BAB
1. PROSEDUR ANALISIS
1.1 Tujuan
Mengetahui pengaruh pengolahan terhadap
fenol bahan pangan.
1.2 Alat dan Bahan
1.2.1
Alat
Peralatan yang digunakan adalah mortar, erlenmeyer
500 ml, pendingin balik, kertas saring, labu tera 100 ml, ph meter, pipet
tetes, pipet volume, vortex, kuvet, spektrofotometer, sentrifuse.
1.2.2
Bahan
Bahan yang digunakan adalah teh hitam.
Pereaksi yang digunakan antara lain Aquades, Etanol, Fonil, Na2CO3,
NaCl, Gelatin, H2O.
1.3 Prosedur
Prosedur analisisnya adalah bahan pangan
yang diuji yaitu teh hitam dihaluskan, lalu sebanyak 100 mg direndam pada
Erlenmeyer 500 ml dan ditambah 75 ml air destilat. Setelah itu dipanaskan
dengan pendingin balik selama 30 menit. Kemudian di saring dengan kertas saring
dan ditepatkan ph 4 untuk menstabilkan polifenol, lalu ditera 100 ml. Setelah
itu dilakukan dua uji yaitu analisa polifenol dan analisa non tanin.
Prosedur analisa polifenol adalah
sebanyak I ml filtrat ditambah 1 ml etanol, 0,5 ml folin , 6,5 ml H2O
(aquadest). Lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian ditambahkan 1 ml Na2CO3
dan divortex sampai semuanya tercampur , lalu didiamkan 60 menit.
Kemudian dibaca absorbansi sampel pada panjang gelombang 725 ml.
Prosedur analisa non tanin sebanyak 2 ml
filtrat ditambahkan 0,5 gr NaCl serta 0,5 gr Gelatin, dan divortex samapai
semua sampel tercampur rata. Kemudian disentrifuse selama 5 menit dengan rpm
3000. Filtrat diambil 0,5 ml dan ditambahkan 1 ml Etanol; 1 ml folin serta 6,5
ml H2O. sampel diaduk rata dan didiamkan selama 5 menit lalu
ditambahkan 1 ml Na2CO3 lalu divortex. Kemudian didiamkan
selama 60 menit pada ruang gelap, lalu dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 725 nm (sebanyak 2 kali).
BAB 2. HASIL PENGAMATAN DAN
PERHITUNGAN
2.1 Hasil Pengamatan
Analisa
|
Absorbansi
|
Berat
Bahan
|
|
Y1
|
Y2
|
||
Polifenol (1 ml)
|
2,875
|
2,843
|
1,000
gr
|
Non Tanin (2 ml)
|
0,879
|
0,719
|
1,000
gr
|
Keterangan:
λ
= 725 nm
Sampel
= teh hitam
2.2 Hasil Perhitungan
Analisa
|
Ulangan
1
|
Ulangan
2
|
Rata
- rata
|
Kadar
Polifenol
|
1878
mg/gr
|
1857
mg/gr
|
1867,5
mg/gr
|
Kadar
Non-tanin
|
572,53
mg/gr
|
467,88
mg/gr
|
520,20
mg/gr
|
Kadar
Tanin
|
1349,8
mg/gr
|
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Zat Non
Gizi
Zat non gizi adalah zat yang mengganggu
ketersediaan zat gizi, melalui pengkelatan, gangguan proses metabolism dan aksi
antagonis terhadap zat gizi. Keberadaan zat non gizi seperti tanin akan mengganggu
ketersediaan protein dan mineral sehingga tidak dapat dicerna dan diserap oleh
tubuh. Senyawa tanin merupakan polifenol yang mampu membentuk kompleks dengan
protein sehingga fungsi protein terganggu (Tejasari, 2005).
Senyawa fenol adalah zat non gizi yang
memiliki minimal satu cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil,
termasuk turunan-turunan fungsional, seperti ester, metal ester, glikosida, dan
lain-lain (Anonim, 2011).
Senyawa fenol bersifat mudah
teroksidasi. Dengan adanya oksigen, asam klorogenat, asam kafeat dan senyawa
ortodifenol dapat teroksidasi dalam larutan alkalis atau asam enzim
polifenolase oksidase. Senyawa fenol mudah terikat dengan protein
(Suradiksumah, 1989).
