ABSTRAK
Pengorganisasian merupakan kegiatan
dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
sukses. Tujuan dari pengorganisasian ialah untuk membimbing manusia-manusia
bekerjasama secara efektif. Dengan memandang organizing sebagai suatu proses,
kita dapat melihat dengan jelas bahwa beberapa hal-hal mendasar harus
dipertimbangkan. Struktur organisasi haruslah mencerminkan tujuan dan rencana.
Selain itu harus mencerminkan wewenang yang tersedia bagi manajemen perusahaan
itu. Struktur organisasi seperti halnya setiap rencana, haruslah mencerminkan
lingkungannya. Delegasi adalah proses penyerahan kekuasaan dari atasan ke bawahannya. Dengan adanya
delegasi dapat mempercepat pengambilan keputusan.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Apabila kita menjumpai adanya
sekelompok orang yang bekerjasama untuk sesuatu tujuan, walaupun kelompok itu
hanya terdiri dari dua ornag atau lebih maka dapat diartikan suatu
organisasi beserta prinsip-prinsip yang
harus melandasi setiap usaha kerja sama. Sebagai contoh misalnya ada dua orang
yang bekerja sama untuk memindahkan sebuah batu besar yang terlampau berat
untuk dikerjakan hanya oleh seorang. Dalam contoh ini dijumpai suatu unsur
“usaha bersama” yang sinonim dengan “organisasi”, demikian juga sinonim dengan
“koordinasi”. Atas dasar pengertian ini, James D. Money dalam bukunya yang
terkenal “The Principle of Organization” memberikan definisi tentang organisasi
sebagai “the form of every human association for the attainment of a common
purpose, bentuk setiap kerja sama manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Antara
organisasi dengan manajemen tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Organisasi dapat diibaratkan sebagai anatomi daripada
administrasi sedangkan manajemen sebagai fisiologinya. Keduanya saling
bergantung satu sama lain ssebagaimana halnya anatomi dan fisiologi daripada setiap organisme yang hidup.
Pemisahan antara “organisasi” dengan “manajemen” hanya sekedar untuk
menunjukkan katagori yang diperlukan dalam usaha analisa dan sifatnya
katagori yang ideal belaka.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dipelajarinya
pengawasan dalam manajemen adalah:
a.
Mengetahui
bagaimana pengorganisasian yang baik dalam ilmu managemen.
b.
Mengetahui
pentingnya struktur organisasi dalam mencerminkan tujuan dan planning dalam
organisasi.
c.
Mengetahui
perbedaan antara struktur kepanitiaan dan struktur pengorganisasian.
d.
Dapat
menjelaskan apa yang dimaksud dengan delegasi wewenang.
1.3 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari
praktikum ini adalah:
a.
Bagaimana
pengorganisasian yang baik dalam ilmu managemen ?
b.
Bagaimana
pentingnya struktur organisasi dalam mencerminkan tujuan dan planning dalam
organisasi ?
c.
Apakah
perbedaan antara struktur kepanitiaan dan struktur pengorganisasian ?
d.
Apa
yang dimaksud dengan delegasi wewenang ?
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengorganisasian
(organizing) merupakan suatu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian
pekerjaan di antara para anggota organisasi sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai secara efisien (Stoner, 1996).
Sedangkan
T Hani Handoko (1999) memberikan pengertian pengorganisasian adalah proses
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimiliki, dan lingkungan yang melingkupinya.
·
Proses Pengorganisasian
Menurut
Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima
langkah:
1.
Merinci seluruh pekerjaan yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2.
Membagi beban kerja ke dalam
kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang
atau oleh sekelompok orang.
3.
Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan
dengan cara yang logis dan efisien
4.
Penetapan mekanisme untuk
mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
5.
Memantau efektivitas organisasi
dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan
efektivitas.
Menurut
T Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur sebagai berikut:
1.
Pemerincian seluruh kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.
Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
3.
Pengadaan dan pengembangan suatu
mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Hari dan Tanggal
Praktikum Dasar-dasar menejemen
acara pengorganisasian ini dilaksanakan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 18 April 2011
3.2 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan dengan
cara diskusi dan presentasi dari penyaji yang ditentukan oleh asisten.
3.3 Tempat Praktikum
Pelaksanaan praktikum dasar-dasar
menejemen ini bertempat di : Laboratorium Manajemen Agroindustri
Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
Fakultas Teknologi
Pertanian.
3.4 Cara memperoleh
data
Praktikan memperoleh data pada
praktikum kali ini dengan jalan mengunjungi pondok pesantren dan melakukan wawancara dengan pengurus
mengenai pengorganisasian yang ada dalam pondok pesantren tersebut.
