
174,4
16,86


SD
0.021
0.012
0.015
0.03
0.023
0.062
0.161
0.017
0.127
0.136



KELOMPOK 3 & 4
A. Teknik Pemindahan Larutan Dengan Pipet Volume
Ulangan
Volume Nominal Pipet
5 ml
10 ml
25 ml
a
b
c
A
b
c
a
b
c
1
4,42
9,38
4,96
4,17
14,06
9,89
4,36
29,3
24,94
2
4,41
9,34
4,93
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
3
4,41
9,37
4,96
4,15
14,06
9,91
4,36
29,29
24,93
4
4,41
9,35
4,94
4,15
14,05
9,9
4,35
29,27
24,92
17,65
37,44
19,79
16,62
56,23
39,61
17,43
117,15
99,72
rerata
4,4125
9,36
4,9475
4,155
14,0575
9,9025
4,3575
29,2875
24,93
SD
0,005
0,01826
0,015
0,01
0,005
0,00957
0,005
0,01258
0,00816
               
B. Teknik Pemindahan Larutan Dari Beaker Glass ke Wadah Lainnya
Ulangan
Berat
C
Beaker Glass 1 + isi
Botol Semprot
Beaker Glass 2 + isi
Awal
Akhir
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
57,96
47,36
399,77
397,93
56,43
67,98

2
56,95
47,32
397,9
397,36
56,49
67,51

3
57,94
47,3
397,32
391,58
56,45
67,34

172,85
141,98
1194,99
1186,87
169,37
202,83

rerata
57,6167
47,3267
398,33
395,623
56,4567
67,61

SD
0,57744
0,03055
1,28035
3,51321
0,03055
0,33151


C. Teknik Titrasi
Ulangan
Berat Erlenmeyer
Jumlah Titran
Awal
Akhir
Awal
Akhir
1
66,26
85,22
18,96
22,5
2
66,27
85,27
19
22,25
3
66,19
85,12
18,93
22,9
4
65,97
85,07
19,1
21,9
264,69
340,68
75,99
89,55
rerata
66,1725
85,17
18,9975
22,3875
SD
0,13961
0,09129
0,07411
0,42106

D. Teknik Penyaringan
Ulangan
Berat
T
Wadah 1
Corong + Saringan
Botol Semprot
Wadah 2
a
b
c
d
E
f
g
a
b
h
(jam)
1
147,85
168,52
150,7
11,25
15,22
466,83
449,69
157,16
176,95
19,79
5,47
2
148,35
168,5
150,5
11,33
14,62
449,76
429,79
157,79
171,76
13,93
5,38
296,2
337,02
301,2
22,58
29,84
916,59
879,48
314,95
348,71
33,72

rerata
148,1
168,51
150,6
11,29
14,92
458,3
439,74
157,48
174,36
16,86

SD
0,354
0,014
0,163
0,057
0,424
12,07
14,07
0,445
3,67
4,144



5.3 Analisis Data
Shift I Kelompok 1&2
            Pada praktikum kali ini yaitu tentang teknik laboratorium dimana kita mempelajari tentang beberapa teknik yang ada pada laboratorium. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi teknik pemindahan larutan, teknik titrasi, teknik penyaringan, dan juga teknik pencucian.
   5.3.1 Teknik Pemindahan larutan
            Dalam teknik pemindahan larutan ini terdapat 2 teknik yaitu pemindahan larutan dengan menggunakan pipet dan pemindahan larutan dengan menggunakan beaker glass.
     5.3.1.1 Dengan Pipet
            a. Larutan diaduk terlebih dahulu hingga menjadi homogen dan menggunakan pipet kering (lebih baik).
            b. Ujung pipet masukkan ke dalam larutan mendekati dasar wadah.
            c. Hisap larutan dengan menggunakan mulut atau ball pipet sampai beberapa cm di atas tanda batas.
            d. Angkat pipet, apabila menggunakan mulut maka tutup dengan pangkal jari telunjuk dan keringkan bagian pangkalnya dengan menggunakan kertas pengering lalu turunkan dengan memutar-mutar pipet sampai tanda batas.
            e.

