Wednesday, November 25, 2015

Identifikasi Penyebab Kerusakan Saus Tomat dan Sineresis pada Yoghurt



  1. Suatu perusahaan saus tomat merek X mempunyai masalah produk yang dihasilkan mengalami penurunan kekentalan selama penyimpanan.  Identifikasi kemungkinan-kemungkinan penyebab masalah tersebut dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
  2. Suatu produk yoghurt mempunyai masalah mengalami sineresis selama penyimpanan.  Apa penyebab masalah tersebut dan bagaimana untuk mengatasinya?
  3. Jika Saudara akan mengembangkan produk emulsi minyak ikan sebagai food suplement bagi anak-anak, apakah perlu digunakan pati dalam formulasinya? Pati jenis apa yang sesuai untuk produk ini? Apakah pati tersebt perlu digelatinisasi dulu? Jelaskan alasan Saudara!

Jawaban :
  1. Identifikasi penyebab kerusakan saus tomat :
  • Pati yang digunakan oleh perusahaan tersebut adalah pati alami. Kebanyakan pati alami tidak tahan pada pemanasan suhu tinggi. Dalam proses gelatinisasi pati, biasanya akan terjadi penurunan kekentalan suspensi pati (viscosity breakdown) dengan meningkatnya suhu pemanasan. Apabila dalam proses pengolahan digunakan suhu tinggi (misalnya pati alami digunakan sebagai pengental dalam produk pangan yang diproses dengan sterilisasi), maka akan dihasilkan kekentalan produk yang tidak sesuai.
  • Pati tidak tahan pada kondisi asam. Karena saus merupakan produk dengan pH asam tertentu maka pati yang digunakan dalam proses pembuatannya tersebut mudah mengalami hidrolisis pada kondisi asam yang mengurangi kemampuan gelatinisasinya. Pada kenyataannya banyak produk pangan yang bersifat asam dimana penggunaan pati alami sebagai pengental menjadi tidak sesuai, baik selama proses maupun penyimpanan.
  • Pengadukan atau pemompaan yang merupakan proses mekanis dan dapat mengakibatkan turunnya viskositas saus.

Cara mengatasinya dan pencegahannya :
Dengan terjadinya viskositas pati yang menurun dalam pembuatan saus. Maka perlu dilakukan modifikasi terhadap pati yang digunakan terutama jika yang digunakan pati alami. Perlu diketahui bahwa pati alami tidak tahan dengan kondisi asam, perlakuan mekanis,dan peningkatan suhu tinggi saat pengolahan produk. Oleh karena itu, hal tersebut dapat diatasi dengan Modifikasi pati dengan kombinasi ikatan silang dan substitusi. Dalam beberapa proses pengolahan pangan, bukan saja sifat-sifat ketahanan terhadap kondisi pemanasan suhu tinggi, pengadukan dan pengasaman yang diinginkan, tetapi juga kemampuan pati untuk tidak mengalami sineresis selama penyimpanan produk. Pati ikatan silang dapat menghasilkan pati yang tahan terhadap suhu tinggi, pengadukan dan pengasaman, tetapi tidak mampu menghambat laju retrogradasi. Sedangkan pati substitusi hanya mampu menghambat laju retrogradasi. Untuk menghasilkan pati dengan sifat-sifat yang diinginkan tersebut, maka dapat dilakukan kombinasi modifikasi ikatan silang dan substitusi. Di antaranya yang banyak dilakukan adalah kombinasi modifikasi pati dengan substitusi gugus –OH pada molekul pati dengan senyawa propilen oksida, kemudian dilanjutkan dengan reaksi ikatan silang dengan senyawa polifosfat (campuran sodium metafosfat dan sodium tripolifosfat) (Wattanachant et al, 2003).
Referensi : Wattanachant,S., Muhammad,K., D. Mat Hashim, and R. Abd. Rahman. 2003. Effect of crosslinking reagents and hydroxypropulation levels on dual-modified sago starch properties. Food Chemistry, 80:463-471.

  1. Identifikasi penyebab sineresis pada yoghurt :
Sineresis merupakan peristiwa pemisahan air dari struktur gelnya. Sineresis pada yoghurt diakibatkan terjadinya retrogradasi pati selama penyimpanan dingin. Retrogradasi terjadi karena kecenderungan terbentuknya ikatan hidrogen dari molekul – molekul amilosa dan amilopektin selama pendinginan sehingga air akan terpesah dari struktur gelnya.

Cara mengatasinya dan pencegahannya :
Untuk mencegah terjadinya sineresis akibat dari peristiwa retrogradasi maka dapat dicegah dan diatasi dengan melakukan Modifikasi pati dengan substitusi. Dengan melakukan teknologi modifikasi tersebut, maka akan menghasilkan jenis pati yang tidak mudah terretrogadasi. Pada prinsipnya teknologi ini dapat dilakukan dengan mensubstitusi beberapa gugus -OH pada molekul amilosa atau amilopektin dengan senyawa pensubstitusi sehingga dihasilkan ester pati. Di antara senyawa yang dapat digunakan adalah  senyawa asetat, suksinat, fosfat, hidroksipropil, and oktenil suksinat. Tujuan utama dari modifikasi dengan substitusi adalah untuk menghambat laju retrogradasi pati yang disebabkan oleh terhambatnya pembentukan ikatan hidrogen dari molekul amilosa dan amilopektin oleh gugus ester yang terbentuk. Pati yang dimodifikasi dengan substitusi juga mengalami penurunan suhu gelatinisasi, peningkatan viskositas, memiliki kemampuan mengikat air lebih tinggi dan menghasilkan pasta yang lebih jernih. Dibandingkan dengan pati ikatan silang, pati substitusi masih mengalami penurunan viskositas selama proses pemanasan (tidak stabil oleh pemanasan) dan kurang tahan oleh kondisi asam. Pati ini dapat digunakan untuk produk-produk pangan yang dibekukan yang menggunakan bahan pembentuk gel atau pengisi.

ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...