Wednesday, November 25, 2015

ANALISA UJI KELAYAKAN USAHA "PRODUK SUSU JAGUNG”






TUGAS
EKONOMI  TEKNIK
“ANALISA UJI KELAYAKAN USAHA PRODUK SUSU JAGUNG”





Oleh :
ANIS SUHARIATI               (101710101011)
FRIDA MASLIKHAH          (101710101064)
(KELAS A)







JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2011



SUSU JAGUNG

1.1 Diskripsi produk
Tanaman jagung merupakan tanaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Di daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain itu juga dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahan industri. Di Indonesia jagung biasa dimakan dalam bentuk beras jagung. Apabila akan dicampur dengan beras, maka yang putih lebih baik, asal jagungnya cukup tua untuk dipanen dan cukup kering. Jika terbiasa dengan jagung kuning sebenarnya juga baik karena jagung kuning mengandung provitamin A.
Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Pemanfaatan jagung saat ini adalah untuk bahan baku berbagai jenis industri pakan maupun industri pangan. Jagung dapat diolah menjadi beras jagung, tepung jagung, minyak jagung, pati jagung, dan makanan ringan seperti marning, flake-corn, pop-corn dan lain-lain. Sehingga pembuatan susu jagung dapat meningkatkan pemanfaatan jagung. Dengan beraneka ragamnya pemanfaatan dari jagung tersebut, sehingga ketersedian jagung muda mudah diperoleh dipasaran.
Jenis produk yang kembangkan ini adalah minuman yang dibuat dari bahan baku berupa jagung muda yang dinamakan dengan susu jagung. Susu nabati seperti susu jagung, dibutuhkan terutama bagi seseorang yang alergi terhadap susu sapi. Sebagai minuman, susu jagung diharapkan dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena tidak mengandung kolesterol. Susu jagung memiliki beberapa kelebihan dibanding susu hewani antara lain memiliki kandungan Betakaroten yang tinggi, kandungan kolesterolnya rendah, sehingga dapat digunakan sebagai minuman fungsional. Selain itu susu jagung cocok dikonsumsi untuk penderita laktosa intolerance. Bahan baku yang relatif murah dan mudah didapat mempermudah dilakukannya produksi. Susu jagung juga masih sangat sedikit dikembangkan, sehingga berpotensi untuk pemasarannya ke depan.
Namun susu jagung juga memiliki kelemahan diantaranya kadar patinya tinggi (70-85%), sehingga susu yang dihasilkan mempunyai sifat yang kurang baik yaitu viscositas yang tinggi dan stabilitas emulsi rendah. . Oleh karena untuk memperbaiki sifat-sifat susu jagung maka perlu upaya untuk mengurangi kandungan patinya. Dan disini dilakukan dengan pendiaman (pengendapan) selama beberapa menit.
Keunggulan produk susu jagung yang akan kita kembangkan adalah :
1.      Bahan baku yang relatif murah dan mudah didapat.
2.      Susu jagung masih sedikit dikembangkan, sehingga berpotensi untuk pemasaran.
3.      Memiliki kandungan betakaroten yang tinggi dan kolesterol rendah cocok dikonsumsi untuk penderita laktosa intolerance.

1.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan produk olahan susu jagung ini adalah :
·         Alat :
  1. Panci
  2. Blender
  3. Alat dapur : pisau, saringan
  4. Gerobak
  5. Kompor gas
  6. Baskom
  7. Plastik
  8. Alat pengepres
·         Bahan :
  1. jagung muda lokal (Zea mays indurata)
  2. air
  3. gula pasir halus
  4. esense
  5. gas elpiji


1.3 Diagram Alir Pembuatan Susu Jagung

 
1.4 Hasil
No.
Parameter
Value
Keterangan
1
NPV
101.463.072,92

Proyek layak dijalankan

2
IRR
614,92%
3
B/C ratio
4,66
4
BEP
10,82
5
PBP (th)
0,15

1.5 Pembahasan
            Ekonomi teknik merupakan disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi dalam teknik yag terdiri dari biaya-biaya dan manfaat-manfaat atas usulan proyek-proyek teknik. Ilmu ekonomi tidak pernah lepas dari ilmu teknik, terutama dalam perancangan dan penerapannya di masyarakat. Dalam hal tersebut, selalu ada beberapa alternatif dalam pelaksanaannya, masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut selalu memiliki kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih satu dari banyak alternatif yang tersedia tersebut (Harmaizar. 2006).
Analisa alternative investasi dalam ilmu ekonomi teknik dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
a.       NPV (Net Present Value)
Nilai NPV suatu proyekmerupakan selisih PV arus benefit dengan PV arus biaya, dengan kata lain NPV merupakan keuntungan bersih. Penilaian NPV adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:
a.       Investasi dapat diterima jika NPV > 0
b.      Investasi dapat ditolak jika NPV < 0
NPV menunjukkan nilai positif maka proyek investasi layak untuk dilaksanakan (feasible). Sebaliknya, jika NPV menunjukkan nilai negatif maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan (Giatman, 2006).
Suatu usaha diterima jika nilai akhir NPV berharga positif (NPV>0). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan tingkat bunga yang telah ditentukan yakni 19%, dapat diketahui bahwa usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV yang positif yakni 101.463.072,92.