 
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
  1. Sebelum melakukan percobaan, hendaknya dipahami terlebih dahulu mengenai tata tertib pada saat melakukan percobaan.
  2. Pengetahuan tentang teknik-teknik dan alat-alat laboratorium sangat penting karena hal tersebut merupakan aspek dasar dalam melakukan suatu percobaan.
  3. Aspek teknik laboratorium meliputi : penimbangan, pemindahan larutan, titrasi, homogenasi, sterilisasi, penyaringan, dan pencucian.
  4. Pada setiap teknik laboratorium, digunakan alat yang berbeda satu sama lain. Berikut adalah teknik laboratorium disertai dengan alat yang berperan di dalamnya .
·         Teknik penimbangan : neraca
·         Teknik pemindahan larutan : pipet dan beaker glass
·         Teknik titrasi : buret
·         Teknik penyaringan : kertas saring dan botol hisap
·         Teknik homogenasi : vortex dan sentrifuse
·         Teknik sterilisasi : Autoklaf
·         Teknik pencucian: menggunakan aqudes, sabun atau larutan asam.
  1. Alat-alat yang sering digunakan dalam laboratorium kimia analitik adalah: neraca, pipet, beaker glass, buret, erlenmeyer, autoklaf, gelas ukur, vortex, gelas ukur, botol semprot, sentrifuse dan lain sebagainya.

5.2 Saran
            Menurut kami asisten sudah cukup baik dalam memberi penjelasan kepada praktikan dan saran kami adalah supaya hal tersebut terus dipertahankan dan ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA

Abynoel. 2008. Pengenalan Alat Laboratorium. http://abynoel.wordpress.com [diakses tanggal 6 November 2010].

Adijuwana, Hendra. 1989. Teknik Pemisahan Dalam Analisis Biologis. Bogor : ITB Press.

Anonim A. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Jember : FMIPA UNEJ.

Anonim B. 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik. Jember : FTP UNEJ.

Basset, J., dkk.1994. Buku Ajar Vogel:Kimia analitis Kuantitatif. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Dahar, Ratna Wilir. 1986. Tata Tertib Praktikum. Jember: FMIPA UNEJ.

Day, J.R dan Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarata : Erlangga.

Hatsma.2007. Seputar Keamana Kerja di Laboratorium. http://hatsma.bekasi.blogspot.com [diakses tanggal 7 November 2010].

Patkipa. 2007. Alat-Alat dan Bahan Laboratorium. www.p4tkipa.org [diakses tanggal 7 November 2010].

Radit. 2010. Pengenalan Alat Laboratorium. http://ayosinauonline.blogspot.com [diakses tanggal 7 November 2010].

Rosa. 2010. Teknik-Teknik Percobaan. http://rosadora.blogspot.com [diakses tanggal 7 November 2010].

Yalun. 2009. Teknik-Teknik Sterikisasi. http://yalun.wordpress.com [diakses tanggal 7 November 2010].




LAMPIRAN


Nama Alat

Gambar


Keterangan
Autoklaf



.
Diagram autoklaf vertical
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air

Inkubator
.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC..

Hot Plate Stirer
.
Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.
Buret
.


Biasanya digunakan untuk melakukan titrasi asam basa, dan standardisasi larutan
Tabung Reaksi
.
Media penyimpanan subtansi  atau zat sementara
Neraca Elektrik
.
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan
Erlenmeyer
.
Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan, meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair
Gelas Ukur
.
Digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan.
Corong
.
Untuk penyaring suatu zat cair atau larutan.
Beaker Glass
.
Dapat digunakan  untuk  preparasi  media  media, menampung  akuades  maupun  tempat  untuk memanaskan air
Pipet Tetes
.


Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang tidak diketahui
Pipet Volume
.


Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui dan tetap untuk setiap pengambilan.
Pipet Mohr
.


Merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang  diketahui dan volumenya mampu deimanipulasi (diubah-ubah tergantung pengambilannya)

Ball pipet
.

 


A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.katup Z untuk mengeluarkan sisa cairan di pipet.

Pipet Mikro
.
alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl


ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...