Sunday, November 29, 2015

Monascus sp., Peran Kapang dalam Industri, Jamur Edible dan Non Edible






TUGAS
PRINSIP  MIKROBIOLOGI  PANGAN





Oleh :
FRIDA MASLIKHAH (101710101064)
KELAS A








JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2011


1.   Jelaskan bagaimanan siklus hidup monascus sp
Monascus sp merupakan kapang penting, disebut juga dengan  koloni merah karena keseluruhan selnya berwarna merah, menimbulkan kerusakan pada  produk susu, bermanfaat dalam memproduksi angkak (pewarna merah alami). Monascus merupakan jenis kapang yang tidak banyak ditemukan di alam dan umumnyaditemukan dalam produk makanan misalnya beras. Beras yang difermentasi dengan jamur ini akan berwarna merah yang biasa dikenal dengan nama angkak.komponen utama dari pigmen ini adalah rubropunktatin berwarna merah, monoskurubi juga berwarna merah, monaskin berwarna kuning, ankaflavin juga berwarna kuning, rubropunktamin berwarna ungu monoskorubramin juga berwarna ungu. Monoscus juga menghasilkan produk metabolit sekunder yang dihasilkan setelah fase stasioner pada pertumbuhan yaitu Lovastatin.
Monascus sp merupakan spesies yang berasal dari family monascaceae, ordo Ascomycetales, dan kelas Ascomycetes. Siklus hidup Monascus sp adalah sebagai berikut : 


Ascomycota dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Ascomycota menghasilkan spora sebagai hasil dari perkembangbiakan seksual.
  • Reproduksi Aseksual:
Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas. kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu atau pseudohifa.
  • Reproduksi Seksual :
    1. Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
    2. Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid.
    3. Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium.
    4. Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami.
    5. Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan.
    6. Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
    7. Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
    8. Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru. Catatan: didalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosis menghasilkan 4 inti haploid. setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora.
Spora seksualnya askospora yang dihasilkan oleh askus dalam tubuh buah (askokarp). Spora aseksualnya adalah konidiospora. Hifa bersekat(berseptum). Anggotanya ada yang uniseluler contohnya saccharomyses cereviceae (khamir), penicilium chrysogenum (pembuat antibiotik), Aspergillus Wentii (membuat kecap), tetapi sebagian besar anggotnya multiseluler, contohnya morchella esculenta, sarcosypha coccinea, venturia inaequalis (merusak apel), claviceps purpurea (penyebab penyakit ergot pada gandum), dll. Beberapa jenis jamur bersimbiosis menjadi mikoriza, sebagian lagi bersimbiosis menjadi lumut kerak, sebagian besar sporofit pada sisa organisme. Ciri khas Ascomycota berkembang biak secara seksual dengan struktur pembentuk spora yang disebut Askus.

2.   Jelaskan dan berikan contoh peran kapang dalam industri
A.   Enzim
pada industri farmasi untuk menghasilkan penicilin sebagai antibiotik  dari kapang Penicilium chrysogenum. Kapang akan menghasilkan semacam lendir dalam usahanya untuk tetap bertahan hidup selama kondisi lingkungan buruk. Lendir inilah yang kemudian dapat dilanfaatkan pada pembuatan antibiotik penicilin. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
B.   Bahan aditif pangan
Kapang atau jamur bermanfaat dalam industri sebagai bahan aditif  pangan misalnya pada pembuatan kecap. Kapang Aspergilus oryzae membantu proses fermentasi pada pembuatan kecap.  Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi.  Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.

3.   Deskripsikan contoh jamur yang bersifat edible dan non edible masing-masing minimal 3
Ada 2 jenis jamur, yakni yang dapat dimakan (edible) dan tidak untuk dimakan (non-edible).
Jamur edible
1. Jamur Kuping
 
Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tionghoa, terdiri dari jamur kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae)
Jamur Kuping merupakan  jamur yang pertama kali dibudidayakan bahkan sebelum jamur Shiitake di Cina. Di Indonesia jamur Kuping sangat lumrah dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang. Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh pada batang-batang yang sudah lapuk. Jamur Kuping terutama jenis jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) saat ini sudah banyak dibudidayakan secara  modern dalam log-log serbuk kayu.
Menurut data statistik, produksi segar jamur kuping (worldwide) menempati urutan keempat (346.000 ton) setelah Champignon, Tiram dan Shiitake pada tahun 1991.

