LAPORAN PRAKTIKUM
“ PERENCANAAN INDUSTRI ”
MANA : FRIDA MASLIKHAH
NIM : 101710101064
SIFT : SELASA (15.00-17.00 WIB)
ACARA : 4. DESAIN TATA LETAK
ASISTEN : POPPY NAZMI C.
RIZKY FATMAWATI
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JEMBER
TAHUN 2012
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu desain yang baik dapat
membantu kita untuk mengembangakan usaha kita. Suatu desain tata letak yang
baik merupakan proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan
sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan
ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang
bekerja. Desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai :
·
Daya guna ruang, peralatan, dan
orang yang lebih tinggi
·
Aliran informasi, barang atau
orang-orang yang lebih baik
·
Moral karyawan yang lebih baik,
juga kondidi lingkungan kerja yang lebih aman
·
Interaksi dengan pelanggan yang
lebih baik
·
Fleksibilitas.
Dalam perkembangan ekonomi yang semakin meningkat keberadaan
suatu perusahaan di dalam dunia usaha sekarang ini menuntut perusahaan untuk
terus berusaha mencari cara dan upya yang terbaik agar memiliki kemampuan
bersaing yang lebih tinggi dari pada perusahaan lain.
Salah satu yang mendukung efektifitas dan efisiensi dalam
proses produksi adalah dengan mengambil suatu keputusan manajemen dengan
menerapkan strategi perencanaan tata letak perusahaan. Tata letak dari
fasilitas produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting
dari kelancaran proses produksi untuk menciptakan produk atau jasa yang berkualitas
dan menetukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, kelancaran proses,
fleksibilitas operasi, biaya handling bahan, serta mutu kehidupan kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
penggunaan metode desain tata letak adalah untuk memaksimalkan efisiensi.
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massa,
yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaa produksi
memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi (production
schedule) terutama dalam masalah pengaturan operasi-operasi atau penugasan
kerja yang harus dilakukan (Manullang, 1982).
Tata letak merupakan suatu
keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka
panjang. Tata letak mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak
termasuk yang menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra
perusahaan (Soeharto, 2002).
Desain tata letak (lay out design) adalah proses
alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga
pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan,
dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja (Reksohadiprodjo,
1986).
Sedangkan fungtional
layout dan facility location merupakan pilihan tata letak desain blok.
Tujuan dasar dari desain blok adalah untuk menentukan pengaturan penempatan
sekelompok area departemen atau keja yang meminimalkan skor jarak-beban
keseluruhan (Nasu, 2005).
Secara khusus, digunakan matriks “dari-menuju” untuk
mencirikan volume lalu lintas antar departemen. Pada banyak kasus kebutuhan
ruang fisik akan beragam antar departemen. Selain itu functional layout
berfungsi untuk pengaturan peletakan departemen- departemen yang paling
strategis. Sedangkan untuk modul Functcional
Layout digunakan untuk meletakkan atau memindahkan departemen-departemen dengan
menganalisis aliran barang dari masing-masing departemen-departemen yang lain (Nasu, 2005).
Kecocokan suatu jenis tata letak
dalam mendukung strategi bersaing tergantung pada nilai ekonomis pilihan lain.
Sebagai contoh, bila pabrik, peralatan dan sumber daya lainnya tidak memerlukan
biaya kita dapat membuat fasilitas terpisah yang berfokus pada masing-masing
produk. Tiap produk mempunyai lini produksi sendiri (Buffa, 1984).
BAB 3. METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Skema Kerja
3.1.1 Menginput Data
3.1.2 Menganalisis Data
3.2 Masalah
Functional Layout
3.2.1 Menginput Data
3.2.2 Menganalisis Data
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Improve by
Exchanging 2 Departments – Rectilinear Distance
4.2.2 Improve by
Exchanging 3 Departments – Rectilinear Distance
4.2.3 Evaluate the
Intial Layout Only - Rectilinear Distance
4.2.4 Improve by
Exchanging 2 Departments – Squared Euclidian Distance
4.2.5 Improve by
Exchanging 3 Departments – Squared Euclidian Distance
4.2.6 Evaluate the
Intial Layout Only - Squared Euclidian Distance
4.2.7 Improve by
Exchanging 2 Departments – Euclidian Distance
4.2.8 Improve by
Exchanging 3 Departments – Euclidian Distance
4.2.9 Evaluate the
Intial Layout Only - Euclidian Distance
BAB 5. PEMBAHASAN
Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan
efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak mempunyai banyak
dampak setrategis karena tata letak termasuk yang menentukan daya saing
perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan (Assauri, 1984).
Desain tata letak (lay out design) adalah proses
alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga
pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan,
dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja.
Keseimbangan lini atau line balancing
merupakan suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan kedalam stasiun-stasiun
kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasan produksi sehingga setiap
stasiun kerja memiliki waktu kerja yang tidak melebihi waktu siklus dari
stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lintasan
produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan kedalam
masing-masing stasiun kerja. Desain Blok betujuan untuk menentukan pengaturan
penempatan sekelompok area departemen atau kerja yang meminimalkan skor
jarak-beban keseluruhan. Pekerjaan dilakukan bersama-sama sehingga tidak ada
salah satu bagian yang mengerjakan satu tugas yang sulit saja, namun
membutuhkan waktu yang lama.
Functional Layout adalah kondisi dimana mesin dan peralatan ditata sesuai dengan fungsinya
sehingga peralatan atau mesin ditata sesuai dengan urutan penyelesaian produk
dan merupakan sebuah dedicated system. Tata letak yang
efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah setrategi menunjang
diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat dan memfasilitasi adanya
aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah.
Keterkaitan antara satu pekerjaan
dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu diagram yang disebut Precedence Diagram atau diagram pendahuluan,
sedangkan hubungan itu disebut Precedence Job atau Precedence Network.
Dalam suatu perusahaan yang
memiliki tipe produksi massal yang melibatkan sejumlah besar komponen yang
harus dirakit, perencanaa produksi memegang peranan yang penting dalam membuat
penjadwalan produksi (production schedule) terutama dalam masalah pengaturan
operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.
Permasalahan dalam perancangan
lay out biasanya mempertimbangkan untuk menempatkan beberapa departemen dalam
lokasi yang relative. Pada program ini menggunakan algoritma CRAFT
(Computerized Relative Allocation of Facilities Technique) untuk menyelesaikan
perancangan layout, dimana menggunakan metode heuristic untuk memperbaiki lay
out dengan mengubah – ubah letak departemen.
Input yang dibutuhkan adalah aliran antar departemen, kontribuasi aliran
setiap unit dan initial layout dengan dikurangi ukuran departemen.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Desain tata letak adalah
proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga
pergerakan berlangsung optimal.
2. line balancing
merupakan suatu metode dimana stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam
suatu lintasan produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu kerja yang
tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerjanya.
3. Tata letak yang
efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah setrategi menunjang
diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat dan memfasilitasi adanya
aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah.
4.
Permasalahan dalam perancangan
lay out biasanya mempertimbangkan untuk menempatkan beberapa departemen dalam
lokasi yang relative.
6.2 Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
Buffa, Edward. 1984. Manajemen
Operasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Manullang. 1982. Pengantar
Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty.
Nasu. 2005. Manajemen Industri.
Yogyakarta: Erlangga.
Reksohadiprodjo. 1986.
Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE.
Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek
Industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.