Thursday, March 24, 2016

Fungsi-fungsi manajemen menurut James A.F Stoner (Planning, Organizing, Leading, dan Controlling)



TUGAS INDIVIDU
DASAR-DASAR MANAJEMEN

 
                                    Nama   :           Frida Maslikhah
                                    NIM    :           101710101064
                                    Kelas   :           A


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011


PEMBAHASAN

            Fungsi-fungsi manajemen menurut James A.F Stoner ada 4, yakni : Planning, Organizing, Leading, dan Controlling. Dan biasanya disebut dengan POLC.

1.                  PLANNING
Planning (perencanaan) merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan dimasa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Perencanaan merupakan suatu fungsi yang dirasa penting dalam manajemen karena fungsi perncanaan itu sendiri dibutuhkan ketika kita akan melakukan sesuatu dan dari adanya perncanaan apa yang kita lakukan akan berjalan lebih baik. Dan jika ada perubahan yang mungkin tidak kita duga atau tidak kita kehendakai kita dapat membuat perncanaan selanjutnya. Biasanya hal ini dilakukan ketika kita didalam suatu organisasi atau suatu kelompok.
Fungsi perencanaan ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan pengambilan keputusan. Keputusan diperlukan pada setiap kita dihadapkan dengan banyak orang atau bias dikatakan dalam kelompok. Oleh karena itu pengambilan keputusan merupakan aspek yang bisa dikatakan vital dalam perencanaan, yaitu proses pengembangan dan pemulihan arah tindakan untuk memecahkan suatu suatu masalah tertentu.
            Manajer sebelum melakukan aktivitas-aktivitas mengorganisasi, mengarahkan, memotivasi,dan mengendalikan,terlebih dahulu ia harus membuat rencana apa yang memberikan tujuan kepada organisasi, menentukan apa yang akan dikerjakan, kapada akan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan, dimana  akan dikerjakan dan bagaimana akan mengerjakannya.
            Jadi, Pada intinya perencanaan merupakan suatu tolak ukur pembanding apakah nantinya tujuan yang telah ditetapkan akan berhasil dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang kita mau.
            Dalam planning dikenal adanya blue print dan master plan. Blue print adalah visi dari organisasi, yakni tujuan dari organisasi itu sendiri. Sedangkan master plan adalah misi dari organisasi, yakni suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur planning (perencanaan) adalah sebagai berikut:
1.      Identifikasi dari kunci masalah
Untuk membuat suatu perencanaan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi atau menganalisa suatu masalah sehingga ditemukan kunci dari masalah tersebut.
2.      Orientasi dari TOP Manajemen
Kemudian dilanjutkan dengan pengarahan dari TOP Manajemen, disini sangat dibutuhkan peran seorang pemimpin. Setelah itu, dirumuskanlah tujuan dari organisasi.
3.      Penentuan rencana organisasi
Setelah itu, barulah menetapkan rencana dari organisasi yang ke depannya akan dijalankan untuk meraih tujuan organisasi.
4.      Peninjauan kembali rencana yang telah dibuat
                   Setelah rencana terbentuk, maka diperlukanlah adanya peninjauan kembali terhadap rencana yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kegagalan. Karena dengan peninjauan kembali terhadap rencana yang telah ditetapkan, maka kita dapat menganalisa apakan rencana kita sudah sesuai dengan tujuan yang akan kita inginkan.

Tipe-tipe planning :
1.      Menurut Jangka Waktunya, planning dibagi menjadi : planning jangka pendek, planning jangka menengah, dan planning jangka panjang.
2.      Menurut Frekuensi Penggunaan, planning dibagi menjadi : planning sekali pakai (untuk menghadapi situasi yang non-rutin) dan planning terus-menerus (untuk menghadapi situasi rutin).
3.      Menurut Fleksibilitasnya, dibagi menjadi : directional (berupa rencana yang fleksibel dan pemberian arahan umum), dan spesifik (berupa rencana yang spesifik sehingga tidak meninggalkan sedikitpun ruang untuk interpretasi.

