Wednesday, November 25, 2015

Penambahan Karagenan pada Es Krim






TUGAS
“Kimia pangan dan hasil pertanian”





Oleh :
FRIDA MASLIKHAH (101710101064)
KELAS A







JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2011



BAB 1 PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
            Bahan pangan pada umumnya tidak dikonsumsi dalam bentuk seperti bahan mentahnya, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis pangan lain. Selain untuk menambah ragam pangan, pengolahan pangan juga bertujuan untuk memperpanjang masa simpan bahan pangan tersebut. Penangan bahan pangan yang tidak benar dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup tinggi.
Semua makluk hidup memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bakteri, khamir dan kapang, insekta dan rodentia (binatang pengerat) selalu berkompetisi dengan manusia untuk mengkonsumsi persediaan pangannya. Senyawa organik yang sangat sensitif dalam bahan pangan, dan keseimbangan biokimia dari senyawa tersebut, akan mengalami destruksi oleh hampir semua variabel lingkungan di alam. Panas dan dingin, cahaya, oksigen, kelembaban, kekeringan, waktu, dan kandungan enzim dalam bahan pangan itu sendiri, semua cenderung merusakkan bahan pangan.
Karagenan digunakan secara luas dalam industri pangan. Karagenan dapat diekstraksi dari protein dan lignin rumput laut dan dapat digunakan dalam industri pangan karena karakteristiknya yang dapat berbentuk geli, bersifat mengentalkan, dan menstabilkan material utamanya. Karagenan sendiri tidak dapat dimakan oleh manusia dan tidak memiliki nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu, karagenan hanya digunakan dalam industri pangan karena fungsi karakteristiknya yang dapat digunakan untuk mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya, mengendalikan tekstur, dan menstabilkan makanan.
           
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang merupakan penyebab terjadinya penurunan tekstur pada es krim?
2.      Bagaimanakah karakteristik karagenan sehingga sangat berperan dalam pembuatan es krim?

1.3  Tujuan.
1.      Mengetahui kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya penurunan tekstur pada es krim.
2.      Mengetahui peranan karagenan dalam pembuatan es krim.