BAB
4. PEMBAHASAN
4.1
Definisi tentang organisasi dan
pengorganisasian serta kaitannya dengan pondok pesantren yang telah dikunjungi
Organization
(organisasi) berbeda dengan organizing (pengorganisasian).
·
Organisasi
(organization) adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
·
Pengorganisasian
(organizing) adalah tindakan
pengusahaan pola hubungan yang efektif antar orang-orang sehingga dapat bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kaitan
antara pengorganisasian dengan pondok pesantren yang telah dikunjungi dalam hal
ini adalah pondok pesantren ATH-THOYBAH adalah untuk mempelajari
pengorganisasian yang terdapat pada pondok pesantren tersebut. Diharapkan
dengan melakukan wawancara langsung kepada para pengurus yang ada pada
organisasi pondok pesantren tersebut, praktikan dapat lebih memahami pentingnya
pengorganisasian dalam suatu organisasi.
Pengoganisasian
pada pondok pesantren ATH-THOYBAH sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari
struktur organisasi yang ada. Sudah memenuhi untuk disebut sebagai organisasi.
Terdapatnya pengasuh pondok sebagai pembina, ketua sebagai penanggung jawab,
sekertaris, bendahara, dan divisi-divisi (divisi kesantrian, divisi keamanan,
divisi ta'mir, dan divisi pendidikan. Masing-masing divisi tersebut memiliki
tugasnya masing-masing dan berbeda antar divisi. Hal ini dilakukan untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja.
Suatu
organisasi haruslah memiliki visi dan misi sehingga organisasi tersebut
memiliki tujuan yang kongkrit dan nyata. Selain itu organisasi menjadi memiliki
cara untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk visi dan misi dari pondok pesantren
ATH-THOYBAH ini
adalah :
Visi : Mencetak generasi muda yang religius dan intelektualis.
Misi :
·
Melaksanakan
program pendidikan keagamaan dengan metode yang
komunikatif dan interaktif.
·
Melaksanakan
program pengembangan wawasan intelektualitas dalam
kajian aktual seputar agama, budaya, sosial, dan politik.
4.2
Pengertian dan hubungan antara
pembagian kerja dan pembagian departemen
Ada dua aspek utama dalam proses
penyusunan struktur organisasi, yaitu departementalisasi dan pembagian kerja
(division of labor).
Pembagian kerja adalah pemerincian
tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Prinsip pembagian kerja ini
merupakan tiang dasar pengorganisasian.
Dalam pembagian kerja, spesialisasi
pekerjaan merupakan hal yang utama. Manfaat spesialisasi pekerjaan adalah
menyebabkan kenaikan produktivitas. Hal ini disebabkan tidak seorangpun yang
secara fisik akan mampu melaksanakan seluruh kegiatan dalam tugas-tugas yang
paling rumit. Pekerjaan yang paling rumit memerlukan beberapa langkah dan
memerlukan pembagian langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh beberapa orang.
Pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti ini memungkinkan orang
mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu.
Akan tetapi
selain manfaat yang didapat dari spesialisasi pekerjaan, adalah dampak negatif
dari spesialisasi pekerjaan. Beberapa penulis manajemen menyebutkan bahwa
spesialisasi pekerjaan akan berdampak pada demoralisasi dari
pekerjaan-pekerjaan yang menjemukan dan repetitif.
Departementalisasi
atau pembagian departemen adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu
organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat
dikerjakan bersama.
Macam-macam departementalisasi :
1. Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan yang
sejenis dalam suatu organisasi. Kebaikan departementalisasi fungsional adalah
menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi utama, menciptakan efisiensi,
memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat. Sedangkan keburukannya
adalah terjadinya konflik antar fungsi, kemacetan tugas, pandangan yang sempit.
2.
Departementalisasi Divisional
Departementalisasi
divisional adalah pembagian divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan
proses. Kebaikan departementalisasi divisional adalah pekerjaan dapat lebih
mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi, kualitas dan kecepatan
pembuatan keputusan meningkat. Kelemahannya adalah kepentingan divisi
ditempatkan di atas tujuan organisasi keseluruhan, meningkatkan biaya
administrasi (karena setiap divisi mempunyai anggota staff dan spesialis
tersendiri).
3.
Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek
dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini berusaha
menggabungkan kebaikan-kebaikan dari dua tipe departementalisasi di atas.
·
Kebaikan organisasi proyek dan matriks adalah
sebagai berikut:
1.
Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer-manajer
fungsional
2.
Mengembangkan keterampilan pegawai.