                        Pengambilan keputusan harus ada dalam suatu perencanaan karena tanpa adanya pengambilan keputusan suatu perencanaan akan menjadi sia-sia belaka atau dengan kata lain tidak berguna. Karena pada dasarnya suatu perencanaan dibuat dengan maksud untuk mewujudkan tujuan yang telah dibuat sebelumnya. Dan disini pengambilan keputusan merupakan suatu perwujudan atau implementasi dari perencanaan yang sudah ada sebelumnya. Dalam sebuah perencanaan harus ada suatu rencana tambahan atau yang biasa disebut ”plan B” untuk kejutan yang mungkin akan terjadi, dan dibutuhkan ramalan yang tepat agar kita mengetahui resiko apa yang kemungkinan terjadi ataupun untuk meminimalisir resiko buruk ketika terjadi hal-hal diluar dugaan kita.  
                        Kita dapat mengimplementasikan materi perencanaan dan pengambilan keputusan ini ke dalam sebuah manajemen. Contoh yang paling silpel saja ”manajemen waktu” pada diri kita sendiri. Kita harus dapat mengatur waktu agar kita dapat melaksanakan semua kegiatan misalnya; kapan kita harus mengerjakan tugas, makan, sholat, tidur, menonton televisi, membaca, dan bahkan sekedar untuk bermain bersama teman dll. Disini kita dituntut untuk dapat mengatur semua kegiatan-kegiatan tersebut kapan akan dilakukan. Tanpa kita sadari kita sudah bisa melakukan perencanaan, biasanya kita merencanakan kapan kegiatan tersebut akan dilakukan dengan melamun sambil memikirkan apa yang akan kita lakukan setelah ini. Bahkan kita juga menimbang-nimbang apa yang akan terjadi atau resiko apa yang akan kita hadapi jika melakukan hal tersebut. Setelah itu kita pun juga melakukan pengambilan keputusan dengan jalan melakukan apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Jadi, pada dasarnya manusia tidak dapat lepas dari perencanaan dan pengambilan keputusan.

  1. ORGANIZING
                Organizing (pengorganisasian) merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Tujuan dari pengorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia bekerjasama secara efektif. Dengan memandang organizing sebagai suatu proses, kita dapat melihat dengan jelas bahwa beberapa hal-hal mendasar harus dipertimbangkan.
                Organization (organisasi) berbeda dengan organizing (pengorganisasian). Kalau organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan pengorganisasian adalah tindakan pengusahaan pola hubungan yang efektif antar orang-orang sehingga dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
            Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
1.      Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2.      Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3.      Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
5.      Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.


3.         LEADING
            Leading (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain) adalah suatu kemampuan untuk menarik atau merangkul orang lain untuk mau bekerjasama  dengannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Orang lain akan bersedia melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai pembagian tugas yang telah disepakati bersama yang tujuannya hanya satu, yakni meewujudkan tujuan organisasi.
            Setiap orang mempunyai sekedar pengaruh atas yang lain-lain, dengan praktek pengaruh ini jadi tumbuh. Sebagai orang lebih banyak dapat digunakan untuk mempengaruhi, maka sangat mungkin untuk mempraktekkan kepemimpinan ini.
            Kekuasaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Pemimpin memiliki kekuasaan yang lebih besar dibanding dengan bawahannya. Pemimpin, kekuasaan dan kepemimpinan adalah tiga kata yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya saling berkaitan, seorang pemimpin pasti membutuhkan jiwa kepemimpinan untuk memimpin para bawahannya dan kekuasaan sebagai bukti dari pangkat kepemimpinannya. Seorang pemimpin akan secara otomatis medapatkan kekuasaan ketika dia menjabat sebagai seorang pemimpin. Yang pada intinya kekuasaan akan ada seiring masa jabatannya. Kekuasaan sangat penting bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin belum bisa dikatakan sebagai pemimpin ketika dia tidak memiliki kuasa atau kekuasaan terhadap suatu.
Fungsi pemimpin ada 2, yakni :
1.      Fungsi yang berkaitan dengan tugas (Task Related Functions).
Yaitu fungsi yang mengarahkan bawahan agar dapat menyelesaikan tugas dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
2.      Fungsi yang berkaitan dengan kehidupan sosial (Group Maintenance atau Sosial Function).
Yaitu fungsi yang menjadi pengarah dan menjaga hubungan antar anggota agar tetap harmonis dan tidak terjadi perpecahan antar anggota yang mengakibatkan tujuan organisasi tidak tercapai.