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Karagenan merupakan suatu istilah untuk polisakarida yang diperoleh melalui ekstraksi alkali  (dan  modifikasi)  dari  alga  merah  (Rhodophyceae)  kebanyakan  berasal  dari  genus Chondrus, Euchema, Gigartina, dan Iridaea. Rumput laut yang berbeda menghasilkan karagenan yang berbeda pula.
Karagenan  dibuat  dari  rumput  laut  yang  dikeringkan,  rumput  laut  diayak  untuk menghilangkan  kotoran-kotoran  seperti  pasir  dan  kemudian  dicuci.  Setelah melalui  perlakuan dengan  larutan  basa  panas  (contohnya  5-8%  kalium hidroksida), selulosanya dihilangkan dari karagenan dengan menggunakan proses sentrifugasi dan filtrasi. Larutan karagenan yang didapat dipekatkan melalui evaporasi, kemudian dikeringkan dan dipisahkan lagi menurut spesifikasinya.
Proses pengolahan karagenan hasil ekstraksi beberapa spesies rumput laut merah, dilakukan melalui beberapa tahapan proses seperti pemanenan, yang diikuti dengan  pengeringan, pembersihan, dan pengemasan. Dalam pabrik, rumput laut disortir, diperiksa mutunya dan disimpan. Sebelum mengalami proses pengolahan, terlebih dahulu diperiksa secara manual kemudian dicuci untuk menghilangkan organisme laut dan kotoran lain, dan kemudian diekstrak dengan alkali panas. Pada saat carrageenan larut, kemudian difiltrasi dengan membran ultrafiltasi. Karagenan diendapkan dengan klorid kalium atau alkohol untuk memisahkannya. Kemudian dikeringkan dan digiling menjadi ukuran partikel yang sesuai. Tepung carrageenan distandardisasi sesuai spesifikasi pelanggan sebelum pengiriman.
Karagenan dijual dalam bentuk bubuk, warnanya bervariasi dari putih sampai kecoklatan bergantung dari bahan mentah dan proses yang digunakan. Ukuran karagenan umumnya sebesar 60 mesh. Karagenan  tidak  dapat  larut  dalam  pelarut  organik  seperti  alkohol,  eter  dan minyak. Kelarutan  dalam  air  bergantung  pada  struktur  karagenan,  media,  dan  suhu.  Umumya, gel karagenan harus dipanaskan  sementara non-gel karagenan dapat  larut dalam  air dingin.
Terdapat beberapa karagenan yang berbeda dalam struktur kimia dan sifatnya sehingga berbeda dalam penggunaannya. Secara komersial disebut dengan iota, kappa dan lambda. Penggunaan yang berhubungan dengan kemampuan membentuk larutan kental atau gel adalah sebagai berikut:
·         Kappa, gel yang keras dan kaku, dihasilkan dari kappaphycus cottonii
·         Iota, gel yang lembut, dihasilkan dari Eucheuma spinosum
·         Lambda, membentuk  gel  jika  dicampurkan  dengan  protein  daripada dicampur  dengan  air, digunakan  untuk mengentalkan  produk. 
Perbedaan utama yang mempengaruhi sifat carrageenan iota, kappa dan lambda adalah jumlah dan posisi group ester sulfat pada unit galaktosa. Makin tinggi ester sulfate maka temperatur kelarutan karagenan makin rendah dan menghasilkan kekuatan gel yang makin rendah pula atau menghambat pembentukan gel.
Kappa  dan  iota  merupakan  jenis  karagenan  yang  dapat  membentuk  gel. Pembentukan gel  terjadi  saat  rantai dari  satu karagenan bertemu dengan  rantai  lain  yang  sama untuk membentuk double heliks, kemudian double heliks ini akan saling bergabung membentuk jaringan tiga dimensi. Sedangkan untuk lambda karagenan tidak membentuk gel.
Ketika gel karagenan didinginkan di bawah  suhu pembentukan gel, gel karagenan bersifat  sangat  stabil pada pH yang biasa  terdapat dalam produk pangan.  Jika pH kurang dari  4,3  viskositas  akan menurun  jika  suhu  yang  digunakan  tinggi.  Pada  produk  olahan pangan  yang  mengalami  pemanasan  dan  mempunyai  pH  rendah,  biasanya  karagenan ditambahkan pada saat produk telah mengalami pemanasan.
Karagenan banyak digunakan untuk produk makanan dan non pangan Sebagai produk rumah tangga dan convenience food, Karagenan banyak dikembangkan, seperti Processed Meat, Poultry and Seafood, Dairy Products (chocolate milk, frozen desserts, UHT milks, flans, puddings, low fat cheese, cheese analogs) Cold Milk Powders (diet powder mixes, nutritional beverage mixes) Water Gel Desserts, Toothpaste, Pet Foods, Controlled Release Products (air freshener gels).
Karagenan  banyak  digunakan  dalam  produk-produk  berbasis  susu  karena  dapat membentuk  kompleks  dengan  kalsium  dan  protein  susu. Karagenan  dapat  mengentalkan dan membantu mensuspensi  partikel  coklat  dalam  susu  coklat. Karagenan  juga  digunakan  sebagai penstabil dalam es krim, untuk menjaga dari thawing dan pembekuan kembali, dan kemampuan untuk menahan lebih banyak air. Karagenan digunakan dalam custard (puding dengan susu dan telur)  untuk  mengentalkannya  seperti  pada  puding.  Karagenan  membantu  krim  untuk  tetap berbusa, dapat digunakan  untuk mengentalkan minuman  dan  digunakan  pada  adonan  roti  dan pastries.
Istilah es krim sendiri sering digunakan untuk menunjuk ke makanan penutup (dessert) beku dan makanan ringan, tapi sebenarnya digunakan untuk menunjuk ke makanan penutup beku dan makanan ringan yang terdiri dari lemak susu. Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk dairy seperti krim atau sejenisnya, digabungkan dengan perasa dan pemanis. Campuran ini didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan kristal es besar. Es krim berbentuk buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. Bahan utama dari es krim adalah lemak susu, gula, padatan non-lemak dari susu, termasuk laktosa dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa durian diberi perasa durian dan pewarna kuning. Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat.