2. Jamur Shiitake (Lentinus edodes)
Paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. Sekitar 10% dari total produksi jamur dunia berupa jamur shiitake.
Shiitake disebut juga ‘Chinese Black Mushroom’. Jamur jenis ini  sudah dikenal sebagai jamur konsumsi sejak 2000 tahun yang silam di dataran Asia. Produksi jamur  Shiitake secara industri massal pertama kali dilakukan di Jepang pada tahun 1940an. Namun budidaya secara traditional sudah dimulai sejak 900 tahunan yang silam di Cina.

3. Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang.  Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh merupakan  salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk golongan jamur yang paling enak rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.

4. Jamur Kancing atau Champignon (Agaricus bisporus)
Jamur kancing merupakan jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan di dunia, sekitar 38% dari total  produksi jamur dunia. Jamur kancing (Agaricus bisporus) atau champignon merupakan jamur pangan yang berbentuk hampir bulat seperti kancing dan berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai table mushroom, white mushroom, common mushroom atau cultivated mushroom. Di Perancis disebut sebagai champignon de Paris.
Jamur kancing dijual dalam bentuk segar atau kalengan, biasanya digunakan dalam berbagai masakan Barat seperti omelet, pizza, kaserol, gratin, dan selada. Jamur kancing memiliki aroma unik, sebagian orang ada yang menyebutnya sedikit manis atau seperti “daging”.
Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori.

Jamur non edible
Masuk dalam jenis ini adalah jamur lingzhi (Ganoderma Applannatum), rasanya tidak enak tetapi berkhasiat untuk ramuan obat sehingga dikenal juga sebagai "Raja Herba". Dikenal sebagai jamur lingzhi (bhs. Cina berarti pohon kehidupan) dan jamur reishi (bhs. Jepang berarti jamur spiritual, yang mendatangkan keberuntungan). Jamur non edible sering disebut jamur kayu, karena dialam bebas banyak tumbuh dibatang-batang kayu, banyak digunakan sebagai suplemen dan bahan obat-obatan.



Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum)
LINGZHI 

Menurut sejarah Cina, ling zhi ditemukan oleh seorang petani bernama Seng Nong. Ia dijuluki sebagai petani yang suci (holyfarmer). Seng Nong menyatakan, kriteria unggul nilai atau manfaat dari sebuah tanaman obat adalah bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama tidak menimbulkan efek samping. Pada zaman Dinasti Shu, sekitar 2400 tahun lalu, ling zhi hanya dikonsumsi untuk pengobatan para maharaja dan bangsawan di negeri Cina. Pada masa itu, ling zhi masih langka.
Sejak tahun 1971, seorang peneliti dari Universitas Kyoto, Jepang, bernama Yukio Naoi mulai membudidayakan ling zhi. Melalui eksperimen-eksperimennya, akhirnya ia berhasil menemukan cara menumbuhkan ling zhi menggunakan limbah pertanian dan kayu-kayu yang telah lapuk.
Ling zhi memiliki sifat rasa pedas, pahit, dan hangat. Mengonsumsi ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat melindungi organ tubuh, membangun (constructive), mengobati, dan berdampak positif terhadap penyembuhan organ lain yang sakit. Sejauh ini belum pernah ditemukan efek negatif yang ditimbulkan setelah mengonsumsi ramuan ling zhi.
Dari berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara, ling zhi berkhasiat sebagai herbal anti-diabetes, anti-hipertensi, anti-alergi, antioksidan, anti-[inflamasi], anti-hepatitis, analgesik, anti-HIV, serta perlindungan terhadap liver, ginjal, hemoroid atau wasir, anti-tumor, dan sistem imunitas (kekebalan tubuh).

























Referensi

http://www.Agoes,“Pendekar Jamur’dariBlitar « Sashaoyster’s.htm

http://www. Jenis – Jenis Jamur Konsumsi (Edible Mushroom) « Organic Entrepreneur..Harmony of Humans and Nature.htm

http://www. Monascus sp/Jamur « Pinx Mc' Sus.htm

http://www. Isolasi Monascus sp., Produksi Pigmen Angkak pada Media Cair Berbagai Substrat, dan Penggunaannya dalam Fermentasi Tape Singkong _ Biology for Indonesia.htm

ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...