4.         CONTROLLING
            Controlling (pengawasan) adalah suatu kegiatan untuk menjamin atau menjaga agar rencana tetap dapat diwujudkan dengan efektif. Masing-masing organisasi mempunyai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjaga agar organisasi itu dapat mencapai tujuannya mutlak diperlukan pengawasan. Pengawasan berfungsi menjaga agar seluruh jajaran berjalan di atas rel yang benar.
            Pengawasan dapat dilakukan dari jauh maupun dari dekat. Pengawasan dari jauh disebut pemantauan atau monitoring ini dapat dilakukan menggunakan sarana telepon, fax, atau radio. Wujud pengawasan cara ini adalah permintaan laporan kepada bawahan dan jawaban dari bawahan atas permintaan tersebut. Jika pengawasan dari jauh tidak efektif dapat dilakukan pengawasan langsung ke obyeknya. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan disebut sebagai pemeriksaan yang berarti pemeriksa berhadapan langsung dengan obyek yang diperlukan.
            Yang menjadi acuan kegiatan pengawasan adalah rencana, program kerja, prosedur atau petunjuk pelaksanaan yang pada umumnya dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib organisasi. Pengawasan bekerja dengan memakai semua tata tertib organisasi, prosedur dan tatacara yang telah ditetapkan sebagai tolok ukur atau pembanding untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan pokok organisasi itu telah berjalan dengan baik. Pengawasan bekerja pada saat pelaksanaan tugas pokok organisasi sedang berlangsung dan diharapkan segera bisa mengoreksi pelaksanaan kegiatan apabila diketahui ada penyimpangan. Penyimpangan di sini berarti ada kegiatan pelaksanaan tugas yang tidak sesuai dengan peraturan, prosedur atau juklak yang ditetapkan yang kalau tidak dikoreksi akan menyebabkan organisasi akan menyimpang makin jauh dari tujuannya.
            Pada umumnya para ilmuwan membedakan kegiatan pengawasan dengan evaluasi. Jika pengawasan dilakukan dengan pada saat kegiatan berlangsung maka evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai namun di dalam prakteknya kedua kegiatan ini hampir sama bentuknya karena setiap kegiatan pengawasan pasti akan terkait dengan evaluasi dan setiap kegiatan evaluasi pasti mengandung aspek pengawasan.
Tujuan dari pengawasan adalah sebagai berikut :
·         Adaptasi lingkungan
Dengan pengawasan, suatu organisasi dapat berjalan dengan baik karena para anggota dari organisasi tersebut dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungan tempat mereka berada. Karena ketika suatu organisasi tersebut mengalami suatu hal yang tidak diinginkan seorang pemimpin dan anggota-anggotanya dapat menyesuaikan atau membaur dengan lingkungan mereka sehingga organisasi tersebut bersifat dinamis. Yang pada akhirnya pula dapat meminimalkan kegagalan.
·         Meminimalkan kegagalan
Suatu planning yang baik haruslah disertai dengan pengawasan agar ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan yang sifatnya dapat menimbulkan efek kegagalan dalam organisasi dapat diminimalisir. Ketika pengawasan diberlakukan maka apabila ada sesuatu hal yang sifatnya menimbulkan kearah kegagalan dapat dicarikan suatu cara atau yang biasa kita sebut dengan plan B, agar kegagalan yang tadinya akan datang dapat diminimalkan.
·         Meminimumkan biaya
Pengawasan sangat dibutuhkan dalam menekan biaya yang harus dikeluarkan oleh suatu organisasi. Karena disini organisasi dapat mengontrol pengeluaran mereka. Pengeluaran yang sifatnya kurang begitu penting dapat dipikir ulang untuk selanjutnya ditekan agar anggaran tidak membengkak. Karena jika anggaran tidak dikendalikan maka pada akhirnya akan mengakibatkan kegagalan dalan organisasi tersebut.
·         Mengantisipasi kompleksitas dari organisasi
Terjadinya perubahan dalam lingkungan organisasi meningkatkan sifat kompleks organisasi, kenyataan bahwa para anggotanya membuat kesalahan dan keharusan bagi manajer untuk mendelegasikan wewenangnya, hal inilah yang membuat pengawasan itu perlu dilakukan.