BAB 3 PEMBAHASAN

Ganggang merah dengan nama latin Eucheuma cottonii merupakan bahan utama pembuatan karagenan. Karagenan sama seperti agar-agar, karena diolah dari rumput laut, tentu halal dan aman bila digunakan dalam produk makanan. Fungsi utama karagenan adalah sebagai bahan penstabil. Artinya produk makanan tersebut menjadi stabil sistem emulsinya. Tidak seperti: agar-agar yan sifat gelling nya kuat. karagenan sifat pembentuk gelnya agak lemah daripada agar-agar. Tentunya berbeda dengan Gelatin. Terutama gelatin yang berasal dari babi. Produk makanan yang dibuat kental, stabil konsistensi dan kenampakannya dengan dicampur gelatin babi, walaupun alami namun produk olahan yang memakai gelatin sebagai bahan pengemulsi tidak halal.
Karagenan adalah salah satu produk olahan dari rumput laut yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia karena dapat memberikan nilai tambah tinggi. Dalam industri makanan, karaginan berfungsi sebagai bahan tambahan makanan yang berperan sebagai pengemulsi, penstabil, pengental, dan pembentuk gel.Terkait dengan masalah tersebut dan peran yang dimiliki karaginan, maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh penambahan karaginan (kappa dan iota) terhadap kualitas es krim. Adanya penambahan karaginan diharapkan dapat mengontrol pencairan, menstabilkan emulsi, memperpanjang masa simpan, dan mencegah terbentuknya kristal es.
Es krim yaitu produk susu beku yang dibuat dari campuran susu, gula, bahan pemantap, baha penyedap rasa serta aroma dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya (bahan pengemulsi dan pewarna) dan dikemas dalam plastik atau pengemas khusus. Komposisi es krim antara lain sebagai berikut :
Komposisi
Jumlah (%)
Lemak
10-12
Protein
3,8-4,5
Karbohidrat
20-21
Air
62-64
Total Padatan
36-38
Stabilizer
0,2-0,5
Emulsifier
0-0,3
Mineral
0,8

Es krim sebagai salah satu produk olahan berbasis susu, mempunyai nilai gizi tinggi yang disukai oleh semua kalangan, mulai anak-anak sampai dewasa. Es krim adalah makanan bergizi dan sumber energi yang terkonsentrasi, tetapi karena kandungan lemak dan gulanya yang tinggi, maka es krim tidak seimbang dan tidak boleh dijadikan bagian utama dari diet. Pada pembuatan es krim masih juga terdapat permasalahan dimana es krim mempunyai kecepatan meleleh tinggi sehingga kurang disukai oleh konsumen karena es krim akan segera mencair pada suhu ruang.
Es krim dapat pula dibagi berdasarkan jenis yang terdapat secara umum di pasaran. Pembagian ini biasanya digunakan bagi kalangan industri. Jenis-jenis es krim berikut berdasarkan jenisnya di pasaran :


Karakteristik
Economy
Brands
Standard
Brands
Premium
Brands
Super Premium Brands
Kandungan lemak
Min. 10%
10-12%
12-15%
15-18%
Total solid
Min. 36%
36-38%
38-40%
>40%
Overrun
Maks. 120%
100-120%
60-90%
25-50%
Biaya
Rendah
Menengah
Mahal
Tinggi

Es krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu.
Berbagai standar produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan.
Bila kandungan lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa lengket.
Nancy Johnson dari Philadelphia adalah orang yang pertama menciptakan alat pembuat es krim. Alat yang ia ciptakan adalah ember dari kayu yang di dalamnya ada wadah lebih kecil dari logam. Wadah logam ini dapat diputar dengan menggunakan pedal. Ruang di antara wadah kecil dan ember kayu diisi dengan campuran es dan garam. Alat-alat yang modern saat ini pun masih menggunakan prinsip yang sama.
Pembuatan es krim sebenarnya sederhana saja, yakni mencampurkan bahan-bahan dan kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 atmosfer akan membeku pada suhu 0°C. Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan es krim pun memerlukan suhu di bawah 0°C. Misalkan adonan es krim dimasukkan dalam wadah logam, kemudian di ruang antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya, suhu es itu akan kurang dari 0°C. Namun, permukaan es yang berkontak langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai 0°C dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan tetap 0°C selama esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di atas, jelas campuran es krim tidak membeku pada suhu 0°C akibat sifat koligatif penurunan titik beku.
Bila ditaburkan sedikit garam ke campuran es dan air tadi, kita mendapatkan hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera akan melarutkan garam yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di larutan garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 0°C, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Dengan kata lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya lebih rendah dari 0°C sehingga adonan es krim itu akan dapat membeku.
Tapi, kalau campuran itu hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan dihasilkan es krim, melainkan gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak di mulut, selama proses pembekuan tadi adonan harus diguncang-guncang. Pengocokan atau pengadukan campuran selama proses pembekuan merupakan kunci dalam pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran udara ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan inilah yang menghasilkan busa yang seragam (homogen).
Es krim yang berkualitas tinggi agak tahan terhadap pelelehan pada saat dihidangkan pada suhu kamar. Kecepatan meleleh es krim secara umum dipengaruhi oleh stabilizer, emulsifier, keseimbangan gula dan bahan-bahan susu serta kondisi pembuatan dan penyimpanan yang dapat menyebabkan kerusakan protein. Stabilizer polisakarida menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser juga dikatakan dapat memperlambat pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal es terlalu besar maka akan terasa keras. Tingginya kandungan mineral dan laktosa mengakibatkan produk akan terasa lebih asin. Sedangkan kandungan laktosa yang tinggi akan meninggalkan kesan berpasir ketika dikonsumsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur es krim adalah ukuran, bentuk dan distribusi dari kristal es dan partikel lainnya yang membentuk body es krim. Tekstur es krim yang disukai adalah halus, ditunjukkan oleh kelembutan seperti beludru dan terasa lembut di mulut. Tekstur yang lembut pada es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran, pengolahan dan penyimpanan.
Penstabil atau yang biasanya disebut dengan stabilizer merupakan suatu kelompok dari senyawa dan biasanya stabilizer yang digunakan adalah golongan gum polisakarida. Fungsi utama penstabil adalah mengikat air dan menghasilkan kekentalan yang tepat unluk mengatasi pembentukan kristal es dan kristal laktosa. Penstabil berperan dalam meningkatkan kekuatan bentuk es krim, tekstur dan berpengaruh terhadap suhu leleh produk. (Arbuckle dan Marshall, 1996). Stabilizer akan bertnggung jawab untuk menambah viskositas dalam campuran fase tidak beku dari es krim. Beberapa fungsi utama dari stabilizer ialah:
  1. Mengatur pembentukan dan ukuran dari kristal es selama pembekuan dan penyimpanan, mencegah pertumbuhan kristal es yang kasar dan grainy.
  2. Mencegah penyebaran atau distribusi yang tak merata dari lemak solid yang lain.
  3. Mencegah pelelehan yang berlebih, bertanggung jawab terhadap bentuk body, kelembutan dan kesegaran.
Macam-macam stabilizer yang dapat ditambahkan dalam pembuatan es krim selain gelatin adalah agar, sodium alginat, gum acacia, gum karaya, guar gum, locust bean gum, karagenan, carboxymethyl cellulose (CMC), dan lain-lain.
Jumlah penambahan karagenan dalam produk es krim tertentu adalah dalam jumlah sedikit. Contoh: penambahan karagenan sejumlah 150-200 ppm atau 0,0015 – 0,002% atau 0,15-0,2 mg dalam produk olahan susu, mencegah pemisahan whey atau cairan susu. Seperti pada produk ice cream, krim keju, milk shakes, susu coklat dll. Mekanisme proses penstabilan karagenan pada produk olahan es krim dapat terlihat pada gambar berikut :

