TUGAS
EKONOMI TEKNIK
“ANALISA UJI KELAYAKAN USAHA PRODUK SUSU JAGUNG”
Oleh :
ANIS SUHARIATI (101710101011)
FRIDA MASLIKHAH (101710101064)
(KELAS A)
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN 2011
SUSU JAGUNG
1.1
Diskripsi produk
Tanaman
jagung merupakan tanaman yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan
komoditi tanaman kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan
makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi.
Di daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain itu juga dapat
digunakan sebagai pakan ternak dan bahan industri. Di Indonesia jagung biasa
dimakan dalam bentuk beras jagung. Apabila akan dicampur dengan beras, maka
yang putih lebih baik, asal jagungnya cukup tua untuk dipanen dan cukup kering.
Jika terbiasa dengan jagung kuning sebenarnya juga baik karena jagung kuning
mengandung provitamin A.
Akhir-akhir
ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Pemanfaatan jagung saat ini
adalah untuk bahan baku berbagai jenis industri pakan maupun industri pangan.
Jagung dapat diolah menjadi beras jagung, tepung jagung, minyak jagung, pati
jagung, dan makanan ringan seperti marning, flake-corn, pop-corn dan lain-lain. Sehingga pembuatan susu jagung dapat meningkatkan
pemanfaatan jagung. Dengan beraneka ragamnya pemanfaatan dari jagung tersebut,
sehingga ketersedian jagung muda mudah diperoleh dipasaran.
Jenis produk yang kembangkan ini adalah minuman yang
dibuat dari bahan baku berupa jagung muda yang dinamakan dengan susu
jagung. Susu nabati seperti susu jagung, dibutuhkan terutama bagi
seseorang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu jagung
diharapkan dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena tidak mengandung
kolesterol. Susu jagung memiliki beberapa
kelebihan dibanding susu hewani antara lain memiliki kandungan Betakaroten yang
tinggi, kandungan kolesterolnya rendah, sehingga dapat digunakan sebagai
minuman fungsional. Selain itu susu jagung cocok dikonsumsi untuk penderita
laktosa intolerance. Bahan baku yang relatif
murah dan mudah didapat mempermudah dilakukannya produksi. Susu jagung juga
masih sangat sedikit dikembangkan, sehingga berpotensi untuk pemasarannya ke
depan.
Namun susu
jagung juga memiliki kelemahan diantaranya kadar patinya tinggi (70-85%),
sehingga susu yang dihasilkan mempunyai sifat yang kurang baik yaitu viscositas
yang tinggi dan stabilitas emulsi rendah. . Oleh
karena untuk memperbaiki sifat-sifat susu jagung maka perlu upaya untuk
mengurangi kandungan patinya. Dan disini
dilakukan dengan pendiaman (pengendapan) selama beberapa menit.
Keunggulan produk susu jagung yang akan kita kembangkan adalah :
1.
Bahan baku yang relatif
murah dan mudah didapat.
2.
Susu jagung masih sedikit
dikembangkan, sehingga berpotensi untuk pemasaran.
3.
Memiliki kandungan
betakaroten yang tinggi dan kolesterol rendah cocok dikonsumsi untuk penderita
laktosa intolerance.
1.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan produk olahan susu jagung ini adalah :
·
Alat :
- Panci
- Blender
- Alat dapur : pisau, saringan
- Gerobak
- Kompor gas
- Baskom
- Plastik
- Alat pengepres
·
Bahan :
- jagung muda lokal (Zea mays indurata)
- air
- gula pasir halus
- esense
- gas elpiji
1.3 Diagram Alir
Pembuatan Susu Jagung
1.4 Hasil
No.
|
Parameter
|
Value
|
Keterangan
|
1
|
NPV
|
101.463.072,92
|
Proyek layak dijalankan
|
2
|
IRR
|
614,92%
|
|
3
|
B/C ratio
|
4,66
|
|
4
|
BEP
|
10,82
|
|
5
|
PBP (th)
|
0,15
|
1.5 Pembahasan
Ekonomi teknik merupakan disiplin
ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yag terdiri dari
biaya-biaya dan manfaat-manfaat atas usulan proyek-proyek teknik. Ilmu ekonomi
tidak pernah lepas dari ilmu teknik, terutama dalam perancangan dan
penerapannya di masyarakat. Dalam hal tersebut, selalu ada beberapa alternatif
dalam pelaksanaannya, masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian
yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut
selalu memiliki kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih
satu dari banyak alternatif yang tersedia tersebut (Harmaizar. 2006).
Analisa alternative investasi dalam ilmu ekonomi teknik
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
a.
NPV (Net Present
Value)
Nilai NPV suatu proyekmerupakan selisih
PV arus benefit dengan PV arus biaya, dengan kata lain NPV merupakan keuntungan
bersih. Penilaian NPV adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu
investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:
a.
Investasi
dapat diterima jika NPV > 0
b.
Investasi
dapat ditolak jika NPV < 0
NPV menunjukkan nilai positif maka proyek investasi layak
untuk dilaksanakan (feasible). Sebaliknya,
jika NPV menunjukkan nilai negatif maka proyek tersebut tidak layak untuk
dilaksanakan (Giatman, 2006).
Suatu usaha diterima jika nilai akhir NPV berharga positif
(NPV>0). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan
tingkat bunga yang telah ditentukan yakni 19%, dapat diketahui bahwa usaha
pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena
memiliki nilai NPV yang positif yakni 101.463.072,92.
b.