Adapun jenis-jenis pengawasan ada 4, yakni sebagai berikut :
1. Pengawasan Intern
            Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.
Contoh : Seorang manajer yang melakukan pengawasasan terhadap kepala divisi-divisi yang ada di bawahnya, dan juga kepala divisi yang melakukan pengawasan terhadap anak buahnya. Disini pengawas berasal dari dalam organisasi tersebut.
2.  Pengawasan ekstern
            Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi.
Contoh : Lembaga pengawas korupsi (KPK, ICW) yang bertugas mengawasi lembaga-lembaga milik negara (BUMN) dan termasuk juga pemerintah. Para pejabat BUMN dan seluruh wakil rakyat di pemerintahan berkewajiban melaporkan harta kekayaan mereka sebelum menjabat dalam jabatan mereka masing-masing, sehingga disini KPK dan lembaga pemberantas korupsi dapat mengawasi bila terjadi penyimpangan-penyimpangan. Disini pengawas berasal dari luar organisasi yang bersangkutan. Jenis pengawasan seperti ini biasanya dilakukan dalam pemerintahan.
3. Pengawasan Preventif
            Pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.
Contoh : Seorang manajer yang melakukan rapat koordinasi sebelum melaksanakan suatu proyek agar kedepan jalannya proyek tersebut dapat terkendali sehingga meminimalkan kegagalan. Disini manajer dapat memantau sejauh mana anak buahnya telah melaksanakan tugas-tugas mereka masing-masing. Sehingga manajer tersebut tahu darimana harus memulai agar proyeknya dapat berjalan dengan baik dan sukses.
4. Pengawasan Represif
            Pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.
Contoh : Seorang manajer yang melakukan rapat evaluasi terhadap kegiatan yang sebelunya telah dilakukan. Sehingga manajer disini dapat menyampaikan kekurangan dan kelebihan kinerja dari masing-masing divisi. Sehingga yang menjadi kekurangan seterusnya dapat diperbaiki sehingga dapat meminimalkan kegagalan.
            Langkah-langkah dasar dalam pengawasan adalah sebagai berikut : Menentukan standart dan metode yang ditetapkan untuk mengukur prestasi, kemudian mengukur prestasi kerja (Apakah prestasi memenuhi standart atau tidak ?), jika ya maka tidak dilakukan apapun atau dengan kata lain tujuan telah tercapai. Sedangkan jika tidak, maka dilakukan tindakan korektif  dan melakukan evaluasi ulang atas standart yang telah ditetapkan.

            SIM adalah merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data – data tersebut diolah oleh manajemen untuk menjadi sebuah informasi.



KESIMPULAN
 
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
            Fungsi-fungsi manajemen menurut James A.F Stoner ada 4, yakni : Planning, Organizing, Leading, dan Controlling. Dan biasanya disebut dengan POLC.
  • Planning (perencanaan) merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan dimasa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
  • Organizing (pengorganisasian) merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Tujuan dari pengorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia bekerjasama secara efektif. Dengan memandang organizing sebagai suatu proses, kita dapat melihat dengan jelas bahwa beberapa hal-hal mendasar harus dipertimbangkan.
  • Leading (kemampuan untuk mempengaruhi orang lain) adalah suatu kemampuan untuk menarik atau merangkul orang lain untuk mau bekerjasama  dengannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Orang lain akan bersedia melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai pembagian tugas yang telah disepakati bersama yang tujuannya hanya satu, yakni meewujudkan tujuan organisasi.
  • Controlling (pengawasan) adalah suatu kegiatan untuk menjamin atau menjaga agar rencana tetap dapat diwujudkan dengan efektif. Masing-masing organisasi mempunyai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjaga agar organisasi itu dapat mencapai tujuannya mutlak diperlukan pengawasan. Pengawasan berfungsi menjaga agar seluruh jajaran berjalan di atas rel yang benar.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani. 2000. Perencanaan Manajemen Jilid 1. Yogyakarta: UGM Press.
 Siswanto, Bedjo. 1990. Manajemen Modern, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Sinar Baru.
 Stoner, James A F,dkk. 1996. Manajemen Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
 Syafi’i, MS, Imam. 1994. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT Karya Grafika.



ANALISIS JABATAN "STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) X KEBUN AJONG GAYASAN

MAKALAH “Analisis Jabatan” Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara (Pe...