 

Bulatan-bulatan hitam di atas adalah molekul susu (emulsi protein, lemak) sedang yang terlihat seperti cacing tersebut adalah helix-karagenan. Penambahan karagenan pada es krim yang  berbasis susu tersebut  menjadi nampak stabil tidak memisah selama proses pembuatan atau penyimpanan.
Meningkatkan kekentalan (viskositas) dapat dilakukan dengan pemerangkapan udara, tekstur dan suhu dimana es krim meleleh. Diantara penstabil yang dapat digunakan pada pembuatan es krim, ada dua yang berstatus syubhat yaitu gelatin dan gum xanthan, sedangkan lainnya tidak masalah karena berasal dari tanaman (berbagai jenis gum), rumput laut (karagenan, alginat, agar-agar) dan turunan selulosa (CMC dan mikrokristalin; selulosa sendiri berasal dari tanaman). Gelatin dapat diperoleh dari babi, sapi atau ikan, sedangkan xanthan gum adalah hasil fermentasi sehingga kehalalannya tergantung kepada media yang digunakan pada waktu pembuatan xanthan gum tersebut.



KESIMPULAN

 Penambahan karagenan pada es krim yang  berbasis susu tersebut adalah sebagai penstabil agar es krim tidak memisah selama proses pembuatan atau penyimpanan. Jumlah penambahan karagenan dalam produk es krim tertentu adalah dalam jumlah sedikit. Penstabil atau yang biasanya disebut dengan stabilizer merupakan suatu kelompok dari senyawa dan biasanya stabilizer yang digunakan adalah golongan gum polisakarida. Fungsi utama penstabil adalah mengikat air dan menghasilkan kekentalan yang tepat unluk mengatasi pembentukan kristal es dan kristal laktosa. Penstabil berperan dalam meningkatkan kekuatan bentuk es krim, tekstur dan berpengaruh terhadap suhu leleh produk. Dengan karagenan es krim lebih tahan sehingga tidak mudah meleleh.


DAFTAR PUSTAKA

Arbuckle, W.S. 1977. Ice Cream Third Edition. West Port : Avi Publishing Company.
Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging dan Telur. Yogyakarta : Penerbit Liberty.
Idris, S. 1992. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Malang : Fakultas Perternakan Universitas Brawijaya.
Marshall, R.T. and W.S. Arbuckle. 1996. Ice Cream, 5th edition. New York : International Thomson Publishing.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...