2.2 Prinsip Dasar
Analisa
Prinsip dasar analisa uji non gizi bahan
pangan yaitu pemberian pereaksi folin pada bahan pangan akan bereaksi dengan
senyawa fenol dan membentuk senyawa berwarna biru atau ungu (Anonim, 2011).
Pada praktikum dilakukan dua macam
analisa yaitu analisa polifenol dan analisa non tanin pada bahan pangan. Dari
kedua analisa tersebut akan diketahui kadar tanin dalam bahan pangan. Tanin
merupakan salah satu senyawa polifenol yang dapat membentuk kompleks dengan
protein yang bersifat tidak larut. Senyawa ini terdapat dalam berbagai tanaman,
baik yang digunakan sebagai bahan pangan maupun pakan ternak (Muchtadi, 1989).
2.3 Tanin Pada Buah
Tanin merupakan
substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang belum
matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang ,tanin digunakan sebagai energi dalam
proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tanin.Tanin yang dikatakan sebagai sumber asam
pada buah.
Sifat-sifat Tanin :
1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam
dan sepat .
2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
3. Tidak dapat mengkristal.
4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
5.
Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut
sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik
(Nadjeeb, 2009).
Tanin
(C14H20O9) terdapat pada buah kesemek. Tanin
berperan mencegah pertumbuhan mikroba dan menjadi faktor penyebab timbulnya
rasa sepat pada buah kesemek. Tanin merupakan faktor penentu kualitas buah
kesemek. Buah kesemek yang belum masak terasa sepat. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya tanin yang terlarut di dalam sel buah kesemek. Buah kesemek bila
disayat akan mengeluarkan cairan mengandung tanin yang menyebabkan warna
cokelat pada permukaan daging buah. Oleh karena itu, sayatan pada daging buah
kesemek akan menimbulkan bercak berwarna cokelat. Selain itu, keberadaan tanin
mudah dikenali apabila pada luka atau memar buah kesemek terdapat warna cokelat
kehitam-hitaman (Pitojo, 2007).
Selama
proses pematangan buah kesemek, kadar tanin makin berkurang. Gambaran tentang
kandungan tanin yang larut di dalam air pada beberapa varietas kesemek
menunjukkan bahwa tanin selama 3,5 bulan berturut-turut menjadi sedikit
jumlahnya (Pitojo, 2007).
Tanin
pada buah kesemek yang telah matang berada dalam bentuk yang terikat dan tidak
larut dalam air. Jumlah dan ukuran sel tanin meningkat. Pada varietas kesemek
yang tidak sepat, sel tanin hanya berada dalam jumlah yang sedikit. Kandungan
tanin terlarut pada buah kesemek varietas yang astrigen antara 0,80-1,94 % atau
rerata sekitar 1,41 5 dari berat daging buah kesemek. Oleh karena itu, buah
kesemek yang telah matang menjadi tidak terasa sepat (Pitojo, 2007).
2.4
Fungsi Langkah Kerja
Pada
praktikum bahan yang digunakan adalah teh hitam. Bahan dihaluskan agar lebih
mudah larut dalam air, sebanyak 1000 mg dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml
dan ditambah 75 ml air destilat untuk melarutkan bahan lalu dipanaskan dengan
pendingin balik selama 30 menit. Fungsi dari pendingin balik adalah untuk
mencegah hilangnya komponen volatil akibat pemanasan yang digunakan untuk menonaktifkan enzim polifenolase. Bahan
disaring dan ditepatkan pada ph 4 yang bertujuan untuk menstabilkan polifenol.
Kemudian ditera dengan aquadest sampai 100 ml untuk mengurangi kepekatan teh.
Filtrat diambil 1 ml untuk analisa polifenol dan diambil 2 ml untuk analisa non-tanin.
Pada analisa polifenol, 1 ml filtrat ditambahkan 1 ml etanol untuk melarutkan
polifenol dan filtrat dan 0,5 ml folin yang berfungsi agar sampel dapat
bereaksi dengan senyawa fenol yang membentuk kompleks warna biru dan juga
ditambah 6,5 ml aquadest (H20) untuk melarutkan campuran dan
didiamkan selama 5 menit untuk member waktu proses pelarutan dan pengikatan
polifenol. Selanjutnya ditambah 1 ml Na2CO3 untuk
mempertebal kompleks warna agar mudah dideteksi oleh spektrofotometer. Kemudian
larutan di vortex agar homogen dan didiamkan selama 60 menit agar larutan
tercampur sempurna. Setelah itu di absorbansi pada panjang gelombang 725 nm.