3.
Memotivasi karyawan tentang pandangan manajemen
menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan
4.
Memberikan fleksibilitas dan mengembangkan
kreativitas
5.
Menstimulasi kerjasama antar disiplin
6.
Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan
·
Kelemahan organisasi proyek dan matriks adalah:
1.
Pertanggungjawaban ganda
2. Memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal
3. Memerlukan lebih banyak keterampilan
4. Mendorong pertentangan kekuasaan dan perdebatan
5. Sangat mahal untuk diimplementasikan
4.3
Pendelegasian wewenang
Pendelegasian wewenang adalah proses
penyerahan kekuasaan dari atasan ke
bawahannya. Dengan adanya delegasi dapat mempercepat pengambilan keputusan dan
dapat mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja.
Hal-hal
yang berkenaan dengan pendelegasian wewenang adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan
dan memberikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan.
2.
Melimpahkan
wewenang kepada sebagian orang yang ditunjuk.
3.
Orang yang
ditunjuk mempunyai kewajiban untuk melaksanakan wewenang yang telah dilimpahkan
kepadanya.
4.
Menerima
hasil pertanggungjawaban atas kegiatan atau perintah yang telah dilimpahkan.
4.4
Pengertian dan perbedaan antara
struktur kepanitiaan dan struktur pengorganisasian
Struktur organisasi adalah
mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor utama
yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.
Strategi organisasi untuk mencapai
tujuannya.
2.
Teknologi yang digunakan
3.
Anggota dan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi
4.
Ukuran organisasi
Sedangkan unsur-unsur
struktur organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi kegiatan berkenaan
dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2.
Standarisasi kegiatan yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang
direncanakan
3.
Koordinasi kegiatan yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.
Sentralisasi dan desentralisasi
pembuatan keputusan
5.
Ukuran satuan kerja menunjukkan
jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
·
Struktur pengorganisasian adalah :
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
·
Struktur
kepanitiaan adalah : pembagian dari panitia-panitia dalam suatu kegiatan
kepanitiaan.
Perbedaan
antara struktur kepaintiaan dan struktur pengorganisasian adalah :
·
Struktur
pengorganisasian : bersifat permanen, dalam masa jabatan yang lama, berbentuk
bagan-bagan.
·
Struktur
kepanitiaan : bersifat sementara, dalam masa jabatan yang singkat (ketika
kegiatan berakhir, berakhir pula masa jabatannya), berbentuk uraian (jabatan
dan nama-nama dibawahnya, tidak ada bagan).
4.5
Bagan dalam struktur organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan
susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan
menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan organisasi memperlihatkan lima aspek
utama suatu struktur organisasi:
1.
Pembagian
kerja.
2.
Manajer
dan bawahan atau rantai perintah.
3.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokkan
segmen-segmen pekerjaan
5.
Tingkatan
manajemen
Bentuk-bentuk
bagan organisasi terdiri dari:
1.
Bentuk piramid.
Bentuk yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan mudah
dimengerti.
2.
Bentuk vertikal. Bentuk yang agak menyerupai bentuk piramid dalam hal pelimpahan
kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
3.
Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar, aliran wewenang dan tanggung
jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4.
Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan
lain.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari praktikum acara pengorganisasian ini
adalah :
·
Organisasi
(organization) adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
·
Pengorganisasian
(organizing) adalah tindakan
pengusahaan pola hubungan yang efektif antar orang-orang sehingga dapat bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu.
·
Pembagian kerja adalah
pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung
jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Prinsip pembagian
kerja ini merupakan tiang dasar pengorganisasian.
·
Departementalisasi atau
pembagian departemen adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu
organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat
dikerjakan bersama.
·
Pendelegasian wewenang adalah proses
penyerahan kekuasaan dari atasan ke
bawahannya. Dengan adanya delegasi dapat mempercepat pengambilan keputusan dan
dapat mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja.
·
Struktur organisasi
adalah mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
·
Bagan organisasi
memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi
organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya.
5.2 Saran
Praktikan seharusnya lebih mengerti
tentang materi yang akan disampaikan, sehingga arah diskusi menjadi dua arah
dan forum akan semakin menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta : BPFE
Scott,
George M.1995. Prinsip – prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Daja Grafindo Persada.
Siswanto, Bedjo. 1990. Manajemen Modern, Konsep
dan Aplikasi. Bandung: Sinar Baru.
Stoner, James A.F,dkk. 1996. Manajemen
(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Syafi’i, MS, Imam. 1994. Dasar-Dasar Manajemen.
Jakarta: PT Karya Grafika.