b.      IRR (Internal Rate of Return)
IRR adalah besarnya suku bunga yang membuat Present Value (PV) dari investasi dan hasil –hasil bersih yang diharapkan selama proyek berjalan menjadi 0 (nol). Nilai suku bunga yang membuat present value= 0 (nol) tersebut dinamakan “Rate of Return”. Patokan standarisasi IRR adalah suku bunga yang berlaku pada saat sekarang. IRR yang baik apabila lebih besar dari suku bunga bank. Bila proyek tersebut dibiayai sendiri sebagai patokan adalah suku bunga pinjaman, karena debitor harus mampu membayar bunga pinjaman tersebut atau disebut juga minimum attractive rate of return (MARR) (Kodoatie, 1995).
Penilaian IRR adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:
a.       Investasi dapat diterima jika IRR > MARR
b.      Investasi dapat ditolak jika IRR < MARR (Prasetya, 2003).
Suatu usaha diterima jika memiliki nilai IRR yang lebih besar dari nilai MARR (IRR>MARR). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan nilai MARR yang telah ditentukan yakni 19%, dapat diketahui bahwa usaha pembuatan produk olahan susu jagung  layak untuk dijalankan karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari MARR yakni 614,92% > 19%.

c.       BCR (Benefit-Cost Ratio)
Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan makna tekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Alisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dengan kata lain penekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan (Pujawan, 1995).
Penilaian BCR adalah putusan untuk menerima atau menolak usulan suatu investasi yang didasarkan pada kriteria berikut:
a.       Investasi dapat diterima jika BCR > 1
b.      Investasi dapat ditolak jika BCR < 1 (Sugiono, 2000).
Suatu usaha diterima jika memiliki nilai BCR yang lebih besar dari 1 (BCR>1). Jika dihubungkan dengan hasil perhitungan dengan menggunakan nilai BCR dengan suku bunga 19% usaha pembuatan produk olahan susu jagung dapat dikatakan layak karena memiliki nilai BCR = 4,66 dan nilai tersebut lebih dari 1.

d.      BEP (Break Event Point)
BEP (Break Event Point) / analisa titik impas adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit atau rupiah yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Analis dapat mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapat untung atau laba.
Pada hasil analisa didapatkan nilai BEP dari usaha pembuatan produk olahan susu jagung adalah 10,82. Sehingga dapat dikatakan usaha ini layak untuk dijalankan ketika minimal 11 unit susu jagung telah terjual. Pada hasil perhitungan didapatkan nilai BEP yang rendah. Hal ini bisa diakibatkan karena harga per satuan unit produk susu jagung sangat tinggi sehingga lebih cepat didapatkan titik impasnya dimana modal awal sama dengan hasil perolehan penjualan.

e.       PBP (Payback  period)
PBP (Payback  period) merupakan suatu metode dalam memilih suatu investasi layak atau tidak berdasarkan periode pengembalian yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal dengan tingkat pengembalian tertentu. Dimana yang memiliki periode pengembalian paling kecil (cepat) merupakan alternatif yang baik.
Pada hasil analisa didapatkan nilai PBP dari usaha pembuatan produk olahan susu jagung adalah 0,15. Artinya usaha ini layak untuk dijalankan karena dalam waktu 1,8 bulan investasi awal akan kembali atau biasa dikatakan balik modal.

Pada usaha pembuatan produk olahan susu jagung ini tidak digunakan tenaga kerja karena skalanya masih kecil. Dalam hal ini pemilik usaha terjun langsung untuk membuat produk hingga dipasarkan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas produk olahan agar tetap baik sehingga konsumen tidak dirugikan. Selain itu untuk modal awal sebagai investasi tidak dilakukan peminjaman ke bank. Hal ini dilakukan karena pemilik usaha memiliki cukup modal untuk mendirikan usaha ini.




KESIMPULAN

Adapun kesimpulan  yang dapat diambil dari analisa uji kelayakan usaha produk susu jagung adalah sebagai berikut:
1.      Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena memiliki nilai NPV yang positif yakni 101.463.072,92.
2.      Usaha pembuatan produk olahan susu jagung  layak untuk dijalankan karena memiliki nilai IRR yang lebih besar dari MARR yakni 614,92% > 19%.
3.      Usaha pembuatan produk olahan susu jagung dapat dikatakan layak karena memiliki nilai BCR > 1 yakni 4,66.
4.      Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan apabila minimal 11 unit susu jagung telah terjual. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai BEP nya yakni 10,82.
5.      Usaha pembuatan produk olahan susu jagung layak untuk dijalankan karena dalam waktu 1,8 bulan investasi awal akan kembali atau biasa dikatakan balik modal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai PBP nya yakni 0,15.

 


DAFTAR PUSTAKA

Giatman, 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha .Bandung: Pustaka Utama.
Kodoatie, R.J. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Offset.
Prasetya, H. 2003. Manajemen Operasi. Jakarta: Media Pressindo.
Pujawan, I.N. 1995. Ekonomi Teknik. Edisi I. Jakarta: Guna Widya.
Sugiono, A. 2000. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo.

ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...