Saturday, January 16, 2016

DESAIN TATA LETAK DALAM PERENCANAAN INDUSTRI



 LAPORAN PRAKTIKUM
“ PERENCANAAN INDUSTRI ”

 

MANA               : FRIDA MASLIKHAH
NIM                   : 101710101064
SIFT                   : SELASA (15.00-17.00 WIB)
ACARA             : 4. DESAIN TATA LETAK
ASISTEN          : POPPY NAZMI C.
  RIZKY FATMAWATI

 


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Suatu desain yang baik dapat membantu kita untuk mengembangakan usaha kita. Suatu desain tata letak yang baik merupakan proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja. Desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai :
·         Daya guna ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi
·         Aliran informasi, barang atau orang-orang yang lebih baik
·         Moral karyawan yang lebih baik, juga kondidi lingkungan kerja yang lebih aman
·         Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik
·         Fleksibilitas.
Dalam perkembangan ekonomi yang semakin meningkat keberadaan suatu perusahaan di dalam dunia usaha sekarang ini menuntut perusahaan untuk terus berusaha mencari cara dan upya yang terbaik agar memiliki kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari pada perusahaan lain.
Salah satu yang mendukung efektifitas dan efisiensi dalam proses produksi adalah dengan mengambil suatu keputusan manajemen dengan menerapkan strategi perencanaan tata letak perusahaan. Tata letak dari fasilitas produksi dan area kerja merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi untuk menciptakan produk atau jasa yang berkualitas dan menetukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, biaya handling bahan, serta mutu kehidupan kerja.


1.2  Tujuan
Tujuan dari penggunaan metode desain tata letak adalah untuk memaksimalkan efisiensi.

 

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massa, yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaa produksi memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi (production schedule) terutama dalam masalah pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan (Manullang, 1982).
Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan (Soeharto, 2002).
Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja (Reksohadiprodjo, 1986).
Sedangkan fungtional  layout dan facility location merupakan pilihan tata letak desain blok. Tujuan dasar dari desain blok adalah untuk menentukan pengaturan penempatan sekelompok area departemen atau keja yang meminimalkan skor jarak-beban keseluruhan (Nasu, 2005).
Secara khusus, digunakan matriks “dari-menuju” untuk mencirikan volume lalu lintas antar departemen. Pada banyak kasus kebutuhan ruang fisik akan beragam antar departemen. Selain itu functional layout berfungsi untuk pengaturan peletakan departemen- departemen yang paling strategis. Sedangkan untuk modul Functcional Layout digunakan untuk meletakkan atau memindahkan departemen-departemen dengan menganalisis aliran barang dari masing-masing departemen-departemen yang lain (Nasu, 2005).
Kecocokan suatu jenis tata letak dalam mendukung strategi bersaing tergantung pada nilai ekonomis pilihan lain. Sebagai contoh, bila pabrik, peralatan dan sumber daya lainnya tidak memerlukan biaya kita dapat membuat fasilitas terpisah yang berfokus pada masing-masing produk. Tiap produk mempunyai lini produksi sendiri (Buffa, 1984).




BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Skema Kerja
3.1.1 Menginput Data




3.1.2 Menganalisis Data



3.2 Masalah Functional Layout
3.2.1 Menginput Data

 

3.2.2 Menganalisis Data




BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengamatan

 

 


4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Improve by Exchanging 2 Departments – Rectilinear Distance
           

4.2.2 Improve by Exchanging 3 Departments – Rectilinear Distance
           

4.2.3 Evaluate the Intial Layout Only - Rectilinear Distance
           
4.2.4 Improve by Exchanging 2 Departments – Squared Euclidian Distance
           

4.2.5 Improve by Exchanging 3 Departments – Squared Euclidian Distance
           

4.2.6 Evaluate the Intial Layout Only - Squared Euclidian Distance
 

4.2.7 Improve by Exchanging 2 Departments – Euclidian Distance
           

4.2.8 Improve by Exchanging 3 Departments – Euclidian Distance
           
 
4.2.9 Evaluate the Intial Layout Only - Euclidian Distance
           




BAB 5. PEMBAHASAN

Tata letak merupakan suatu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak mempunyai banyak dampak setrategis karena tata letak termasuk yang menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan (Assauri, 1984).
Desain tata letak (lay out design) adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan, dan menciptakan rasa nyaman kepada operator yang bekerja.
Keseimbangan lini atau line balancing merupakan suatu metode penugasan sejumlah pekerjaan kedalam stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasan produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu kerja yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerja tersebut. Keterkaitan sejumlah pekerjaan dalam suatu lintasan produksi harus dipertimbangkan dalam menentukan pembagian pekerjaan kedalam masing-masing stasiun kerja. Desain Blok betujuan untuk menentukan pengaturan penempatan sekelompok area departemen atau kerja yang meminimalkan skor jarak-beban keseluruhan. Pekerjaan dilakukan bersama-sama sehingga tidak ada salah satu bagian yang mengerjakan satu tugas yang sulit saja, namun membutuhkan waktu yang lama.
Functional Layout adalah kondisi dimana mesin dan peralatan ditata sesuai dengan fungsinya sehingga peralatan atau mesin ditata sesuai dengan urutan penyelesaian produk dan merupakan sebuah dedicated system. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat dan memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah.
Keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya digambarkan dalam suatu diagram yang disebut Precedence Diagram atau diagram pendahuluan, sedangkan hubungan itu disebut Precedence Job atau Precedence Network.
Dalam suatu perusahaan yang memiliki tipe produksi massal yang melibatkan sejumlah besar komponen yang harus dirakit, perencanaa produksi memegang peranan yang penting dalam membuat penjadwalan produksi (production schedule) terutama dalam masalah pengaturan operasi-operasi atau penugasan kerja yang harus dilakukan.
Permasalahan dalam perancangan lay out biasanya mempertimbangkan untuk menempatkan beberapa departemen dalam lokasi yang relative. Pada program ini menggunakan algoritma CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities Technique) untuk menyelesaikan perancangan layout, dimana menggunakan metode heuristic untuk memperbaiki lay out dengan mengubah – ubah letak departemen.  Input yang dibutuhkan adalah aliran antar departemen, kontribuasi aliran setiap unit dan initial layout dengan dikurangi ukuran departemen.

 


BAB 6. PENUTUP

6.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1.       Desain tata letak adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung optimal.
2.       line balancing merupakan suatu metode dimana stasiun-stasiun kerja yang saling berkaitan dalam suatu lintasan produksi sehingga setiap stasiun kerja memiliki waktu kerja yang tidak melebihi waktu siklus dari stasiun kerjanya.
3.       Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah setrategi menunjang diferensiasi, biaya rendah, ataupun respon cepat dan memfasilitasi adanya aliran bahan, orang dan informasi di dalam dan antar wilayah.
4.       Permasalahan dalam perancangan lay out biasanya mempertimbangkan untuk menempatkan beberapa departemen dalam lokasi yang relative.

6.2 Saran
-


DAFTAR PUSTAKA


Buffa, Edward. 1984. Manajemen Operasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Manullang. 1982. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty.
Nasu. 2005. Manajemen Industri. Yogyakarta: Erlangga.
Reksohadiprodjo. 1986. Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE.
Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta: Penerbit Erlangga.



ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...