IRR (Internal Rate of
Return)
IRR adalah besarnya suku bunga yang membuat Present Value (PV) dari investasi dan hasil –hasil bersih yang
diharapkan selama proyek berjalan menjadi 0 (nol). Nilai suku bunga yang
membuat present value= 0 (nol) tersebut
dinamakan “Rate of Return”. Patokan
standarisasi IRR adalah suku bunga yang berlaku pada saat sekarang. IRR yang
baik apabila lebih besar dari suku bunga bank. Bila proyek tersebut dibiayai
sendiri sebagai patokan adalah suku bunga pinjaman, karena debitor harus mampu
membayar bunga pinjaman tersebut atau disebut juga minimum attractive rate of return (MARR) (Kodoatie, 1995).
Penilaian IRR adalah
putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada
kriteria berikut:
a.
Investasi
dapat diterima jika IRR > MARR
b.
Investasi
dapat ditolak jika IRR < MARR (Prasetya, 2003).
Suatu usaha diterima jika memiliki nilai IRR yang lebih
besar dari nilai MARR (IRR>MARR). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan
dengan menggunakan nilai MARR yang telah ditentukan yakni 19%, dapat
diketahui bahwa usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari MARR yakni 614,92% > 19%.
c.
BCR (Benefit-Cost
Ratio)
Dalam analisis benefit
dan cost perhitungan manfaat
serta biaya ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak penerapan.
Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan
rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis
ini mempunyai penekanan dalam perhitungan
tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan
dicapai. Alisis ini banyak digunakan oleh
para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan
investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat
keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dengan kata lain penekanan
yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan (Pujawan, 1995).
Penilaian BCR adalah
putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada
kriteria berikut:
a.
Investasi
dapat diterima jika BCR > 1
b.
Investasi
dapat ditolak jika BCR < 1 (Sugiono, 2000).
Suatu usaha diterima jika memiliki nilai BCR yang lebih besar dari 1 (BCR>1). Jika
dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan nilai BCR dengan suku bunga 19% usaha pembuatan produk olahan susu jagung dapat dikatakan layak karena memiliki
nilai BCR = 4,66 dan nilai
tersebut lebih dari 1.
d.
BEP (Break Event Point)
BEP (Break Event Point)
/ analisa titik impas adalah suatu
analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit atau rupiah yang
menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Analis dapat mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik
impasnya, yaitu tidak rugi tetapi juga
tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan
mulai mendapat untung atau laba.
Pada hasil
analisa didapatkan nilai BEP dari usaha pembuatan produk olahan susu jagung
adalah 10,82. Sehingga
dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan ketika minimal 11 unit susu
jagung telah terjual. Pada hasil perhitungan didapatkan nilai BEP yang rendah.
Hal ini bisa diakibatkan karena harga per satuan unit produk susu jagung sangat
tinggi sehingga lebih cepat didapatkan titik impasnya dimana modal awal sama
dengan hasil perolehan penjualan.
e.
PBP (Payback
period)
PBP (Payback period) merupakan suatu metode dalam memilih suatu investasi layak atau tidak
berdasarkan periode pengembalian yang diperlukan untuk mengembalikan investasi
awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Dimana yang memiliki periode
pengembalian paling kecil (cepat) merupakan alternatif yang baik.
Pada hasil analisa didapatkan nilai PBP dari usaha pembuatan produk olahan
susu jagung adalah 0,15.
Artinya usaha ini layak untuk dijalankan karena dalam waktu 1,8 bulan investasi
awal akan kembali atau biasa dikatakan balik modal.
Pada usaha pembuatan produk olahan susu jagung ini
tidak digunakan tenaga kerja karena skalanya masih kecil. Dalam hal ini pemilik
usaha terjun langsung untuk membuat produk hingga dipasarkan. Hal ini dilakukan
untuk menjamin kualitas produk olahan agar tetap baik sehingga konsumen tidak
dirugikan. Selain itu untuk modal awal sebagai investasi tidak dilakukan
peminjaman ke bank. Hal ini dilakukan karena pemilik usaha memiliki cukup modal
untuk mendirikan usaha ini.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari analisa uji kelayakan usaha produk susu jagung
adalah sebagai berikut:
1. Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk
dijalankan karena memiliki nilai NPV yang positif yakni 101.463.072,92.
2.
Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena memiliki nilai
IRR yang lebih besar dari MARR yakni 614,92% > 19%.
3.
Usaha pembuatan produk olahan susu jagung dapat dikatakan layak
karena memiliki nilai BCR > 1 yakni 4,66.
4. Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan apabila minimal 11 unit susu jagung telah terjual.
Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai BEP nya yakni 10,82.
5.
Usaha
pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena dalam
waktu 1,8 bulan investasi awal akan kembali atau biasa dikatakan balik modal.
Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai PBP
nya yakni 0,15.
DAFTAR PUSTAKA
Giatman, 2006. Ekonomi
Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Harmaizar. 2006. Menggali
Potensi Wirausaha .Bandung: Pustaka Utama.
Kodoatie, R.J. 1995. Analisis
Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Offset.
Prasetya, H. 2003. Manajemen
Operasi. Jakarta: Media Pressindo.
Pujawan, I.N. 1995. Ekonomi
Teknik. Edisi I. Jakarta: Guna Widya.
Sugiono, A. 2000. Manajemen
Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo.