Saturday, January 16, 2016

PERAMALAN DALAM PERENCANAAN INDUSTRI



 
LAPORAN PRAKTIKUM
“ PERENCANAAN INDUSTRI ”


 

MANA               : FRIDA MASLIKHAH
NIM                  : 101710101064
SIFT                 : SELASA (15.00-17.00 WIB)
ACARA              : 1. PERAMALAN
ASISTEN            : POPPY NAZMI C.
    RIZKY FATMAWATI

 


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hampir seluruh kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi waktu yang akan datang, yang keberadaannya tidak dapat diketahui secara pasti. Hal yang sama juga terjadi pada kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu pada waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Kondisi pada waktu yang akan datang tidak dapat diketahui secara pasti sehingga perusahaan mau tidak mau harus bekerja dengan orientasi pada waktu yang akan datang yang tidak pasti. Untuk meminimalkan ketidakpastian itu dapat dilakukan dengan metode atau teknik peramalan. Dengan teknik peramalan dapat diidentifikasikan pola yang dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pada waktu yang akan datang, sehingga dari hasil peramalan itu, eksekutif perusahaan dapat membuat perencanaan yang diperlukan untuk dilaksanakan pada masa yang akan datang.
Peramalan merupakan aktivitas pertama dalam penentuan jadwal produksi di masa depan. Peramalan memprediksi jumlah permintaan pasar akan sebuah produk yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menentukan target volume produksi. Ide yang mendasari setiap metode peramalan adalah penggunaan data atau fakta di masa lalu untuk memprediksikan kondisi di masa yang akan datang. Berdasarkan karakteristik data yang digunakan, secara garis besar metode peramalan dikelompokkan menjadi dua, yaitu Metode Peramalan Kualitatif dan Metode Peramalan Kuantitatif.

1.2  Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini diantaranya adalah untuk mempelajari penggunaan program winQSB untuk peramalan menggunakan beberapa metode peramalan seperti regresi selanjar, rerata bergerak, pemulusan eksponensial, dan pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan. Sehingga praktikum mampu mengaplikasikan peramalannya dalam menghadapi beberapa kasus dalam kehidupan.

 


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Peramalan merupakan aktivitas pertama dalam penentuan jadwal produksi di masa depan. Berdasarkan sifatnya peramalan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.        Kualitatif
Teknik ini digunakan apabila data masa lalu tidak tersedia atau walaupun tersedia namun jumlahnya tidak mencukupi. Teknik kualitatif mengkombinasikan informasi dengan pengalaman, penilaian, dan intuisi untuk menghasilkan pola-pola dan hubungan yang mungkin dapat diterapkan dalam memprediksi masa yang akan datang. Teknik-teknik kualitatif didasarkan atas pendekatan akal sehat (common sense) dalam menyaring informasi ke dalam bentuk yang bermanfaat. Beberapa metode yang tercakup dalam teknik-teknik kualitatif antara lain visionary, panel consensus, brainstorming, antipatory survey, role playing, dan lain-lain.
Teknik kualitatif paling sesuai diterapkan dalam dua kondisi berikut :
1.      Tidak terdapat atau kurangnya data kuantitatif yang berkualitas. Misalnya, dalam peramalan peluang bagi produk atau pasar yang baru.
2.      Terdapat data kuantitatif yang cukup, namun terdapat faktor-faktor tertentu yang menyebabkan teknik kualitatif lebih sesuai untuk diterapkan. Misalnya, meskipun terdapat data yang cukup mengenai kondisi historis ekonomi Indonesia, kondisi-kondisi non ekonomi (politik dan sebagainya) sangat mempengaruhi keadaan di masa depan.
Sedangkan keterbatasan-keterbatasannya antara lain :
1.      Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa hasil yang berbeda dapat timbul jika digunakan metode pengumpulan informasi yang berbeda.
2.      Terdapat kemungkinan timbulnya penilaian-penilaian yang overconfidence
3.      Adanya fenomena “groupthink” dimana pemikiran yang menyimpang dari konsensus kelompok akan ditekan. Efek dari groupthink  ini adalah berkurangnya pendapat-pendapat kritis.
2. Kuantitatif
Dalam teknik ini, pola historis data digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan) masa datang. Terdapat dua teknik kuantitatif yang utama : analisis deret waktu (time series analysis) dan model struktural (structural model) atau model kausal.

Terdapat dua kelompok karakteristik yang dapat digunakan sebagai kerangka dasar
untuk menilai kesesuaian suatu model untuk diterapkan :
1.         Situasi
Berdasarkan situasi yang ada, harus diperhatikan hal-hal antara lain : horison waktu, detil yang dibutuhkan, jumlah item yang akan diramal, tujuan dilakukannya peramalan {kontrol vs perencanaan}, kekonstanan, dan prosedur perencanaan yang ada saat ini.
2. Metode
Berdasarkan metode yang ada, harus diperhatikan hal-hal antara lain : horison waktu, pola data, biaya,keakuratan, dan daya tarik intuitif.
Mula-mula terdapat pilihan apakah akan digunakan metode kuantitatif atau metode kualitatif. Dalam peramalan bisnis, metode-metode kualitatif lebih sesuai untuk peramalan jangka panjang yang berkaitan dengan identifikasi perubahan yang mungkin terjadi dalam pola-pola dan hubungan-hubungan yang sudah mapan serta juga pada keadaan dimana terdapat ketidakpastian yang tinggi atau kurangnya data. Peramalan kuantitatif biasanya lebih baik dalam jangka waktu pendek atau menengah, yang kebutuhan peramalannya adalah untuk perencanaan produksi dan penjadwalan personel dalam jangka pendek serta untuk penentuan anggaran dalam jangka menengah.
Jika metode kuantitatif yang dipilih, selanjutnya terdapat pilihan antara model kausal atau deret waktu. Metode kausal lebih sesuai di mana terdapat hubungan antar variabel yang dapat diidentifikasikan dengan mudah dan terdapat sedikit variabel eksternal. Ketika variabel tersebut dipengaruhi oleh lebih banyak faktor, metode deret waktu lebih sesuai. Deret waktu lebih efektif ketika banyak peramalan dibutuhkan dalam horison jangka pendek sebagaimana yang sering dijumpai dalam dunia bisnis.
Setelah ditentukan metode-metode mana yang diperkirakan sesuai dan parameter-parameter model telah pula ditetapkan, maka untuk menentukan metode terbaik yang nantinya akan dipakai diperlukan suatu evaluasi.
Terdapat tiga atribut penilaian :
1. Kesesuaian terhadap data historis.
2. Landasan statistik dan teoritis yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Kesesuaian dengan situasi yang sedang dihadapi.

Peramalan yang baik mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil ramalan diukur dengan kebiasan dan kekonsistenan peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlau rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.
2. Biaya
Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan. lamanya periode peramalan. dan metode peramalan yang dipakai. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang diinginkan.
3. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana. mudah dibuat. dan mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Karena sangat percuma bila harus menggunakan metode yang canggih. tetapi tidak dapat diaplikasikan pada system perusahaan karena keterbatasan dana. sumber daya manusia. dan peralatan teknologi.

Beberapa sifat hasil peramalan yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1.Peramalan pasti mengandung kesalahan
Artinya peramalan hanya bisa mengurangi ketidakpastian yang terjadi. tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2. Peramalan memberikan informasi tentang berapa ukuran kesalahan
Karena peramalan pasti mengandung kesalahan. maka adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan berapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.

3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dari pada peramalan jangka panjang
Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek. faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan. sedangkan semakin panjang periode peramalan. maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya peubah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.




BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Skema Kerja
3.1.1 Regresi Selanjar
 

3.1.2 Rerata Bergerak
 
 3.1.3 Pemulusan  Eksponensial
 

3.1.4 Pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan
 



BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Hasil Pengamatan
Soal no 1. Hal 1
 
 

 

4.1 Hasil Pengamatan

Metode
Demand
CFE
MAD
TS
MAPE
Regresi Linear
9
-
-
-
-
MA
34,333
26,333
5,7999
4,54023
16,2655%
SES
30,8441
47,8136
6,83052
6,9999
16,2655%
SEST
40,8452
15,31422
3,57941
4,27842
8,948527%



BAB 5. PEMBAHASAN

5.1 Peramalan dan Fungsinya
Peramalan merupakan aktivitas pertama dalam penentuan jadwal produksi di masa depan. Peramalan didasarkan pada penentuan (prediksi) jumlah permintaan sebuah produk yang kemudian akan dijadikan sebagai target produksi. Peramalan adalah suatu bagian dari kegiatan manajemen sebagai dasar pembuatan keputusan. Suatu perusahaan membangun tujuan dan mencari faktor lingkungan lalu menyeleksi tindakan yang diharapkan akan memberi hasil pada pencapaian tujuannya.
Peramalan adalah proses digunakan untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan penjualan dan penggunaan produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat.
Peramalan adalah suatu bagian dari kegiatan manajemen sebagai dasar pembuatan keputusan. Suatu perusahaan membangun tujuan dan mencari faktor lingkungan lalu menyeleksi tindakan yang diharapkan akan memberikan hasil pada pencapaian tujuannya.
Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan permintaannya relatif kecil, tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi permintaan pasar bersifat komplek dan dinamis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat komplek dan dinamis, karena permintaan tersebut akan tergantung dari keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaing dan produk substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang manajemen.

Fungsi peramalan antara lain adalah :
1.      Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik
2.      Menentukan perencanaan lanjutan untuk produk-produk yang sudah ada untuk dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada
3.      Memperkirakan produksi mendatang dengan pertimbangan produksi di tahun-tahun sebelumnya
4.      Memperikan keuntungan mendatang
5.      Menanggulangi kebangkrutan sedini mungkin dengan melakukan inovasi-inovasi produk
6.      Membaca pasar sehingga kita dapat memperkirakan kira-kira produk apa yang akan sangat laku untuk dijual
7.      Menentukan keputusan apa yang harus diambil untuk pengembangan produk sehingga dapat meningkatkan keuntungan
8.      Menentukan lokasi yang strategis untuk pengembangan produk
9.      Menentukan waktu atau masa produk sehingga diharapkan sebelum itu sudah dapat menghadirkan produk baru sebelum produk lama tenggelam

5.2 Time Series Forcasting
Time Series Forecasting merupakan suatu metode peramalan yang ditentukan dari data sebelumnya dari suatu variabel atau kesalahan masa lalu dengan tujuan agar dapat menemukan pola data sebelum-sebelumnya dalam bentuk deret dan dapat menginterpolasikannya pola data masa lalu ke masa depan. Tujuan Time Series Forecasting adalah untuk mengamati atau memodelkan data series yang telah ada sehingga memungkinkan dapat mengetahui data yang akan datang yang belum diketahui dengan perhitungan-perhitungan.

5.3 4 Metode Peramalan
Pada praktikum kali ini dipakai 4 metode peramalan, yakni sebagai berikut :
a). Regresi Selanjar
Metode peramalan regresi selanjar menggunakan persamaan linier yang dibentuk dengan memasukkan salah satu faktor yang ditentukan kedalam suatu persamaan yang telah diketahui sehingga dapat diketahui nilai pada tahun berapapun setelah tahun yang telah diketahui.
b). Rerata bergerak (Moving Average)
Merupakan metode peramalan yang hanya sesuai untuk deret waktu yang bersifat stasioner. Metode ini sering digunakan untuk menghilangkan trend dan sifat musiman pada satu set data, menganalisis deret residualnya dan kemudian menggabungkan kembali variasi trend dan seasonal. Efek random dapat dihilangkan dengan mengambil rata-rata terhadap sejumlah pengamatan.
c). Pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan
Metode peramalan pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan sama dengan pemulusan eksponensial, hanya berbeda dalam menggunakan dua koefisien pemulusan untuk menghilangkan fluktuasi pada data sebelumnya dan kecenderungannya.
a)        Pemulusan Eksponensial
Pada dasarnya metode peramalan ini yakni data masa lalu dimuluskan dengan cara melakukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai pengamatan yang lebih tua. Data yang didapat lebih akurat karena berdasarkan nilai koefisien semua data dan berdasarkan dari data awal.

5.4  Analisa Data
            Dari praktikum yang telah dilakukan yang menggunakan beberapa metode yakni metode regresi selanjar, rerata bergerak, pemulusan eksponensial (Single Exponential Smoothing), dan pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan (Single Exponential Smoothing With trend). Didapatkan hasil sebagai berikut:
·         regresi selanjar
Pada contoh soal telah diketahui sebagai sumbu y (faktor 2) dan sebagai sumbu x (faktor 1) sehingga didapati persamaan sebagai berikut: faktor 2 = 893.75 + 77.0833faktor 1. Dari persamaan tersebut dapat dicari peramalan untuk tahun ke-9 dengan cara memasukkan angka 9 pada faktor 1 sehingga akan didapatkan hasil peramalan untuk tahun ke-9 yakni 1587.4997.
·         rerata bergerak
Pada contoh soal diketahui jumlah periodenya adalah 8 dan jumlah rerata bergeraknya adalah 3. Dengan maksud peramalan dilakukan dengan 3 data tahu sebelumnysehingga didapatkan hasil pada tahun ke-9 adalah sebesar 1425 dengan CFE =691,669 MAD = 138.3334, MSE = 23236.12, MAPE = 10.01943 dan TS = 5.
·         pemulusan eksponensial (Single Exponential Smoothing)
Pada contoh soal didapatkan hasil pada tahun ke-9 sebanyak 1434.18 dengan CFE = 1018.359, MAD = 145.4799, MSE = 26676.66, MAPE = 11.18695 dan TS = 7.
·         Pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan (Single Exponential Smoothing With trend)
Pada contoh soal didapatkan hasil pada tahun ke-9 sebanyak 1579.302 dengan CFE = 445.3246, MAD = 86.57542, MSE = 11588.13, MAPE = 7.082344 dan TS = 5.143776.

·         Soal nomor 1 
Pada soal tersebut dilakukan peramalan permintaan pada bulan ke 9 dengan metode SEST (α = 0,6 dan β = 0,3). Diperoleh hasilnya adalah sebesar 41,7266  dengan CFE =26.3333, MAD = 3,579411, MSE = 16,52762, MAPE = 12,002 dan TS = 4,278419
·         Soal nomor 2
Dengan menggunakan metode Moving Average didapatkan dari soal periodenya 8 dan jumlah rerata bergeraknya 3 diperoleh hasil peramalan permintaan bulan ke-9 sebanyak 34,3333 dengan CFE =26.3333, MAD = 5,8, MSE = 52,02222, MAPE = 17,30952 dan TS = 4,540229
·         Soal nomor 3
Dengan menggunakan metode Simple Exponensial Smothing dengan α = 0,3 yang diketahui dari soal diperoleh hasil peramalan permintaan bulan ke-9 adalah sebesar 30,84408  dengan CFE = 47,81361, MAD = 6,830516  MSE = 62,41204, MAPE = 22,83718 dan TS = 7
·         Soal nomor 4
Dengan menggunakan metode Regresi Linier diperoleh persamaan sebagai berikut : Faktor 2 = 15,252 + 2,583 faktor1 sehingga dapat diketahui bahwa permintaan pada bulan September yakni bulan ke-9 adalah 38,499 unit.



BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Peramalan adalah proses digunakan untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran, kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
2.      Dipakai 4 metode yakni : regresi selanjar, rerata bergerak, pemulusan eksponensial, dan pemulusan dengan pemfaktoran kecenderungan.
3.      Pada soal 1 dilakukan peramalan permintaan pada bulan ke 9 dengan metode SEST (α = 0,6 dan β = 0,3). Diperoleh hasilnya adalah sebesar 41,7266  dengan CFE =26.3333, MAD = 3,579411, MSE = 16,52762, MAPE = 12,002 dan TS = 4,278419
4.      Pada soal 2 dilakukan peramalan dengan metode Moving Average dan didapatkan hasil peramalan permintaan bulan ke-9 sebanyak 34,3333 dengan CFE =26.3333, MAD = 5,8, MSE = 52,02222, MAPE = 17,30952 dan TS = 4,540229
5.      Pada soal 3 menggunakan metode Simple Exponensial Smothing (α = 0,3) diperoleh hasil peramalan permintaan bulan ke-9 adalah sebesar 30,84408  dengan CFE = 47,81361, MAD = 6,830516  MSE = 62,41204, MAPE = 22,83718 dan TS = 7
6.      Pada soal 4 menggunakan metode Regresi Linier diperoleh persamaan sebagai berikut : Faktor 2 = 15,252 + 2,583 faktor1 sehingga dapat diketahui bahwa permintaan pada bulan September yakni bulan ke-9 adalah 38,499 unit.



6.2 Saran
      Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah untuk praktikan lebih memahami lagi mengenai praktikum yang dilakukan dengan mempelajarinya terlebih dahulu.




DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2008. Fungsi-Peramalan-dalam-Perencanaan-dan-Pengendalian-Produksi. http://www.scribd.com/doc/60950685/35/Fungsi-Peramalan-dalam-Perencanaan-dan-Pengendalian-Produksi?olddoc=1 (26 Maret 2010).
Buffa, Elwood S. 1996. Manajemen Operasi dan Produksi Modern, Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta : Binapura Aksara.
Makridakis, S, Wheelwright S.C dan Mac Gee V.E. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Prawirosentono, Suyadi. 2000. Bahasan Komprehensif Strategi Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara.
Sofian, A. 1984. Teknik dan Metode peramalan. Jakarta : UI-Press.
Schroeder. 1997. Manajemen Operasi.  Jakarta : Penerbit Erlangga.
Stone, James A.F. 1997. Ekonomi Manajerial. Jakarta : Bina Aksara.



ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...