Sedangkan
untuk analisa non-tanin, 2 ml filtrat ditambah 0,5 ml NaCl yang berfungsi untuk
mengendapkan gelatin, dan ditambah 0,5 ml gelatin untuk mengendapkan tanin.
Larutan divortex agar larutan menjadi homogen, kemudian disentrifuse 3000rpm
selama 5 menit untuk memisahkan gelatin dan tanin. Selanjutnya diambil 0,5 ml
filtrat ditambah 1 ml etanol, 1 ml folin yang berfungsi agar sampel bereaksi
dengan fenol, selain itu ditambah 6,5 ml H20 yang berfungsi untuk
melarutkan. Didiamkan selama 5 menit dan ditambahkan 1 ml Na2CO3
5 % yang berfungsi untuk memperjelas kompleks warna biru yang terjadi
agar teridentifikasi saat absorbansi. Lalu divortex agar larutan menjadi
homogen dan didiamkan 60 menit, kemudian di absorbansi pada panjang gelombang 725
nm sebanyak dua kali.
2.5
Analisis Data
Dari
hasil pengamatan dan perhitungan diperoleh kadar polifenol sebesar 1867,5 mg/gr
dan kadar non-tanin sebesar 520,20 mg/gr. Dari kadar polifenol dan non-tanin
diperoleh kadar tanin sebesar 1349,8 mg/gr. Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa sesuai dengan literatur yaitu di dalam teh terdapat senyawa
tanin yang tidak begitu banyak. Pada praktikum kali ini tanin yang diperoleh
tidak bernilai minus. Apabila senyawa tanin banyak terdapat pada teh maka akan
mengganggu nilai gizi teh.
Prinsip
kerja dari pendingin adalah larutan diuapkan melalui proses pemanasan, kemudian
uap ditampung dan diembunkan kembali melalui pendinginan dengan air yang
dialirkan dari kran (Anonim, 2008). Jika pemanasan tidak menggunakan pendingin
balik maka hasil ekstraksinya tidak maksimal karena pendingin balik dapat
mempercepat proses ekstrak tanpa menghilangkan kandungan flavonoid.
BAB
4. KESIMPULAN
1. Zat
non gizi adalah zat yang mengganggu ketersediaan zat gizi, melalui pengkelatan,
gangguan proses metabolism, dan aksi antagonis terhadap zat gizi.
2. Prinsip
dasar analisa zat non gizi adalah pereaksi folin akan bereaksi dengan senyawa
fenol dan membentuk senyawa berwarna biru atau ungu.
3. Hasil
perhitungan diperoleh kadar polifenol sebesar 1867,5 mg/gr dan kadar non-tanin
sebesar 520,20 mg/gr. Dari kadar polifenol dan non-tanin diperoleh kadar tanin
sebesar 1349,8 mg/gr.
4. Prinsip
kerja dari pendingin adalah larutan diuapkan melalui proses pemanasan, kemudian
uap ditampung dan diembunkan kembali melalui pendinginan dengan air yang dialirkan
dari kran.
5. Kadar
tanin dalam teh cukup rendah, dimanan pada praktikum ini berjumlah 1349,8 mg/gr
dari 1867,5 mg/gr polifenol.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008. Yahoo
Answer. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=200811234214742AAVD861. [6 November 2011]
Anonim. 2011. Petunjuk Praktikum Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Jember: FTP-Unej.
Muchtadi, D. 1989. Aspek Biokimia dan Gizi Dalam Keamanan Pangan. Bogor: PAU IPB.
Nadjeeb. 2009. Tanin.
http://www.nadjeeb.wordpress.com [ 7 November
2011]
Pitojo, Setijo., dan Hesti Nina Puspita. 2007. Budidaya Kesemek. Yogyakarta: Kanisius.
Suradikusumah,
E. 1989. Kimia Tumbuhan. Bogor:
Depdikbud, Dirjen Dikti, PAU Ilmu Hayati, IPB.
Tejasari.
2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.